By: Azharul Hakim
13 November 2025

NYATA MEDIA — Saat mengenalkan serial terbarunya, All’s Fair pada akhir Oktober lalu, bintang reality show Kim Kardashian mengungkap dirinya didiagnosa aneurisma otak.

“Untungnya masih kecil. Kata dokter, itu akibat stres. Perceraianku dengan Kanye memang bikin stres. Sebab dia bapak keempat anakku. Jadi dia akan tetap ada dalam hidpku,” kata pengusaha pakaian dalam wanita, kosmetik, skincare dan parfum itu.

Sayangnya mantan istri rapper dan pengusaha Kanye West itu tidak mendetilkan penjelasannya. Misalnya, seberapa besar aneurismanya. Di mana posisinya, apa saja gejalanya, apa tidakan medis yang sudah dia jalani, dan apakah Kim memiliki faktor-faktor pemicu aneurisma.

“Sekecil apa pun, aneurisma tak boleh dibiarkan. Harus segera ditangani. Karena aneurisma bisa mengancam nyawa,” jelas Prof. Dr. dr. Joni Wahyuhadi., SpBS (K)., MARS kepada Nyata Kamis (6/11) lalu.

“Semakin dini penanganannya, semakin kecil resikonya,” tambah Dr. dr. Nur Setiawan Suroto., SpBS., Subsp.N-Vas (K), IFAANS yang mendampingi dr Joni dalam wawancara ini.

| Baca Juga : Pangeran William Tidak Kasih Ponsel ke Anak, Ini Alasannya

Kedua spesialis bedah syaraf RSUD dr Soetomo Surabaya, yang hampir setiap hari menangani aneurisma otak itu sependapat bahwa, stress memang bisa memicu timbulnya aneurisma di otak.

Prof. Dr. dr. Joni Wahyuhadi., SpBS (K)., MARS. Foto : Nyata

Prof. Dr. dr. Joni Wahyuhadi., SpBS (K)., MARS. Foto : Nyata

Pertanyaannya, aneurisma itu apa? Seberapa bahaya dan apakah timbulnya hanya di otak?

Mengancam Nyawa

Aneurisma adalah menggelembungnya dinding aorta. Bentuknya menyerupai balon saat ditiup. Aorta sendiri adalah pembuuh darah utama yang ada di seluruh tubuh. Karena fungsinya adalah menyalurkan darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan. Kornea mata, tidak butuh darah.

Aneurisma terbentuk di aorta yang dindingnya tipis atau lemah. Yang paling sering di otak (brain aneurysm), di dekat jantung (thoracic aneurysm), di dinding perut (abdominal aneurysm), di leher, betis dan bahkan tungkai. Yang terakhir itu paling jarang terjadi.

Di mana pun posisinya, aneurisma bisa pecah. Karena letaknya di aorta, maka saat pecah pasti menimbulkan perdarahan dalam yang bisa mengancam nyawa.

Perdarahan sesedikit apa pun, kalau di otak menyebabkan stroke. Kalau koyaknya lebar, pasti mengancam nyawa penderita. Kecuali segera ada tindakan medis.

| Baca Juga : Terlihat Kuat di Luar, 4 Zodiak Ini Ternyata Punya Hati yang Rapuh

Masalahnya, munculnya aneurisma lebih sering tanpa disertai gejala. Bahkan hingga gelembungnya membesar dan memanjang pun, gejala itu tidak muncul. Gejala itu muncul saat aneurismanya koyak. Atau ketika mulai menekan syaraf tertentu di otak.

Maka tidak heran kalau Kim Kardashian terkejut dengan diagnosa dokternya. Sebab dia tidak merasakan gejalan apa pun dari aneurismanya.

Pemicu Aneurisma

Aneurisma bukan penyakit. Tapi perubahan fisik aorta karena dipicu oleh faktor keturunan, hormonal, diabetes mellitus, darah tinggi, kolesterol tinggi dan gaya hidup yang buruk.

Bagaimana dengan stres? Sebab aneurismanya Kim Kardashian, kata dokernya, dipicu oleh stres.

Seperti yang telah disebutkan di awal tulisan ini, Prof Dr dr Joni Wahyuhadi., SpBS (K)., MARS dan Dr dr Nur Setiawan Suroto., SpBS., N-Vask (K), IFANNS sependapat bahwa stres memang memicu munculnya aneurisma.

“Pemicu faktor keturunan, hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi dan faktor hormonal pada wanita,” jelas dr Joni yang mantan Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya itu.

| Baca Juga : Nadine Chandrawinata Ungkap Rahasia Pernikahan Langgeng Beda Agama

Bagaimana dengan stres?

“Stres meningkatkan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang terus menerus itulah yang memicu timbulnya aneurisma. Apakah ada hal lain terkait stres, yang memicu timbulnya aneurisma, belum tahu. Hingga kini belum diketahui secara pasti, apa saja pemicu aneurisma,” lanjut Ketua Umum PERSPEBSI (Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia) dan YKI (Yayasan Kanker Indonesia) cabang utama Jatim itu.

Gaya Hidup Buruk

“Gaya hidup yang buruk juga memicu aneurisma. Mengabaikan lelah, sering kurang tidur, banyak mengonsumsi makanan instan, siap jadi, berpengawet, karbo proses, yang manis-manis, alkohol. Merokok, apa pun rokoknya. Tembakau, elektrik, vape, sama bahayanya. Pola tidur yang buruk juga berpengaruh,” tambah dr Iwan yang pernah bertugas belajar di dua rumah sakit di Tokyo, Beijing dan Bundang (Korsel).

Selain itu, lanjut ahli bedah otak kelahiran Solo tahun 1980 itu, “Terlalu berambisi dan terburu-buru dalam ‘mengejar’ sesuatu, tidak hanya mendorong timbulnya aneurisma. Tapi lebih parah dari itu: Bisa bikin aneurisma pecah.

“Bagi penderita aneurisma atau yang punya faktor-faktor resiko, juga harus memperhatikan aktifitas sek*ualnya. Karena s*ks juga bisa bikin aneurisma pecah,” Joni yang ketua PERSI (Persatuan Rumah Sakit se Indonesia) itu.

Alat Tercanggih

Kini RSUD dr Soetomo Surabaya sudah memiliki alat deteksi dan penanganan aneurisma yang tercanggih saat ini. Rumah sakit-rumah sakit terkenal di negara maju juga menggunakan alat tersebut. Namanya Neurointerventional Biplane Angiography Bi-Plane.

| Baca Juga : Cara Sydney Sweeney Turunkan Berat Badan 13 kg dalam Dua Bulan

Dengan alat yang menyerupai CT Scan, yang ke dua ujung ‘lengan’nya dilengkapi kamera, dokter spesialis bedah syaraf bisa mendeteksi kelainan pembuluh darah yang sekecil apa pun. Di mana pun posisinya di otak dan sumsum tulang belakang. Istimewanya, alat tersebut menghasilkan gambar tiga dimensi. Sehingga dokter bisa melihat ‘realita’ dari kelainan itu, tanpa perlu membuka kepala.

Hebatnya lagi, alat tersebut tak hanya bisa mendeteksi. Tetapi juga berguna untuk memandu penanganannya. Baik untuk aneurisma, DSA untuk pembuluh darah yang buntu dan kelainan pembuluh darah otak lainnya seperti AVM. Kelainan bawaan, di mana arteri dan vena (pembuluh yang mengantar darah balik ke jantung) saling terhubung secara tidak normal dan langsung.

“Dengan alat ini, deteksi dan penanganannya bisa sekali jalan. Sehingga resiko pada penderita bisa diminimalkan,” jelas dr Iwan tentang alat pemberian Kementrian Kesehatan itu.

“Ini rumah sakit yang pertama dapat alat itu,” tambah dr Joni, bangga.

Beberapa rumah sakit lain kini sudah punya alat serupa. Ada yang beli sendiri, ada juga yang hibah dari Kemenkes.

Deteksi Dini

Seperti yang dr Joni dan dr Iwan ingatkan di awal tulisan ini, aneurisma jangan diabaikan. Lebih dini diketahui dan ditangani, lebih baik. “Karena kalau sudah besar, apalagi kalau posisinya sulit dan ada bagian yang sudah ‘membatu,’ sangat menyulitkan penanganan. Ada kasus-kasus aneurisma yang tidak bisa ditangani karena terlambat datang. Padahal posisinya sulit.

| Baca Juga : Rahasia Bugar dan Tubuh Ideal Nenek 65 Tahun

Diakui oleh kedua ahli bedah syaraf tersebut bahwa aneurisma sering tanpa gejala. Sehingga penderitanya tak menyadari kemunculan tonjolan aorta itu.

“Karena itu kalau keluarga kandung punya riwayat kelainan pembuluh darah, penyumbatan atau stroke, segera lakukan deteksi dini. Begitu juga para penderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi yang menahun. Dan mereka yang lifestyle-nya seperti yang saya sebutkan tadi,” tegas dr Iwan.

“Jumlah penderita aneurisma saat ini sudah dua persen populasi. Jadi bisa dihitung sendiri, kalau jumlah penduduk kita sekarang 282 juta jiwa,” kata dr Joni.

Wanita Lebih Potensial

Menurut ke dua spesialis tersebut, dan statistik di beberapa negara, wanita lebih rentan terhadap aneurisma. “Faktor hormonal. Salah satu fungsi hormon estrogen adalah menjaga kelenturan dinding pembuluh darah. Ketika kadar oksigen menurun, maka kelenturan dindingnya pun berkurang,” jelas guru besar kelahiran Kediri, Jawa Timur itu.

“Karena itu wanita yang sudah menopause, terutama yang memiliki faktor-faktor resiko, sebaiknya melakukan skrining. Supaya kalau ada aneurisma, bisa ditangani lebih awal,” tegasnya.

Tetapi itu tidak berarti bahwa yang belum menopause, bebas dari aneurisma. Seorang wanita bernama Hanifa, yang tinggal di daerah Ketintang, Surabaya, didiagnosa aneurisma di usia 31 tahun.

| Baca Juga : 6 Outfit Zhao Lusi di Konser Ulang Tahun Bikin Penonton Terpukau

Dia sangat menjaga pola makannya. Tidak diabetes, tidak hipertensi, kolesterolnya normal dan tidak merokok dan tidak bergaul dengan perokok. Tubuh Hanifa tidak gemuk. Dia juga tidak minum alkohol dan tidak punya riwayat keluarga. “Toh saya kena aneurisma,” katanya kepada Nyata.

Hanifa yang saat wawancara ini sedang berada di New York, Amerika Serikat, ‘beruntung’ karena mengalami gejala khas aneurisma. Yakni sakit kepala yang hebat dan berulang.

“Kepala belakang, yang dekat tengkuk terasa kemeng (pening dan berat, Red) sekali. Bisa sampai dua jam. Itu terulang dua tiga kali sebulan,” tuturnya.

Mulanya ibu tiga anak itu mengira, “Masalah di wisdom teeth (gigi bungsu di ujung geraham, Red). Meski problem gigi sudah diatasi, kemeng-nya gak berkurang. Malah makin parah. Puncaknya, pening hebat itu terasa hingga tujuh jam, disertai mual. Itu benar-benar horror day,” lanjutnya.

Saking peningnya, Hanifa kolaps dan dibawa ke rumah sakit. Saat di-CT Scan, ketahuan sumber kemeng-nya. Yakni aneurisma di pembuluh darah yang dekat otak kecil. Hari itu juga dilakukan tindakan berupa coiling. Yakni memasukkan kumparan (koil) kawat lunak ke dalam kantung aneurisma, untuk menyumbat darah agar tidak memasuki bagian yang menggelembung itu. Sekaligus untuk mencegah terjadinya perdarahan karena koyaknya dinding yang menggelembung (aneurisma) itu.

Tindakan tersebut dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pangkal paha (ada juga yang di pangkal lengan). Dengan dipandu sinar X, dokter memasukkan kateter yang sudah membawa koil hingga ke titik aneurismanya.

“Faktor keturunan, genetik, lebih berperan dibanding faktor hormonal,” kata dr Joni. Sayang hanifa tak menyebut, apakah ada keluarga kandungnya yang mengalami gangguan atau kelainan pembuluh darah.

“Sekarang jumlah penderita aneurisma yang usianya muda makin banyak. Saya kemarin menangani pasien aneurisma umur 22 tahun. Faktor genetis,” tambah dr Iwan. (*)

Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggunya, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.

Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace. (*)

Tags:

Leave a Reply