By: Azharul Hakim
13 November 2025

Beberapa rumah sakit lain kini sudah punya alat serupa. Ada yang beli sendiri, ada juga yang hibah dari Kemenkes.

Deteksi Dini

Seperti yang dr Joni dan dr Iwan ingatkan di awal tulisan ini, aneurisma jangan diabaikan. Lebih dini diketahui dan ditangani, lebih baik. “Karena kalau sudah besar, apalagi kalau posisinya sulit dan ada bagian yang sudah ‘membatu,’ sangat menyulitkan penanganan. Ada kasus-kasus aneurisma yang tidak bisa ditangani karena terlambat datang. Padahal posisinya sulit.

| Baca Juga : Rahasia Bugar dan Tubuh Ideal Nenek 65 Tahun

Diakui oleh kedua ahli bedah syaraf tersebut bahwa aneurisma sering tanpa gejala. Sehingga penderitanya tak menyadari kemunculan tonjolan aorta itu.

“Karena itu kalau keluarga kandung punya riwayat kelainan pembuluh darah, penyumbatan atau stroke, segera lakukan deteksi dini. Begitu juga para penderita diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi yang menahun. Dan mereka yang lifestyle-nya seperti yang saya sebutkan tadi,” tegas dr Iwan.

“Jumlah penderita aneurisma saat ini sudah dua persen populasi. Jadi bisa dihitung sendiri, kalau jumlah penduduk kita sekarang 282 juta jiwa,” kata dr Joni.

Wanita Lebih Potensial

Menurut ke dua spesialis tersebut, dan statistik di beberapa negara, wanita lebih rentan terhadap aneurisma. “Faktor hormonal. Salah satu fungsi hormon estrogen adalah menjaga kelenturan dinding pembuluh darah. Ketika kadar oksigen menurun, maka kelenturan dindingnya pun berkurang,” jelas guru besar kelahiran Kediri, Jawa Timur itu.

“Karena itu wanita yang sudah menopause, terutama yang memiliki faktor-faktor resiko, sebaiknya melakukan skrining. Supaya kalau ada aneurisma, bisa ditangani lebih awal,” tegasnya.

Tetapi itu tidak berarti bahwa yang belum menopause, bebas dari aneurisma. Seorang wanita bernama Hanifa, yang tinggal di daerah Ketintang, Surabaya, didiagnosa aneurisma di usia 31 tahun.

| Baca Juga : 6 Outfit Zhao Lusi di Konser Ulang Tahun Bikin Penonton Terpukau

Tags:

Leave a Reply