By: Farah Yumna
11 September 2025

NYATA MEDIA — Banyak kebiasaan sehari-hari yang diam-diam merusak otak, salah satu aset berharga yang tubuh kita miliki.

Mulai screen time terus menerus hingga multitasking atau bahkan menganggur terlalu lama, ini deretan kebiasaan yang bisa merusak otak.

Multitasking

Para ahli mempelajari bahwa daya ingat tidak akan berfungsi dengan baik ketika kita tidak fokus pada satu hal.

”Multitasking mungkin terasa seperti Anda menyelesaikan banyak hal. Tapi sebenarnya justru memperlambat dan menguras otak Anda,” papar neuropsikolog Sanam Hafeez, PhD.

| Baca Juga : Pencet Jerawat di Area Hidung Bisa Picu Infeksi Otak

Dia menjelaskan, setiap kali kita beralih dari satu tugas ke tugas lain, pikiran harus diatur ulang dan peralihan itu membutuhkan energi.

Alih-alih jadi lebih efisien, kalian justru menghabiskan sumber daya mental dan membuat kesalahan di sepanjang prosesnya.

Sanam pun menyarankan teknik Podomoro, yaitu mengerjakan satu tugas selama 25 menit, kemudian beristirahat.

Cara itu memberi otak, waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memproses apa yang dilakukan. Sehingga kita lebih fokus dan produktif dalam jangka panjang.

Mengorbankan Tidur

Tidur kurang dari tujuh jam secara terus menerus sering dikaitkan dengan penurunan kognitif dini.

”Tidur membersihkan racun, memperkuat daya ingat dan memulihkan fungsi otak dan ini bukan hanya soal jam,” kata neuropsikolog klinis Sarah Bullard, PhD.

”Kondisi seperti sleep apnea yang mengganggu aliran oksigen saat tidur, sangat berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah dan peningkatan risiko demensia,” imbuhnya.

| Baca Juga : Dianggap Lebih Seksi dan Cerdas, Pria Botak Lebih Disukai Wanita

Lewatkan Sarapan Terus Menerus

Setelah tidur semalaman, tubuh pada dasarnya telah berpuasa selama berjam-jam dan otak butuh bahan bakar untuk beraktivitas.

Melewatkan sarapan menyebabkan konsentrasi memburuk, mudah tersinggung dan kurangnya motivasi seiring berjalannya hari.

Jadi sarapanlah. Jika tidak sempat, nyemil snack kaya protein. Sarapan yang padat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga pikiran tetap tajam dan fokus.

| Baca Juga : Claresta Taufan Tinggalkan Karate demi Akting

Scrolling Sebelum Tidur

Scrolling sebelum tidur mengurangi waktu tidur akibat peningkatan pelepasan hormon stres (kortisol) dan menekan melatonin atau hormon alami yang mengatur pola tidur.

”Padahal saat tidur nyenyak, otak mengambil infomasi dari hari sebelumnya dan menstabilkannya ke dalam memori jangka panjang,” papar dokter ahli saraf James Maniscalco, PhD.

”Proses ini membantu memperkuat pembelajaran informasi baru, pemecahan masalah dan pengembangan ketrampilan,” imbuhnya.

Hentikan scrolling 30 menit sebelum tidur. Ganti dengan aktivitas menenangkan, seperti peregangan ringan, menulis jurnal, latihan pernapasan, ngobrol rileks atau refleksi diri.

| Baca Juga : Kehamilan Langka: Wanita di India Mengandung Janin 12 Minggu di Hati

Daftar Tugas Berlebihan

Selain multitasking, membuat daftar tugas terlalu banyak juga membanjiri memori otak dan itu tidak baik.

”Ketika orang-orang membuat daftar tugas yang ’harus’ atau ’bisa’ dilakukan tanpa prioritas yang jelas, justru membuat makin stres,” ujar Jamey.

Penelitian menunjukkan, kita hanya bisa menyimpan sekitar tiga hingga lima hal dalam memori kerja pada suatu waktu.

Setelah melampaui itu, kita membebani korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab untuk perencanaan, fokus dan pengambilan keputusan.

Tidak Bergaul

Kesibukan membuat seseorang tidak punya waktu cukup untuk bergaul. Dan mengisolasi diri ini justru bisa mengacaukan otak.

”Berinteraksi dengan orang lain, bahkan sekadar mengobrol dengan teman atau anggota keluarga, memberi otak, stimulasi yang dibutuhkan untuk tetap sehat,” kata Sanam.

Tanpa interaksi tersebut, otak terasa lamban dan terputus.

| Baca Juga : Gordon Ramsay Operasi Kanker Kulit, Ingatkan Pentingnya Sunscreen

Kurang Bergerak

Menurut  sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam PLOS ONE, intervensi terbaik untuk meningkatkan kemampuan otak adalah latihan kardiovaskular.

”Latihan ini mengurangi peradangan, mengendalikan berat badan, mengelola tekanan darah dan gula darah serta meningkatkan aliran darah ke otak. Jadi bergeraklah di sela rutinitas Anda,” kata Sarah. (*/ade)

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di InstagramTikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply