A ngka kejadian kanker anak lebih tinggi di negara maju dibandingkan dengan negara berkembang. Kondisi ini karena banyaknya kasus kanker pada anak di negara berkembang yang tidak terlaporkan.
Bahkan kasus kanker pada anak banyak yang tertutup oleh kasus-kasus, seperti infeksi dan malnutrisi.
Berdasar data sebanyak 80 persen kanker pada anak terjadi di negara berkembang dengan kasus tertinggi adalah leukemia.
Sekitar 96.400 anak meninggal karena kanker di seluruh dunia. Hal ini disebabkan karena masih banyak anak dengan kanker yang ditemukan sudah stadium lanjut.
Dokter Spesialis Anak, Ahli Hematologi Onkologi dari Yayasan Kanker Indonesia dr Anky Tri Rini Kusumaning Edhy, Sp.A.(K) menjelaskan, sangatlah penting bagi orang tua dari anak penyandang kanker untuk memahami tentang perawatan anak dengan kanker di rumah.
|Baca Juga: Cara Tepat Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
“Termasuk kondisi efek samping kemoterapi, bagaimana mengatasi efek samping dan penanganannya. Kapan harus kontrol dan keadaan yang memerlukan penanganan segera seperti bila terjadi demam,” ujar dr Anky.
Memastikan anak penderita kanker mendapatkan nutrisi yang cukup adalah tantangan yang sering dihadapi oleh orang tua. Sekitar 40 persen anak-anak mengalami kekurangan gizi saat kali pertama terdiagnosis kanker,
Angka tersebut bisa meningkat hingga 80 persen saat terapi dimulai. Hal itu terjadi karena adanya penurunan nafsu makan pada anak.
Sedangkan penyebab utama penurunan nafsu makan pada anak penderita kanker adalah efek samping pengobatan, terutama kemoterapi.
Menurut dr Anky, pada anak dengan kanker, terjadi perubahan indera pengecap rasa. ”Oleh karena itu penting untuk diperhatikan kecukupan nutrisinya. Juga kebutuhan cairan,” jelasnya.
Tags:anak dengan kanker dr Anky Tri Rini Kusumaning Edhy dr Yoga Devaera Sp A(K) pemenuhan nutrisi Protein Hewani RSCM Sp.A.(K) tinggi protein