NYATA MEDIA — Menjadi seorang ibu bukan sekadar peran biologis, itu merupakan perjalanan emosional, mental, dan spiritual yang luar biasa. Di tahun pertama kehidupan bayi, tangisan menjadi bahasa utama mereka.
Tangisan bayi, sebuah komunikasi tanpa kata tapi banyak rasa, sperti lapar, tidak nyaman, kedinginan, bahkan cinta yang belum tahu caranya untuk diungkapkan.
Namun, bagi kebanyakan ibu, terutama yang baru pertama kali menjalani peran ini, tangisan bayi sering kali menjadi sumber kepanikan, stres, atau bahkan rasa bersalah.
Dimple Nagrani, dr., Sp.A, dokter spesialis anak, mengingatkan bahwa menangis adalah hal yang normal bagi bayi, dan itu satu-satunya cara mereka untuk mengungkapkan perasaan.
“Karena si bayi itu belum bisa bicara, belum bisa berkomunikasi, salah satu cara mereka berkomunikasi adalah dengan menangis,” jelas Dr. Dimple saat diskusi tentang Bantu Tenangkan Bayi Rewel, Ciptakan Momen Penuh Cinta di kawasan Melawai, Jakarta baru-baru ini.
| Baca Juga: Jangan Tunggu Ada Benjolan! Fakta Mengejutkan Kanker Payudara dan Mammografi
Menurut dr. Dimple, bayi yang rewel bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari overstimulasi, perut kembung, hingga kulit kering. Dan di tengah malam yang sunyi, saat tangisan tak juga reda, wajar jika kita bertanya-tanya, ‘Ada yang salah nggak ya dengan bayiku? atau bahkan, ‘Apa aku ibu yang gagal?’.
Saskhya Aulia Prima, psikolog anak dan keluarga, menjelaskan pentingnya memahami konsep Parental Protective Functioning, yaitu kemampuan orang tua untuk menafsirkan kebutuhan anak secara objektif.
“Sering kali orang tua terjebak dalam pola pikir parent-centered, jadi fokusnya ke ‘aku salah’, ‘aku gagal’, bukannya infant-centered, apa yang sebenarnya dibutuhkan anak saya?” ujar Saskhya.
Kunci awal untuk bisa memahami bayi, kata Saskhya, adalah tenang. Karena saat kita panik, otak kita tidak bisa berpikir jernih. Detak jantung meningkat, napas terburu-buru, dan itu dirasakan bayi kita. Bayi yang terbiasa mendengar detak jantung ibunya di dalam kandungan akan menangkap sinyal emosi kita dengan sangat kuat.
“Bayi kita tidak akan bisa tenang dengan seseorang yang sedang panik atau deg-degan saat menggendongnya,” ujar Dr. Dimple. Ia menegaskan, “Ibu tenang, bayi tenang. Bayi tenang, ibu tenang. Itu terbukti.”
| Baca Juga: Cara Faradina Mufti Tumbuhkan Minat Baca Anak
Tags:Dimple Nagrani Psikolog Tangisan Bayi