Yang pertama adalah membatasi konsumsi garam. Ia menegaskan, “Garam meningkatkan retensi cairan, pasien sudah berisiko bengkak.”
Karena itu, pilih makanan dengan rasa yang tidak terlalu asin dan hindari bumbu tambahan yang berlebihan.
Kebutuhan cairan juga perlu dijaga. Menurutnya, minum tidak boleh terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. “Kurang minum membuat dehidrasi… tapi kalau terlalu banyak bisa jadi bengkak. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan dan menyesuaikan dengan kondisi tubuh,” jelasnya.
Untuk pola makan, dr. Hary menyarankan lebih banyak sayur dan membatasi daging merah, terutama bila tubuh mudah menahan cairan. Makanan yang dapat memicu retensi cairan sebaiknya dihindari.
Selain itu, olahraga tetap penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang aman. “Olahraga penting, tapi harus dimonitoring sesuai kapasitas pasien,” ujarnya.
| Baca Juga : Anita Tumbler Viral, Ini Tips Memilih Botol Minum Tahan Panas Dingin
Aktivitas fisik sebaiknya dimulai dari gerakan ringan dan disesuaikan dengan kemampuan bernapas masing-masing.
Dengan langkah-langkah yang sederhana itu, dapat membantu menjaga kondisi tubuh penderita tetap stabil di rumah, sambil tetap rutin berkonsultasi dengan dokter.
Kapan Harus Periksa?
Ada beberapa tanda yang tidak boleh diabaikan. Segeralah periksa ke dokter bila Anda merasa mudah lelah, tidak kuat beraktivitas seperti biasanya, tiba-tiba menjadi cepat ngos-ngosan, atau muncul pembengkakan pada kaki maupun tangan.
dr. Hary menegaskan, “Itu harus dipastikan apakah ada hipertensi paru.”
Ia juga mengingatkan satu pesan sederhana yang berlaku untuk siapa saja, “Sakit nggak sakit, periksa.” (*)
Tags:Gagal Jantung Hipertensi Paru perawatan
