| Baca Juga : Punya Rambut Kribo Raksasa, Wanita Ini Pecahkan Rekor Dunia
Esok harinya sekitar pukul 07.00 WIB, pemandu mendapat arahan dari petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) agar bisa membawa rombongan turun sebelum pukul 09.00 WIB. ”Kalau dalam situasi normal, boleh turun maksimal jam 12 siang. Tapi karena ini ada erupsi, wajib turun sebelum jam sembilan,” imbuhnya.
Menjadi Relawan
Namun rombongan pendaki tetap diizinkan untuk eksplorasi, meski waktunya hanya sebentar. ”Jadi memang biasanya di hari ke dua, kita eksplor di sekitar Oro-Oro Ombo dengan lebih lama. Cuma kali ini singkat. Biar tidak rugi banget ya, meski akhirnya ya tetap rugi juga. Tapi demi keselamatan, ya harus patuh,” kata Plakat lagi.
Setelah itu sebanyak 187 pendaki, termasuk pemandu, pendaki maupun ranger turun sebelum pukul 09.00 WIB. Plakat dan rombongan tiba di Base Camp Ranu Pani sekitar pukul 13.00 WIB.
Ditambahkan Plakat, setelah semua pendaki, pemandu dan ranger turun, tidak ada pendakian lagi. ”Dalam aturannya Taman Nasional, setiap harinya ada 400 orang yang diizinkan mendaki. 200 naik 200 turun. Tapi setelah kami turun, saya tidak melihat ada pendaki yang naik,” tutur Plakat yang tinggal di Desa Senduro, dekat Base Camp Ranu Pani itu.
Plakat sendiri setelah turun bergabung dengan relawan-relawan lain di Posko Gabungan. ”Ada banyak posko-posko dibangun. Jadi sekitar 34 mapala terjun dan organisasi-organisasi lain. Jadi setelah dari Ranu Pani saya langsung jadi relawan,” kata Plakat.
| Baca Juga : Bikin Nangis! Ini Kisah-Kisah dari Erupsi Gunung Semeru. Ada yang Sekeluarga Terkubur Abu Vulkanik
Banyak Perbedaan
”Kami yang dari Ranu Pani juga memberi donasi. Kebetulan di Ranu Pani kan penghasil sayuran, jadi donasi sayuran ke posko,” imbuhnya.
Plakat dekat dengan dunia pendakian sejak masih belia. Sebab dia lahir dan besar di area sekitar Ranu Pani. Sehingga ketika SMP, dia bersama teman-teman mulai mendaki. Tentu Gunung Semeru yang kali pertama didaki.
Namun baru tahun 2020, Plakat merasa benar-benar menjadi pendaki dan bergabung dengan mapala di sana. Diakui mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, ada banyak perbedaan antara pendakian sebelum pandemi dan setelah pandemi.
Tags:Erupsi Gunung Semeru Pendaki
