NYATA MEDIA — Erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11) lalu. Di waktu bersamaan, 187 pendaki berada di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Namun semua berhasil turun dengan selamat, salah satunya Yeka Kusumajaya.
Puluhan kali mendaki Gunung Semeru, membuat Yeka Kusumajaya paham betul karakteristik gunung tersebut. Pria yang baru saja berulang tahun ke 57 tepat di hari Semeru erupsi itu menyatakan, para pendaki tidak terdampak.
Sebab guguran lava dan awan panas tidak pernah ke arah utara, yang merupakan jalur pendakian. ”Selama saya mendaki Semeru, kalau hanya luncuran awan panas tidak pernah ke utara. Luncuran itu pasti ke arah Tenggara atau ke Lumajang,” kata Yeka kepada Nyata, Jumat (21/11) lalu.
”Tapi nggak tahu lagi kalau Semeru erupsi besar. Dampaknya memang bisa ke mana-mana,” imbuhnya. Sebagai gunung yang masih aktif, Semeru memang masih sering meluncurkan awan panas.
Hal itu pula yang terjadi saat Semeru mengeluarkan awan panas dan guguran lava pada Rabu lalu. Meluncur ke Desa Sumberwuluh, Desa Supiturang, Desa Sumbersari, Dusun Umbulan Sumbersari dan Desa Oro Oro Ombo, Kabupaten Lumajang.
| Baca Juga : Intip Keindahan Gunung Semeru yang Kini Berstatus Awas Setelah Erupsi
Dilarang ke Puncak
”Karena robekan kawah Jongring Salokonya ke arah tenggara atau selatan. Makanya yang jadi ancaman itu desa-desa di wilayah selatan atau tenggara, lebih tepatnya. Kalau desa-desa di utara, barat dan timur relatif aman,” imbuh pria yang tinggal di Malang itu.
Ditambahkan Yeka, para pendaki saat ini hanya diperbolehkan mendaki hingga Ranu Gumbolo. Tidak boleh lagi ke puncak Mahameru. ”Ke Kalimati pun sudah tidak diizinkan oleh TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, red). Jadi mereka paling hanya satu atau dua hari saja. Nginep semalam, paginya sudah turun,” kata Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Petualang Alam, Ranti Pager Aji, Universitas Islam Malang, tahun 1992 itu.
Selain itu setiap pendaki juga harus bersama pendamping. ”Sekarang wajib. Jadi tidak boleh mendaki sendiri. Tergantung kesepakatan berapa hari atau malam di Ranu Gumbolo,” papar pria yang bekerja di UNDP dari tahun 2007 hingga 2024 itu.
Memang banyak perubahan aturan terkait pendakian di Semeru ini. Pendakian di Semeru sempat ditutup selama lima tahun sejak Covid-19. Dan baru dibuka Maret lalu.
| Baca Juga : Gunung Semeru Erupsi 4 Kali, Waspada Lahar Dingin
Tags:Erupsi Gunung Semeru Pendaki
