By: Naomi Nilawati
25 November 2025

NYATA MEDIA — Kebanyakan perempuan, kesehatan rahim baru menjadi perhatian ketika muncul kelainan atau keluhan ketika sedang berusaha hamil. Padahal, rongga rahim merupakan tempat terpenting bagi calon janin untuk menempel dan berkembang. Sedikit saja ada gangguan di dalamnya, peluang terjadinya kehamilan bisa menurun.

Menurut Dr. dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp.FER., M.Rep.Sc, banyak kelainan pada rongga rahim yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Menstruasi bisa tetap teratur, tidak ada nyeri, dan tidak ada keluhan tertentu, tetapi ternyata ada kelainan yang diam-diam menghambat kehamilan.

Inilah mengapa pemeriksaan rongga rahim menjadi hal yang sangat penting, terutama pada perempuan yang sedang merencanakan kehamilan atau menjalani program fertilitas.

| Baca Juga: Bayi Hewan Misterius Bikin Ulah di Film Live Action ‘Marsupilami’

Dikatakan Dr. Gita, rongga rahim menyimpan banyak informasi penting tentang kesuburan seorang perempuan. Pemeriksaan langsung memungkinkan dokter mendeteksi kelainan yang mungkin tidak terlihat melalui USG.

Banyak pasien tidak menyangka mereka memiliki kelainan karena tidak ada keluhan khusus. Ia menyampaikan, “Banyak masalah dalam rongga rahim ini yang menyebabkan kesulitan hamil. Dan sayangnya memang tidak semuanya berbicara.”

Pemeriksaan rongga rahim juga membantu mendeteksi kelainan pada fase awal, sebelum membesar dan mengganggu kehamilan. Seperti dikatakan Dr. Gita, “Polipnya masih kecil, miom masih kecil, kita bisa temukan sedini mungkin, itu lebih bagus daripada kalau misalnya sudah besar.”

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre ini menambahkan, “Pemeriksaan rongga rahim juga bisa menilai kelainan perdarahan uterus, seperti haid yang terlalu lama, perdarahan di luar siklus, atau spotting berkepanjangan.”

Kelainan-Kelainan yang Dapat Terjadi

Berbagai kelainan dapat terjadi di dalam rongga rahim dan sering kali tidak terdeteksi tanpa pemeriksaan langsung. Salah satu kelainan yang cukup sering ditemukan adalah polip endometrium, yaitu tumor jinak yang tumbuh dari lapisan terdalam rahim.

Meski jinak, polip dapat mengganggu kesuburan karena menimbulkan spotting di luar masa haid, haid yang lebih panjang, hingga menghalangi proses menempelnya embrio.

| Baca Juga: Diproduksi Secara Hybird, Film ‘Pelangi di Mars’ Rilis Teaser Trailer

Dr. Gita menjelaskan bahwa kondisi ini kerap tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Ia menyampaikan, “Polip itu suatu tumor jinak, seringkali nggak berbicara, jadi kalau nggak berbicara ya nggak ketahuan ada polipnya.”

Selain polip, terdapat pula mioma submukosa, yang berasal dari otot rahim dan dapat menonjol masuk ke dalam rongga rahim. Mioma jenis ini dapat mengganggu implantasi embrio dan menyebabkan perdarahan yang tidak normal.

Perbedaannya dengan polip adalah asal jaringan, polip berasal dari lapisan dalam rahim, sementara mioma berasal dari otot rahim.

Kelainan lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah adhesi atau perlengketan rahim, dikenal sebagai Sindrom Asherman. Kondisi ini umumnya muncul setelah tindakan seperti kuret, terutama setelah keguguran.

Tingkat keparahan perlengketan sangat memengaruhi gejala yang muncul. Dr. Gita menjelaskan, “Tergantung berat ringannya. kalau lengketnya berat sekali, biasanya mensnya jadi sedikit atau bahkan hilang.”

Perlengketan semacam ini dapat mengganggu peluang kehamilan dan menjadi penyebab keguguran berulang.

| Baca Juga: Bayi Hewan Misterius Bikin Ulah di Film Live Action ‘Marsupilami’

Ada pula kelainan bentuk rahim, misalnya keberadaan septum atau sekat yang membelah rongga rahim. Kondisi ini membuat embrio sulit bertahan dan meningkatkan risiko keguguran maupun persalinan prematur. Meski tidak selalu disadari, kelainan bentuk ini dapat menjadi penghambat utama keberhasilan kehamilan.

Endometritis, yaitu infeksi pada lapisan dalam rahim, juga kerap berperan dalam menurunkan peluang kehamilan. Infeksi ini sering kali tidak menimbulkan gejala, namun secara visual dapat dikenali dari adanya kemerahan pada dinding rahim dan munculnya benjolan kecil yang disebut mikropolip. Penanganannya tidak memerlukan pembedahan.

Dr. Gita menegaskan, “Obatnya nggak perlu dioperasikan, diberikan antibiotik selama kira-kira dua minggu.”

Kelainan yang tak kalah penting adalah Niche atau NISH, yaitu perubahan pada bekas luka operasi sesar. Bekas jahitan dapat membentuk cekungan kecil yang menampung darah, sehingga menimbulkan spotting, gangguan siklus haid, dan dalam beberapa kasus membuat kehamilan berikutnya lebih sulit tercapai.

| Baca Juga: Makan Brokoli Dipercaya Bisa Melawan Kanker, Benarkah?

Peran Histeroskopi dalam Penanganan Infertilitas

Banyak kelainan pada rongga rahim tidak terlihat melalui pemeriksaan biasa, sehingga histeroskopi menjadi alat penting dalam dunia fertilitas modern.

Prosedur ini menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui vagina, memungkinkan dokter melihat kondisi rahim secara langsung tanpa sayatan dan dengan rasa tidak nyaman yang minimal. Melalui histeroskopi, kelainan yang tidak tampak pada USG dapat diidentifikasi dan sering kali langsung ditangani.

Terdapat dua jenis histeroskopi. Office histeroskopi dilakukan di poliklinik tanpa bius total dan cocok untuk diagnosis atau mengatasi kelainan ringan seperti polip kecil. Prosedurnya singkat dan pasien bisa langsung pulang.

Sementara itu, operatif histeroskopi digunakan untuk tindakan yang lebih kompleks, seperti mengangkat polip berukuran besar, memperbaiki perlengketan, memotong septum, atau merapikan bekas luka operasi sesar. Dalam prosedur ini, pasien diberikan bius agar tetap nyaman.

Histeroskopi dilakukan berdasarkan indikasi, seperti temuan USG yang mencurigakan, perdarahan uterus tidak normal, keguguran berulang, infertilitas yang tidak dapat dijelaskan, dan kegagalan IVF berulang meskipun embrio berkualitas baik.

Dengan kemampuan melihat langsung rongga rahim, histeroskopi kerap menjadi pemeriksaan kunci pada kasus yang sulit.

| Baca Juga: Kepergok Dansa, Glen Powell dan Michelle Randolph Diisukan Pacaran

Kelainan yang Bisa Ditangani dengan Histeroskopi

Histeroskopi memungkinkan dokter menangani beragam kelainan secara tepat di dalam rongga rahim. Polip dapat diangkat pada saat pemeriksaan. Perlengketan atau Asherman dapat dibebaskan sehingga rongga rahim terbuka kembali.

Kelainan bentuk rahim seperti septum dapat diperbaiki, mioma submukosa dapat diangkat tanpa sayatan luar, dan sampel jaringan dapat diambil untuk menegakkan diagnosis endometritis. Kelainan NISH akibat bekas operasi sesar juga dapat ditata ulang agar tidak lagi mengganggu siklus haid maupun peluang kehamilan.

Pada kasus perlengketan berat, dokter dapat memasang alat seperti IUD khusus untuk mencegah dinding rahim menempel kembali selama pemulihan.

Peran histeroskopi semakin nyata dalam program hamil dan IVF. Keberhasilan kehamilan sangat bergantung pada kondisi rongga rahim yang bersih, sehat, dan bebas kelainan.

Histeroskopi membantu memastikan tidak ada jaringan yang menghalangi embrio, tidak ada infeksi yang menghambat implantasi, dan tidak ada struktur abnormal yang membatasi perkembangan janin.

Pada banyak pasien yang mengalami kegagalan IVF berulang, histeroskopi sering menjadi titik terang karena mampu menemukan kelainan kecil namun penting yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Sebagai modalitas unggulan dalam diagnosis dan terapi fertilitas, histeroskopi memberi dokter kemampuan untuk melihat dan memperbaiki kelainan secara langsung, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan, baik secara alami maupun melalui IVF.

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di InstagramTikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply