Nama Taufik Hidayat mungkin tak asing bagi penggemar bulu tangkis. Legenda bulu tangkis nasional itu kini mengemban amanat baru sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) RI di Kabinet Merah Putih 2024-2029.
Taufik Hidayat diumumkan Prabowo di urutan ke-55 dari total 56 wamen. Taufik bakal membantu tugas Dito Ariotedjo yang kembali menjadi Menpora.
Setelah pensiun sebagai pebulutangkis, Taufik Hidayat memang mulai menekuni karier sebagai politisi. Dia merupakan kader Partai Gerindra. T
Taufik sempat mencalonkan diri menjadi caleg pada Pemilu 2024. Kala itu Taufik maju di Dapil Jawa Barat II. Sayangnya Taufik gagal meraih kursi ke DPR.
| Baca Juga : Berselancar di Mentawai, Wanita Bule Ini Tewas Tertusuk Ikan Todak
Taufik lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 10 Agustus 1981. Kariernya dimulai saat bergabung dengan klub bulu tangkis SGS PLN Bandung dan berada di bawah bimbingan Iie Sumirat.
Saat usianya yang masih 16 tahun, Taufik keluar sebagai pemenang Kejuaraan Asia Junior 1997 di Manila untuk tunggal putra, serta membawa tim putra junior Indonesia membawa pulang medali perak atau runner up pada ajang yang sama.
Pada usia 17 tahun, Taufik kembali keluar sebagai juara Brunei Open 1998 dan mencapai babak semifinal Kejuaraan Asia 1998 serta Indonesia Open 1998.
Pada tahun yang sama, ia bersama tim bulu tangkis putra Indonesia keluar sebagai juara Asian Games Bangkok 1998.
| Baca Juga : Richard Lee-Oky Pratama Kecewa, Heni Sagara Kabur saat Digeruduk
Satu tahun setelah itu yakni 1999, ia meraih gelar Indonesia Open pertamanya. Pada tahun tersebut, Taufik juga mencapai final turnamen All England dan Singapore Open tapi kalah dari legenda bulu tangkis Inggris Peter Gade dan seniornya di tim nasional, Hariyanto Arbi.
Ia juga membawa pulang medali emas untuk tunggal putra dan beregu putra pada SEA Games Bandar Seri Begawan, serta beregu putra Piala Asia Ho Chi Minh.
Rentetan prestasi yang Taufik kumpulkan dari masa junior hingga tahun-tahun awalnya di kelas elite membuatnya mencapai peringkat nomor satu dunia saat ia masih berusia 19 tahun, atau setelah ia menjuarai Malaysia Open, Kejuaraan Asia, Indonesia Open, dan menjadi finalis All England.
Ia kemudian lolos untuk mengikuti Olimpiade Sydney 2000, yang menjadi Olimpiade pertamanya. Di Sydney, ia gugur di babak perempat final setelah kalah dari Ji Xinpeng (China).
| Baca Juga : Punya Pantat Terindah, Wanita Ini Mengaku Susah Cari Pacar
Empat tahun setelahnya, Taufik keluar sebagai juara pada edisi Athena 2004. Ia mengalahkan para pemain unggulan seperti Wong Choong Hann (Malaysia), Peter Gade (Inggris), dan Shon Seung-mo (Korea Selatan).
Pada tahun yang sama, Taufik juga berhasil mempertahankan gelar Indonesia Open serta meraih Juara Asia keduanya.
Satu tahun berikutnya, Taufik mengklaim gelar Juara Dunia 2005 di Anaheim, Amerika Serikat, mengalahkan pemain peringkat satu dunia, Lin Dan di babak final.
Prestasinya ini menjadikan Taufik sebagai pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia dan Olimpiade secara berturut-turut.
| Baca Juga : Rizky Irmansyah-Ifan Seventeen Rilis Lagu Untuk Ultah Prabowo
Pada rentang 2006-2007, Taufik merupakan juara Asian Games Doha 2006, Indonesia Open 2006, Kejuaraan Asia Johor Bahru 2007, dan SEA Games Nakhon Ratchasima 2007.
Dengan ini, sepanjang kariernya, Taufik telah mengoleksi tiga gelar individual Juara Asia (2000, 2004, 2007), dua emas Asian Games (2002, 2006), dua emas SEA Games (1999, 2007), dan enam gelar juara turnamen individual bergengsi Indonesia Open (1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2006).

Potret Taufik Hidayat sebelum menggantungkan raket. (Foto: Dok. Net)
Empat tahun setelah Olimpiade Athena, Taufik kemudian mengikuti Olimpiade Beijing 2008 namun harus tersingkir di babak kedua.
Satu tahun setelahnya, Taufik memutuskan keluar dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI Cipayung dan menjadi pemain profesional.
Lebih lanjut, pada tahun 2012, ia berkompetisi di Olimpiade terakhirnya di London, dan kembali gugur di babak 16 besar.
| Baca Juga : Stella Christie, Guru Besar Tsinghua University yang Dipanggil Prabowo
Selain menorehkan prestasi secara perorangan, Taufik juga turut memperkuat skuad bulu tangkis Indonesia dalam beberapa kejuaraan beregu dunia.
Ia membawa tim untuk meraih Piala Thomas pada tahun 2000 dan 2002 di Kuala Lumpur dan Guangzhou. Sementara pada edisi 2004, 2006, dan 2008, tim bulu tangkis putra harus puas meraih medali perunggu, serta pada 2010 dengan medali perak.
Pada Kejuaraan Beregu Campuran Piala Sudirman, ia dan tim bulu tangkis Indonesia membawa pulang medali perak untuk edisi 2001, 2005, dan 2007. Sementara pada tahun 1999, 2003, dan 2011, skuad Indonesia harus puas dengan medali perunggu.
Pada Asian Games 1998, tim putra yang juga diperkuat oleh Taufik meraih medali emas. Sementara pada edisi 2002 tim putra harus puas dengan medali perak, dan di tahun 2006 serta 2010, skuad putra membawa pulang medali perunggu.
Sepanjang kariernya di bulu tangkis, Taufik telah mengoleksi 413 kemenangan dan hanya menelan 138 kekalahan. (*)
Tags:Atlet Bulu Tangkis Atlet Jadi Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Legenda Bulu Tangkis Taufik Hidayat Wamenpora RI 2024