By: Naomi Nilawati
17 October 2025

NYATA MEDIA — Hati adalah organ super sibuk dalam tubuh. Ia bekerja tanpa henti—menyaring racun, menyimpan energi, dan membantu melawan infeksi. Namun di balik perannya yang vital, banyak orang tidak sadar bahwa hati bisa mengalami penumpukan lemak yang perlahan-lahan merusak fungsinya. Kondisi inilah yang dikenal sebagai fatty liver atau perlemakan hati.

Masalahnya, penyakit ini sering datang tanpa tanda-tanda. Tanpa gejala berarti di tahap awal, fatty liver bisa berkembang menjadi sirosis bahkan kanker hati jika tidak terdeteksi sejak dini.

Fatty liver terjadi ketika sel-sel hati menyimpan terlalu banyak lemak, terutama trigliserida. Siapa pun bisa mengalaminya, meski risikonya meningkat seiring usia di atas 30 tahun.

Menurut dr. Lianda Siregar, Sp.PD, Subsp. G.E.H.(K), FINASIM, perlemakan hati kini menjadi salah satu penyakit hati paling umum selain hepatitis A, B, dan C.

| Baca Juga: Rapper Eminem Diisukan Berkencan dengan Stylist

“Perlemakan hati atau steatosis hati adalah penumpukan lemak berlebih di dalam sel-sel hati. Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat, serta konsumsi alkohol berlebihan, menjadi penyebab tersering,” jelas dr. Lianda.

Data menunjukkan, 10–35% populasi umum mengalami perlemakan hati, dan angkanya bisa mencapai 90% pada orang obesitas.

Tak Selalu Karena Alkohol

Banyak yang mengira fatty liver hanya disebabkan alkohol. Padahal, ada dua jenis utama:

1. Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) — akibat konsumsi alkohol berlebihan.

2. Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) — justru terjadi tanpa alkohol, sering dikaitkan dengan obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

| Baca Juga: Kesal Dibandingkan, Hailey Bieber Sebut Selena Gomez Tidak Menginspirasi

“NAFLD bisa berkembang menjadi NASH (Non-Alcoholic Steatohepatitis), yaitu peradangan yang menyebabkan kerusakan sel hati dan jaringan parut (fibrosis). Bila dibiarkan, ini bisa menjadi sirosis hati dan berujung pada kanker hati,” lanjut dr. Lianda, dokter Subspesialis Gastroenterologi-Hepatologi RS Pondok Indah – Puri Indah.

Kenali Gejalanya (Meskipun Sering Tak Terlihat)

Pada tahap awal, fatty liver hampir tanpa gejala. Namun, tanda-tanda berikut bisa menjadi alarm tubuh:

1. Mudah lelah meski cukup tidur

2. Nyeri atau rasa penuh di perut kanan atas

3. Mual, hilang nafsu makan, berat badan turun

4. Kulit dan mata menguning (jaundice)

5. Gatal-gatal di kulit

Jika mengalami hal-hal di atas, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, khususnya subspesialis gastroenterologi-hepatologi.

| Baca Juga: Nikita Mirzani Merasa Dijebak Uang Endorse Reza Gladys

Kabar baiknya, fatty liver bisa diatasi bahkan sembuh total jika ditangani sejak dini. Kuncinya: gaya hidup sehat.

Menurut dr. Lianda, langkah utama meliputi:

1. Pola makan seimbang: kurangi lemak jenuh dan karbohidrat, perbanyak serat dan protein.

2. Olahraga rutin: minimal 30 menit setiap hari.

3. Menurunkan berat badan: bahkan penurunan 5% saja sudah membantu mengurangi lemak hati.

4. Hindari alkohol dalam bentuk apa pun.

5. Konsultasi suplemen: seperti vitamin E atau temulawak, bila direkomendasikan dokter.

6. Transplantasi hati: hanya bila kerusakan sudah parah dan tidak bisa dipulihkan.

| Baca Juga: Belanegara Abe Ungkap Cerita di Balik Lagu ‘Alamak’ Rizky Febian-Adrian Khalif

“Perubahan gaya hidup adalah pengobatan paling utama. Namun, dalam beberapa kasus, perawatan medis tambahan mungkin diperlukan. Jadi, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter,” tegasnya. (*)

Tags:

Leave a Reply