
Istri dari Bupati Kabupaten Dairi tersebut mengaku kain ulos yang dibawanya itu diwarnai dengan pewarna alami. Ia menggabungkan kunyit dan jeruk purut untuk membuat warna kuning yang tidak terlalu mencolok. Begitu juga untuk mendapatkan warna gelap, bisa didapat dari dedaunan.
“Kemudian kita pakai daun-daunan sekitar Silalahi, kalau mau hitam pakai daun ketapang, kalau biru pakai tayub, jadi pakai pewarna alam,” ujarnya.
Ia mengatakan pembuatan ulos eco fashion jauh lebih cepat dibanding ulos biasanya. Untuk sebuah ulos eco fashion hanya membutuhkan waktu dua hari.
“Kita mulai mengarah ke eco fashion dan ramah lingkungan, jadi lebih manusiawi lah. Karena kalau saya lihat pewarna ulos itu bisa mencemarkan air di sekitar kita,” katanya.
Eco fashion atau fashion yang ramah lingkungan dirasa sangat cocok dengan anak milenial sekarang yang senang berkreasi di bidang tersebut. (*)
Tags:Eco Fashion