By: Farah Yumna
6 November 2025

NYATA MEDIA — YouTuber Nessi Judge tersandung kontroversi karena memajang foto Junko Furuta, korban pemerkosaan dan pembunuhan, sebagai properti syuting.

YouTuber yang memiliki 11, 5 juta subscribers itu setiap bulan Oktober menayangkan konten bertema ‘Spooktober’. Baru-baru ini, ia menjadi sorotan karena mengundang grup K-Pop, NCT Dream, dalam salah satu episode tema tersebut.

Namun dekorasi ruang syutingnya menuai kecaman dari warganet. Pasalnya, ada foto wanita Jepang Junko Furuta yang terpasang di dinding. Bersama dengan beberapa foto menyeramkan lain.

Alhasil, Nessie pun dibanjiri kritikan. Banyak yang menyebutnya tidak menghormati korban dan kasus pembunuhannya yang begitu tragis. Bahkan netizen Jepang pun ikut berkomentar di media sosial X (dulunya Twitter)

| Baca Juga : YouTuber Nessie Judge Anggap Traveling Sebagai Investasi

Foto Junko Furuta dalam konten Nessie Judge. Foto: Dok. X @yukitichqn

Foto Junko Furuta dalam konten Nessie Judge. Foto: Dok. X @yukitichqn

“Jujur ini sangat menjijikan. YouTuber Indonesia dengan 11 juta subscriber menggunakan foto korban kasus pembunuhan siswi SMA di atas beton sebagai dekorasi untuk acara Halloween yang menampilkan idola K-pop,” bunyi salah satu cuitan berbahasa Jepang yang mendapat likes lebih dari 64 ribu.

Kasus Junko Furuta 

Junko Furuta. Foto: Dok. Namuwiki

Junko Furuta. Foto: Dok. Namuwiki

Pada 4 Januari 1989, seorang siswa SMA berusia 17 tahun bernama Junko Furuta meninggal dunia setelah diculik, diperkosa, dan disiksa selama 40 hari. Pelakunya adalah empat remaja laki-laki, Hiroshi Miyano (18), Jo Ogura (17), Shinji Minato (16), dan Yasushi Watanabe (17).

Furuta yang duduk di kelas 3 SMA Yashio-Minami dikenal sebagai siswi yang periang, berprestasi, dan bercita-cita menjadi idol. Ia bekerja paruh waktu di pabrik untuk menabung demi liburan kelulusan.

Pada malam tanggal 25 November 1988, dua pelaku, yakni Miyano dan Minato bertemu Furuta dalam perjalanan pulang kerja dan menculiknya. Saat itu mereka menanipulasi korban.

| Baca Juga : Aktor Hong Kong Stanley Fung Meninggal, Menyusul Sahabatnya Benz Hui

Minato menendang Furuta hingga terjatuh. Sementara Miyano berpura-pura menjadi penyelamat dan menawarkan diri untuk menemani pulang. Tapi yang terjadi, ia membawa Furuta ke sebuah hotel dan memerkosanya.

Setelah itu, Miyano membawa korban ke taman untuk bertemu tiga pelaku lain. Kemudian mereka membawanya ke rumah Minato yang berlokasi di daerah Adachi, Tokyo.

Selama 40 hari disekap, Furuta terus-menerus disiksa dan diperkosa. Wajahnya dipukuli. Dipaksa menari dalam keadaan telanjang dihadapan para pelaku, minum alkohol dalam jumlah besar, merokok, dan meminum air kencing.

Parahnya lagi, pelaku memasukkan benda-benda asing ke kemaluan dan anus korban. Bahkan pergelangan kakinya dibakar karena mencoba melarikan diri.

Furuta yang hanya diberi susu tanpa makan, mengalami kekurangan gizi. Tubuhnya melemah. Luka-lukanya mulai membusuk. Sementara pelaku terus menyiksanya.

Miris, pada pagi di hari kematiannya, ia mengalami penyiksaan yang keji. Miyano meneteskan lelehan lilin panas ke wajahnya. Menaruh lilin di kelopak mata. Serta menyuruhnya meminum air kencing.

| Baca Juga : Samuel Anderson Lee, Bocah 7 Tahun Raih Prestasi di Singapura dan Hong Kong

Pelaku memukulinya dengan tangan yang dibungkus plastik. Perutnya dipukuli menggunakan bola besi. Hingga pada akhirnya, Furuta pun meninggal dunia dalam keadaan tragis.

Para pelaku yang panik kemudian memasukkan jasad korban ke drum kaleng dan mengisinya dengan semen basah. Drum itu lalu diletakkan di lahan kosong Pulau Wakasu, Tokyo, dan baru ditemukan dua bulan setelahnya, tepatnya pada 29 Maret 1989.

Permintaan Maaf Nessie Judge

Nessie Judge menyampaikan permintaan maafnya melalui media sosial. Ia menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan. Mengaku akan belajar dari kesalahan itu.

“Kemarin, setelah saya menyadari seluruh masalah yang ada, saya segera menghapus semuanya (video) dan duduk bersama tim saya untuk merenungkan tindakan kami,” tulisnya.

“Meskipun ini tentu saja tidak menghapus apa yang telah terjadi, ketahuilah bahwa kami belajar dari kesalahan dan berkomitmen untuk mengubah proses kami,” sambungnya.

Permintaan maaf itu juga ia tulis dalam bahasa Jepang. Namun demikian, masih banyak warganet yang mengkritik aksinya. (*)

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di InstagramTikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply