By: Azharul Hakim
1 October 2025

Di tengah upaya penyelamatan, keluarga korban dengan cemas menantikan kabar. Berdasarkan pantauan Nyata pada Selasa malam, mereka setia menunggu, baik di posko informasi, maupun Musala Al-Amin yang lokasinya berdekatan dengan areka pondok.

Musala sederhana itu mendadak berubah fungsi dari sekadar tempat ibadah menjadi ruang tunggu.

Mereka tampak duduk bersandar di dinding musala dengan wajah letih. Sebagian lainnya menundukkan kepala sambil terus merapal doa. Ada juga yang menggenggam erat ponsel, berharap kabar baik segera datang.

Salah seorang ibunda santri yang tidak mau disebutkan namanya mengaku anaknya menjadi korban. Hingga saat ini, masih belum mendapatkan kepastian keberadaan putranya.

Ibu berkerudung hitam tersebut mengatakan anaknya menempuh perguruan tinggi di ponpes itu.

“Anak saya ada dua yang mondok disini, yang satu menjadi korban. Saat kejadian anak saya lagi salat,” benernya dengan wajah letih.

Tidak Memiliki IMB

Sejak insiden terjadi, struktur bangunan ponpes Al Khoziny menjadi sorotan. Bupati Sidoarjo Subandi menyoroti pembangunan Ponpes Al Khoziny yang diduga tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

| Baca Juga : Naufal Takdir Al Bari, Atlet Gimnastik Indonesia Meninggal di Rusia

Hal itu terbukti saat dirinya meninjau lokasi dan menemukan bangunan tiga lantai tersebut berdiri tanpa dokumen resmi.

“Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tetapi ternyata nggak ada, ngecor lantai tiga, karena konstruksi tidak standar, jadi akhirnya roboh,” kata Subandi, Selasa (30/9/2025).

Pakar Teknik Sipil Struktur ITS, Mudji Irmawan, menyebut bangunan ponpes sejak awal direncanakan hanya satu lantai, namun karena penambahan jumlah santri kemudian dipaksakan hingga tiga lantai tanpa perencanaan teknis yang matang.

Tags:

Leave a Reply