By: Azharul Hakim
1 October 2025

“Tadi malam sempat yang diamputasi di tempat, keluarga sempat protes, enggak setuju. Ya gimana kalau kondisi darurat, sempat nanya ‘Siapa yang mengizinkan?’ Untungnya dokter kami menjelaskan dengan lembut, dengan sabar, alhamdulillah [keluarga korban] bisa menerima. Karena situasinya sempit, ini juga sebenarnya membahayakan jiwa nakes kami,” Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr Atok Irawan pada Selasa (30/9).

| Baca Juga : Dari Rekan Musik Jadi Pasangan Hidup, Ini Perjalanan Cinta Selena Gomez dan Benny Blanco

15 Santri Terjebak 

Saat ini, Tim Basarnas mendeteksi 15 titik korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan musala.

Hal itu diungkap Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer.

Emi mengatakan, 15 orang tersebut, delapan di antaranya berstatus hitam atau tak ada tanda kehidupan, sementara tujuh lainnya masih berstatus merah yang berarti masih bisa berkomunikasi.

“Kami sampaikan bahwa target dalam proses evakuasi yang sudah teridentifikasi ada 15 titik. Di mana 15 titik, 8 sementara sudah berstatus hitam, lalu 7 masih berstatus merah,” kata Emi saat konferensi pers di Posko SAR Gabungan, Sidoarjo, Rabu (1/10).

Ia menambahkan, kepada tujuh korban kategori merah, tim hanya bisa menyalurkan bantuan suplai makanan dan minuman melalui celah kecil di area runtuhan.

Sedangkan untuk delapan korban berstatus hitam, belum bisa dievakuasi karena tubuh mereka terhimpit kolom besar di lantai dasar bangunan.

| Baca Juga : Usia 50, Legenda Skateboard Sandro Dias Meluncur dari Ketinggian 70 Meter

“Delapan belum bisa kami pindahkan karena torso, batang tubuhnya itu terhimpit di kolom. Sehingga kalau kami mau pindahkan ini kami harus angkat beban empat lantai ke atas. Nah, sehingga fase yang hitam ini akan kami prioritaskan setelah fase rescue selesai,” katanya.

Keluaga Menunggu Kabar

Tags:

Leave a Reply