By: endra
26 July 2024

 

Salah satu festival mode terbesar Indonesia, Jakarta Fashion and Food Festival atau JF3 , kembali diadakan di tahun ini. Tema #20YearsContribution diusung sekaligus menandakan usia penyelanggaraan yang ke-20.

JF3 2024 juga digelar di dua tempat, yakni 25-28 Juli di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara dan 30 Juli-4 Agustus 2024 di Summarecon Mall Serpong, Tangerang.

Malam pembukaan JF3 Fashion Festival 2024 diadakan pada Kamis 25 Juli 2024 berlokasi di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading.

Acara ini juga dimeriahkan oleh desainer muda asal Prancis, Armine Ohanyan. Partisipasi Ohanyan merupakan hasil kerja sama antara JF3, program Pintu Incubator, dan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia melalui Institut Français d’Indonésie (IFI).

”Sangat menarik melihat desainer-desainer Prancis itu, bagaimana mereka mengeksekusi satu presentasi.  Sehingga kita juga bisa belajar mengeksekusi lebih profesional agar bisa menghasilkan karya-karya yang lebih bagus dan lebih bisa diterima di pasar internasional,” Thresia Mareta, Advisor JF3, saat ditemui di Gafoy, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta pada Kamis (25/7).

”Karna itu, kita pilih tahun ini desainer Prancis sebagai pembuka JF3. Ini adalah salah satu langkah yang kita ambil untuk bisa bergerak ke internasional. Tahun ini di JF3, selain desainer Prancis. Ada juga desainer Vietnam, Filipina dan Singapore,” tambah Theresa.

Thresia mengatakan bila dirinya melihat Armine sebagi satu desainer yang sudah matang. ”Karya-karyanya sudah cukup kuat. Makanya itu adalah satu nilai yang bagus buat kita lihat, dan kita jadikan bahan untuk belajar,” tutur wanita pendiri Jenama Lakon itu.

|Baca Juga: Potret Busana Prewedding Thariq Halilintar dengan Aaliyah Massaid ala Broadway

Secara keseluruhan desainer dari Prancis yang ikut di ajang JF3 ada 6. Dua desainer itu adalah desainer yang baru lulus dari Ecole Duperre. Yang empat desainer itu sudah lulus program master, bukan hanya S1.

”Jadi kita juga bisa melihat, kalau desainer yang baru lulus dari satu sekolah yang prestisius di Paris itu seperti apa kualitasnya,” jelasnya.

Untuk JF3 tahun ini, Armine menampilkan koleksi terbarunya bernama Cyberdistortion, yang memadukan kerajinan tradisional dengan teknologi.

”Teknologi yang digunakan itu seperti untuk pemotongan laser, pencetakan 3D, thermoforming dan lain sebagainya,” ungkap Armine.

Armine lalu juga menggunakan keterampilan dari para perajin tradisional di Paris. Jadi, koleksi tersebut dibuat secara handmade.

”Bagi saya, cara dan pengetahuan tradisional, itu sangat penting untuk ditampilkan. Tetapi, di saat yang sama, saya juga ingin memodernisasi pengetahuan tradisional,” ungkap Armine.

|Baca Juga: Inspirasi Gaya Bumil Stylish ala Syahrini di Usia Kehamilan 9 Bulan

Armine menambahkan, bahwa koleksi Cyberdistortion itu menceritakan tentang sebuah kontradiksi yang melihat pada ekosistem ekologi.

”Mempersatukan antara teknologi terbaru, masa depan, dan dunia 3D. Saya ingin menunjukkan kontras antara bentuk, warna, yang melambangkan kontradiksi,” kata Armine.

Menurut dia, koleksinya mengeksplorasi ketegangan antara dunia digital dan realitas, mencerminkan tantangan sosial dan ekologis yang dihadapi manusia saat ini.

Inspirasi utamanya adalah kontradiksi dalam kehidupan, yang diwakili lewat warna, tekstur, dan bentuk yang berlawanan.

Koleksi yang terdiri dari 25 looks itu juga menawarkan pakaian unisex dengan sentuhan futuristik, sehingga mencerminkan bagaimana kita dapat membawa pengetahuan dan warisan masa lalu menuju masa depan.

”Ada sekitar 15 item yang terdiri dari blouse, kemeja, jaket, trench coat yang didominasi warna-warna kontras seperti hitam, putih dan merah. Intinya, detail koleksi ini adalah pada teknik laser cut yang dibuat dengan tangan,” jelas Armine. (Naomi)

Tags:

Leave a Reply