By: Heni
13 October 2017

Dengan semangat seorang gadis berlari mengitari lapangan. Meski gaya berlarinya terlihat tidak biasa, gadis asal Selandia Baru itu tidak peduli. Dia tetap semangat berlatih demi bisa mengikuti lari 10 kilometer yang bakal digelar akhir tahun ini.

Jessica Quinn, gadis itu, memang seorang disabel. Kaki kanannya menggunakan kaki palsu berbentuk seperti pisau melengkung. Kaki itu sangat berjasa baginya, karena dengan kaki itu dia bisa melakukan banyak hal.

”Aku sangat mencintai kaki pisauku. Ini adalah aksesori kesukaanku,” aku gadis yang bercita-cita menjadi olahragawan atau dokter hewan itu.

Jessica menceritakan, kaki kanannya harus diamputasi akibat osteosarcoma atau kanker tulang yang dideritanya. Saat itu usianya baru sembilan tahun.

Awal

Suatu ketika, femur atau tulang paha Jessica patah saat berbaim sepak bola. Operasi pun segera dilakukan. Empat bulan berlalu. Namun Jessica masih merasakan sakit yang sangat menyiksanya.

”Aku merasa ada yang tidak beres, tapi tidak tahu apa,” ujar Jessica. Setelah dilakukan pemeriksaan intensif, dokter menemukan ada sel kanker yang membuat tulang pahanya melemah, sehingga mudah patah.

”Aku mengira kanker hanya diderita oleh orang jahat, tapi ternyata aku terkena juga. Rasanya tidak adil,” ujar pemilik nama lengkap Jessica Emily Quinn itu.

Kemoterapi

Pada 25 Juli 2001, Jessica mulai menjalani kemoterapi pertama.

Mulai satu minggu sekali, dua minggu sekali, dan berlanjut selama berbulan-bulan bergantung kondisi tubuhnya. Total kemoterapi harus dijalani Jessica hingga Maret 2002.

Kemoterapi ternyata tidak berhasil membunuh sel kanker dalam tubuh Jessica. Dokter mengungkapkan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup Jessica adalah membuang sel kanker dengan mengamputasi paha kanannya. Itu pun risiko sel kanker menyebar ke bagian lain masih tinggi.

Baca juga: Halimah Yacob, Presiden Perempuan Pertama Singapura

”Kata dokter, aku tidak bisa menjalani amputasi biasa. Sebagai gantinya, aku harus menjalani rotationplasty. Tulang pahaku dipotong, kemudian kaki bagian bawah ditempelkan di pinggang, dengan posisi diputar 180 derajat. Dengan begitu tumit akan menjadi lututku,” beber Jessica.

Halaman 2: Jessica Quinn dioperasi

Operasi

Hari ’H’ operasi tiba. Jessica ingat, air matanya terus mengalir saat harus memasuki ruang operasi. Bahkan dia menangis histeris saat harus berpisah dari ayahnya untukmasuk ruang operasi.

”Aku takut apa yang akan terjadi nantinya. Takut terbangun tanpa sebagian dari diriku. Bahkan takut tidak terbangun lagi. Namun ayah tetap tersenyum, berusaha meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja,” ujar Jessica yang menjadi orang pertama di Selandia Baru yang menjalani rotationplasty.

Namun ternyata tidak mudah beradaptasi dengan kondisi Jessica yang baru. ”Belajar berjalan menggunakan kaki palsu, dengan kondisi tumit jadi lutut. Sungguh menyakitkan,” ungkapnya. Akibatnya selama satu tahun lebih Jessica tidak sanggup untuk berlatih jalan. Dia benar-benar terpuruk. Masa remajanya dihabis kan untuk meratapi nasib.

Baca juga: Wanita Pemeran Pengganti ini Kehilangan Salah Satu Anggota Tubuhnya di Film Resident Evil

”Mengapa harus aku? Apa yang harus aku lakukan dengan kondisi seperti ini? Aku ingin seperti teman-teman. Aku tidak ingin orang menatapku saat berjalan.” Delapan tahun lamanya Jessica berusaha menyembunyikan kaki palsunya. Dia tidak pernah mengenakan pakaian pendek, yang membuat kaki anehnya kelihatan.

Timbul semangat

Pada tahun terakhir sekolah, Jessica tiba-tiba berani memakai celana pendek. ”Itu kali pertama aku menyadari bahwa aku tidak boleh terus terpuruk. Aku harus bisa mengalahkan diri sendiri. Aku harus bangkit. Aku harus berubah,” kata Jessica yang saat itu berusia 17 tahun.

”Kanker telah mengambil banyak dari aku. Aku tidak mau membiarkannya terus mengambil kepercayaan diriku,” tegasnya.

Halaman 3: Jessica Quinn menemukan jawaban

Bangkit

Rupanya Jessica mampu bangkit karena dia berpikir, tidak mungkin dia hanya duduk-duduk sampai tua. ”Aku tidak bisa seperti itu!” ujarnya dalam hati.

Baca juga: Masih 23 Tahun, Shamma Al Mazrui Jadi Menteri Pemuda di Uni Emirat Arab

”Kita semua punya rasa tidak nyaman, tapi Anda harus yakin dengan apa yang Anda miliki,” tandasnya.

Akhirnya 15 tahun kemudian, Jessica bisa menjawab pertanyaan yang selama ini dia tanyakan kepada dirinya, ”Mengapa aku?”.

”Ternyata aku dipilih, karena dianggap bisa membantu menunjukkan kepada orang lain bahwa aku sanggup bangkit,” ujarnya. Jessica menyadiri dirinya tidak sempurna. Namun dia ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa menjalani hidup seperti orang normal lainnya. *bbs/hen/fel

Selain semangat Jessica Quinn yang luar biasa, baca juga info-info terbaru selebriti Indonesia lainnya di Tabloid Nyata edisi 2414 terbit tanggal 7 Oktober 2017.

Tags:

Leave a Reply