By: Padnya
7 November 2024

Merupakan kompetisi yang menampilkan berbagai penemuan, produk baru, dan inovasi dari dalam berbagai bidang seperti teknologi, kesehatan dan lingkungan di seluruh dunia.

Awalnya, Devan dkk mendapat informasi kompetisi itu dari INNOPA pada bulan Juli. Setelah itu mereka mulai mempersiapkan syarat-syarat pendaftarannya. Termasuk menyiapkan rancangan project bertema lingkungan.

”Awalnya kami riset dulu. Kayak baca-baca jurnal dan artikel. Ternyata di Indonesia masih banyak masalah tentang pencemaran minyak yang ada di laut yang hingga kini belum bisa teratasi,” lanjut Devan.

|Baca:  Tikus Berompi Merah, Mampu Deteksi Penyelundupan Organ Satwa

Bagi Tugas

Ide tersebut lantas mereka tuangkan dalam bentuk prototype. Untuk memudahkan pengerjaan, ketujuh remaja berusia 16 tahun itu membagi dalam tiga tim. Bagian desain kapal, teknologi, dan presentasi.

”Setelah dapat idenya. Kami mulai riset selama satu bulan tentang penerapan teknologinya, cara membuat kapalnya,” timpal Syauqi.

“Karena kami akan mendesain kapal pemurni limbah minyak, maka kami perhitungkan bentuk kapal dan minyak yang ditampung agar tidak tenggelam saat menampung minyak itu.” ujarnya.

Selain itu bagaimana mendapatkan dimensi kapal yang tepat agar bisa portabel ketika dibawa ke Macau

Agar pengerjaan dari desain kapal berjalan lancar dan sesuai rencana, mereka mendapat bimbingan dari tiga dosen Teknik Perkapalan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS).

Yakni Ahmad Nasirudin, S.T. M.Eng., Dr. Eng. Yuda Apri Hermawan, S.T., M.T., dan Prof. Ir. Daniel Mohammad Rosyid, M.Phil., Ph.D., MRINA.

Juga Rifqi Abdillah, S.Tr.T., M.Kom, seorang dosen dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), yang dilakukan satu kali sesi pertemuan.

Tags:

Leave a Reply