Data kasus kanker payudara cukup banyak. Setiap tahunnya terdapat 2,3 juta kasus baru dan angka kematiannya menduduki nomor empat di dunia.
“Sama seperti di luar negeri, di Indonesia kasusnya juga cukup tinggi. Di Indonesia kasusnya 5.000 kasus baru setiap tahun. Dan angka kematiannya nomor dua. Karena di Indonesia wanita datang ke rumah sakit dengan stadium yang sudah lanjut, stadium 3 dan stadium 4,” ujar dr. Iskandar, Sp.B. Subsp. Onk(K), MPH.
Menurut data Global Cancer Observatory, bila dibandingkan dengan tren di tahun-tahun sebelumnya, angka kasus kanker payudara tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Jika tidak ditangani dengan serius, maka akan berpotensi mengalami kenaikan terus menerus ke depannya. Kanker tersebut tidak hanya menyerang usia 50 tahun ke atas, tapi sudah merambah ke anak-anak gen Z.
“Data di RS Dharmais, Jakarta, usia paling banyak adalah 40 tahun sampai 50 tshun. Jadi memang trennya semakin lama semakin muda. Saya ada pasien usia 17 tahun sudah kena kanker payudara. Kakau dilihat riwayatnya, orangtuanya kena kanker payudara. Makanya sekarang kita sibuk penyuluhan untuk usia muda. Karena memang datanya sekarang ini semakin banyak yang terkena (kanker pwyudata) di usia muda,” ungkap Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi yang berpraktek di RS Dharmais, Jakarta itu.
| Baca Juga: Tiga Penyebab Utama Kanker Paru-Paru pada Kalangan Bukan Perokok
Menurut Iskandar, di Indonesia mayoritas yang datang ke rumahsakit sudah di stadium 3 atau 4. Hal itu terjadi karena adanya rasa takut, rasa tidak perduli terhadap diri sendiri.
“Karena wanita itu umumnya kalau enggak sakit, enggak datang ke rumah sakit. Ketika dia sakit, ketika ada masalah baru datang ke rumah sakit,” tandasnya.
Iskandar mengatakan, deteksi dini dan edukasi seputar kanker payudara harus diberikan sedini mungkin guna meningkatkan harapan hidup.
“Untuk stadium awal, semakin cepat datang (memeriksakan diri) ke rumah sakit, semakin bagus untuk kelangsungan hidupnya,” tegas Iskandar saat diskusi tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, Uni-Charm Pink Ribbon 2024 di Balai Komando, Cijantung Jakarta, beberapa waktu lalu.

Periksa Payudara Sendiri (SADARI) penting dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara. (Foto: Naomi/Nyata)
Dikatakan Iskandar, kanker payudara adalah sel yang berasal dari diri sendiri, yang berubah sifatnya dan tidak terkontrol pertumbuhannya, serta bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Tags:Deteksi Dini Kanker Payudara Periksa Payudara Sendiri SADARI