“Sel kanker payudara paling sering menyebar ke paru-paru, hati, tulang, dan otak. Pasien paling sering datang ke rumah sakit saat sel kankernya sudah menyebar. Kadang pasien datang ke rumah sakit sudah sesak napasnya, pas diperiksa ternyata payudaranya yang bermasalah,” katanya.
| Baca Juga: Pentingnya Jaga Kesehatan Mental Penderita Kanker Payudara
Iskandar mengungkapkan cukup banyak faktor penyebab kanker payudara. Seperti faktor genetik, pola hidup, hormon, makanan, dan radiasi.
“Tetapi kalau dilihat secara statistik, faktor risiko yang paling besar pengaruhnya, yang pertama, keluarga. Kalau orang tuanya positif kanker payudara, maka si anak kemungkinan risikonya empat kali lipat,” jelas Iskandar.
“Yang kedua, adalah hormonal. Misalnya orang tua dulu suka pakai pil KB, obat-obat kesuburan. Itu punya risiko juga. Dan dia enggak pernah hamil, usia saat menstruasi pertamanya lebih cepat dan menopausenya lebih lambat, itu punya risiko lebih besar kena kanker payudara,” lanjutnya.
Lantas bila dulu pernah ada tumor di payudara, apakah punya risiko lagi untuk terjadi kanker payudara? Ia menjawab, “Pada anak-anak SMP dan SMA yang paling sering benjolan itu adalah tumor jinak berupa fibroadenoma mammae. Apakah dia punya resiko jadi kanker? Kecil kemungkinannya, bahkan bisa dibilang tidak ada resiko. Cuma ada beberapa remaja yang dioprasi dan diambil benjolannya itu, punya sel yang namanya hyperplasia ( Sel abnormal membelah dan berkembang biak lebih cepat dari biasanya) atau atypia (Sel yang sedikit abnormal), itu punya resiko kedepannya berubah jadi kanker.”
Lakukan SADARI
Menurut Iskandar, untuk menghindari agar orang-orang yang datang ke rumah sakit tidak dalam stadium lanjut, maka perlu dilakukan deteksi dini kanker payudara.
“Karena umumnya kanker payudara benjolannya tidak terasa sakit. Hingga sering diabaikan keberadaannya. Kalau mulai nyeri dan mulai berdarah, baru datang ke rumah sakit. Itu punya risiko lebih besar,” katanya.
| Baca Juga: Perlu Dihindari, Makanan Minuman Ini Pemicu Kanker Usus Besar
Iskandar mengungkapkan bahwa ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara, yaitu Periksa Payudara Srndiri (SADARI), Periksa Payudara secara Klinis (SADANIS), Mamografi biasanya untuk wanita di atas usia 40 tahun.
Dikatakan Iskandar, saat yang paling bagus untuk melakukan SADARI itu 7 sampai 10 hari setelah menstruasi hari pertama.
Tags:Deteksi Dini Kanker Payudara Periksa Payudara Sendiri SADARI