Tak hanya culture fashion, streetwear juga punya tempat tersendiri bagi pecinta mode tanah air. Hal itu ditampilkan dalam sebuah gelaran DRP Jakarta berkolaborasi bersama DRP Paris.
“Di fashion event biasanya yang dibawakan adalah culture fashion atau high-end fashion. Padahal sebenernya ada market fashion bagi kalangan muda yang selama ini jarang mendapatkan tempat. Inilah yang melar belakangi lahirnya DRP Paris,” jelas Soegianto Nagaria, Chairman JF3 di Serpong, Tanggerang, Senin (29/7/2024).
Sementara itu, Pablo Attal desainer streetwear asal Prancis mengaku industri streetwear di Indonesia sangat luar biasa.
Ia menilai yang membedakan Indonesia dengan Prancis yakni di sini memiliki keuntungan pada harga dan ketersediaan bahan baku.
| Baca Juga: Stylish, Seragam Kontingen Indonesia di Pembukaan Olimpiade Paris 2024
“Di Paris bahan baku sangat mahal, harus impor. Lokal brand Indonesia punya peluang besar, karena bahan baku banyak dan lebih murah. Setiap koleksi yang kami tampilkan kami tidak membuat banyak koleksi sebagai dukungan sustainable fashion,” terangnya.
Pablo Attal menyebut, trend fashion streetwear tahun ini adalah busana yang loose atau over size yang terinspirasi dari kebebasan individu. Trend fashion Korea juga mempengaruhi trend global fashion streetwear.
Sedangkan Lakon, akan menampilkan koleksi rancangan yang tak kalah spesial. Meski mengusung tema kebebasan, Lakon akan menampilkan karya kolaborasinya dengan seniman lokal yang karyanya telah mendunia.
“Koleksi kali ini looknya lebih light karena arahnya kan ke street fashion ya. Ada 30 outfit streetwear yang kami tampilkan dengan tetap membawa DNA Lakon Indonesia,” jelas Thresia Mareta, desainer Lakon sekaligus Advisor JF3.
| Baca Juga: Koleksi Desainer Muda Prancis Armine Ohanyan Jadi Pembuka JF3 2024 di…
Setiap tahun pihaknya selalu bekerja sama dengan seniman dari berbagai wilayah di tanah air. Tahun ini, menurut Thresia Mareta, pihaknya akan bekerja sama dengan Dudung, seorang maestro batik asal Pekalongan.
Di sisi lain, DRP Paris telah dikenal luas pecinta trend streetwear internasional, berlangsung di tengah masa penyelenggaraan Paris Fashion Week, yang tahun lalu bertempat di Jardin des Tuileries, Paris.
Festival ini menjadi titik kumpul komunitas dan pelaku utama budaya urban dan street culture di Perancis, menampilkan busana streetwear, sneakers, live music, pertunjukan skateboard, dan street food.
Lebih dari sekedar perayaan, DRP juga memegang teguh filosofi Drop Culture, yaitu gerakan menentang fast fashion dengan merilis produk dalam jumlah terbatas dan pada periode tertentu.
| Baca Juga: Potret Terbaru Naysila Mirdad, Disebut Mirip Kajol Devgan
DPR Jakarta merupakan sebuah festival budaya urban dan street culture dari Prancis, yang akan berlangsung selama 10 hari, dari tanggal 26 Juli hingga 4 Agustus 2024, di Summarecon Mall Serpong.
“Streetwear style adalah lebih dari sekadar cara berpakaian. Itu adalah cerminan dari kehidupan perkotaan yang dinamis dan beragam. Dibentuk oleh budaya skateboarding, hip-hop, seni jalanan, dan subkultur lainnya, streetwear style muncul sebagai simbol kebebasan berekspresi dan pengakuan akan keunikan individual,” jelas Soegianto Nagaria lagi.
DRP Jakarta membawa karya beberapa desainer dengan lini fashion mereka, seperti streetwear Prancis, yaitu Pablo T-Shirt Factory, Please Paulo Stop Cappin, dan A1 Denim serta brand streetwear dari Amerika, Barriers Worldwide.
Sedangkan dari Indonesia seperti Kick Avenue, LAKON Indonesia, Kanky, Untold, Bratpack, Denimitup, Rawtyperiot, juga Control New, brand streetwear dengan pendekatan berkelanjutan untuk produksi aksesori dan busana. (*)
Tags:Desainer desainer Indonesia Desainer Prancis Streetwear Streetwear Fashion