Marcella Simon jarang muncul di layar kaca sejak 2020. Selain aktris, Marcella juga dikenal sebagai seorang penulis buku cerita anak-anak.
Marcella mengaku sebelum menjalani karier sebagai pemain sinetron, dia kuliah di Universitas Atmajaya, Jakarta. Jurusan yang diambil pendidikan bahasa inggris untuk anak SD.
“Setelah lulus kuliah, saya berpikir kalau mau jadi guru. Tapi, karena sibuk main sinetron pasti bagi waktunya susah. Secara kebetluan, ada jalan terbuka untuk menjadi penulis,” jelas Marcella di Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, pada Jumat (27/9).
Awalnya, Marcella minta tolong teman untuk dikenalin dengan editor dan penerbit. Tujuannya membantu bagaimana cara menerbitkan buku. “Enggak ada yang mau bantuin,” katanya,
“Tapi begitu iseng-iseng buka group di kampus, tiba-tiba ada yang memposting acara di Elex Media Komputindo Gramedia. Saya tadinya enggak tahu itu acara apa. Tapi saya daftar saja. Dan anehnya saat acara tersebut berlangsung, saya dapat libur padahal saat itu lagi syuting sinetron stripping. Ternyata itu adalah acara untuk para penulis mereka. Dan saya satu-satunya orang luar. Mungkin itu jalan yang diberikan Tuhan buat saya,” lanjut wanita kelahiran Dili, Timor Timur, 9 Mei 1989 itu.
| Baca Juga: Veronica Colondam Sajikan 25 Cerita Inspirasi Dalam Satu Buku
Setelah itu ia mulai membuat buku bergambar dengan judul ‘Fairydise Series: Misi Kebaikan dari Ratu Peri’. Buku itu bercerita tentang tujuh ratu peri warna.
“Konsepnya untuk mengajarkan warna kepada anak-anak. Setiap halamannya itu dibuat hanya satu warna saja. Jadi sepuluh halaman pertama warnanya merah semua, kemudian sepuluh halaman berikutnya warnanya kuning semua. Jadi dengan cara itu saya harapkan anak-anak bisa menginternalisasi, ‘oh, yang dimaksud merah yang seperti ini warnanya, yang dimaksud kuning, warnanya seperti ini..” jelasnya.
Pemeran Misha dalam film ‘Sweetheart’ itu menambahkan, “jadi saya masukan lesson plan yang biasa kita bikin di sekolah dalam produksi buku. Jadi awalnya seperti itu.”
Selain itu, Marcella juga menerbitkan buku untuk anak laki-laki, judulnya ‘Molen: Petualangan Kendaraan Super Hero Menyelamatkan Dunia’.
Menurutnya, menulis buku itu bukan sesuatu yang mudah. Namun saat ini, dengan perkembangan teknologi, mulai banyak anak-anak yang menuangkan bakat mereka dalam menulis.
Seperti pada program Karya Raya yang ditujukan untuk menginspirasi anak-anak dalam menulis dan bercerita. Melalui program itu, generasi muda bisa mengekspresikan imajinasi mereka dan mengubahnya menjadi buku yang bermakna.
Karya-karya yang dihasilkan dipublikasikan di platform online Bookabook dan dipamerkan di Perpustakaan Jakarta yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM).
| Baca Juga: Samuel Watimena Angkat Kekayaan Perhiasan Indonesia dalam Buku Nusantara
Menurut Marcella, menulis juga bisa menjadi salah satu kegiatan positif yang dilakukan anak-anak untuk menyalurkan bakat dan imajinasi yang mereka miliki.
“Menulis adalah sarana untuk mengekspresikan diri. Dengan menulis dan menggambar, anak-anak bisa mengekspresikan perasannya, pengalaman yang sudah dialami, pengetahuan yang sudah dipelajari oleh mereka,” katanya.
Marcella mengingatkan pada anak-anak yang ingin menjadi penulis bahwa mereka harus memiliki kesabaran yang tinggi.
“Kalau mau jadi penulis, jadi ilustratror, harus sabar. Karena menulis dan mengilustrasikan buku, lama waktunya. Dulu saya menulis buku Fairydise butuh waktu sekitar 3 bulan untuk menulis naskahnya. Kemudian ilustratrornya menggambar sekitar 100 halaman buku, butuh waktu satu tahun dia buatnya. Jadi buku itu bisa terbit satu tahun kemudian. Tapi kalau halamannya lebih sedikit, mungkin akan lebih cepat selesainya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penulis buku sekaligus ilustrator yang berpartisipasi dalam program Karya Raya 2024, Rania Aishalina Kusumo (11 tahun), menulis buku dalam bahasa Inggris bertajuk Stalwart. Ia menulis kisah yang terinspirasi dari pengalamannya dalam mengikuti kompetisi debat yang baru ia jalani.
“Mama yang kasih ide kenapa aku gak tulis aja pengalaman itu ke dalam sebuah buku,” katanya.
Menurut Rania, keikutsertaannya dalam program Karya Raya sangat bermanfaat. “Bagus sekali, karena aku nggak hanya bisa mendapat prestasi tapi juga mendapat experience untuk membuat karya dan bisa mengekspresikan kreativitas aku,” tandas Rania. (*)
Tags:Buku Anak-anak Marcella Simon Pemain Sinetron Penulis Buku