Karya-karya yang dihasilkan dipublikasikan di platform online Bookabook dan dipamerkan di Perpustakaan Jakarta yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM).
| Baca Juga: Samuel Watimena Angkat Kekayaan Perhiasan Indonesia dalam Buku Nusantara
Menurut Marcella, menulis juga bisa menjadi salah satu kegiatan positif yang dilakukan anak-anak untuk menyalurkan bakat dan imajinasi yang mereka miliki.
“Menulis adalah sarana untuk mengekspresikan diri. Dengan menulis dan menggambar, anak-anak bisa mengekspresikan perasannya, pengalaman yang sudah dialami, pengetahuan yang sudah dipelajari oleh mereka,” katanya.
Marcella mengingatkan pada anak-anak yang ingin menjadi penulis bahwa mereka harus memiliki kesabaran yang tinggi.
“Kalau mau jadi penulis, jadi ilustratror, harus sabar. Karena menulis dan mengilustrasikan buku, lama waktunya. Dulu saya menulis buku Fairydise butuh waktu sekitar 3 bulan untuk menulis naskahnya. Kemudian ilustratrornya menggambar sekitar 100 halaman buku, butuh waktu satu tahun dia buatnya. Jadi buku itu bisa terbit satu tahun kemudian. Tapi kalau halamannya lebih sedikit, mungkin akan lebih cepat selesainya,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu penulis buku sekaligus ilustrator yang berpartisipasi dalam program Karya Raya 2024, Rania Aishalina Kusumo (11 tahun), menulis buku dalam bahasa Inggris bertajuk Stalwart. Ia menulis kisah yang terinspirasi dari pengalamannya dalam mengikuti kompetisi debat yang baru ia jalani.
“Mama yang kasih ide kenapa aku gak tulis aja pengalaman itu ke dalam sebuah buku,” katanya.
Menurut Rania, keikutsertaannya dalam program Karya Raya sangat bermanfaat. “Bagus sekali, karena aku nggak hanya bisa mendapat prestasi tapi juga mendapat experience untuk membuat karya dan bisa mengekspresikan kreativitas aku,” tandas Rania. (*)
Tags:Buku Anak-anak Marcella Simon Pemain Sinetron Penulis Buku