Sembahyang leluhur sendiri merupakan tradisi Tionghoa di mana mereka melakukan penghormatan pada leluhur atau anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
Sembahyang leluhur dilakukan sebelum malam tahun baru Imlek. Hal tersebut dilakukan untuk meminta berkah sepanjang tahun.
“Jadi sebelum Imlek ada sembahyang leluhur dulu, supaya leluhur ikut acara Imlek dan mereka memberi berkah pada anak cucu yang ditinggalkan,” jelas Dony.

Altar persembahan untuk leluhur dan dewa (Foto: Dok. Nadiah)
Meja khusus untuk altar akan dikeluarkan, ditempatkan di halaman depan rumah. Persembahan, mulai dari makanan hingga minuman akan ditaruh di atas meja tersebut.
Ada banyak makanan dan minuman yang disajikan di altar. Setiap makanan pun memiliki maknanya tersendiri.
| Baca Juga: Lay Zhang Hingga Zhao Lusi Sambut Tahun Baru Imlek 2025
“Ini kue keranjang harus ada, biar rezekinya banyak sekeranjang-keranjang. Itu kan juga lengket (tekturnya), jadi biar rezekinya enggak lepas-lepas. Makanya ada wajik juga,” terangnya.
Ada juga jeruk keprok yang dikaitkan dengan emas, sehingga dipercaya mampu membawa kemakmuran.
Manisan yang terdiri dari lima jenis melambangkan masing-masing elemen, yaitu emas, kayu, air, api, dan tanah.
Nanti setelah prosesi sembahyang selesai, persembahan tersebut bisa dimakan atau diberi pada saudara.
Makanan dan minuman tersebut jumlahnya harus pas untuk setiap leluhur yang telah berpulang. Hidangan favorit mereka semasa hidup juga ikut dipersembahkan di altar tersebut.
Tags:Dony Djhung Imlek Kampung Pecinan Kampung Pecinan Surabaya Tahun Baru Imlek tradisi Imlek tradisi menyambut Imlek