By: Bayu
27 November 2025

Perjalanan hingga acara ini akhirnya terlaksana bukan tanpa hambatan. Dhini mengakui bahwa bersama sang suami, Dimas Seto, mereka menghadapi sejumlah tantangan teknis hingga tekanan psikologis.

Menurutnya, beban persiapan cukup menguras energi, namun dukungan dari berbagai pihak membuat mereka tetap teguh melangkah hingga acara dapat berjalan sesuai rencana.

“Pasti ada (tantangan), setiap kita ingin melakukan kebaikan nggak mungkin berjalan lancar. Tapi Alhamdulillah banyak yang support jadi bisa berjalan lancar. Kala tantangan yang paling besar, sampai nggak bisa tidur suami saya. Tapi yang bikin kami senang, antusias yang ingin ikut sangat luar biasa, hampir 3.000 peserta,” ungkapnya.

| Baca Juga : Tika the Iggy, Anjing Terkenal yang Pernah Dimuat Vogue Kini Tiada

Melihat respons publik, Dhini semakin yakin bahwa gerakan ini tidak berhenti di Jakarta saja. Ia berharap adanya dukungan yang lebih luas agar Perempuan Berlari bisa hadir di berbagai kota dan menjadi medium bagi perempuan untuk membangun jejaring positif.

Menurutnya, kebersamaan adalah kunci agar sebuah gerakan sosial dapat berdampak lebih besar.

“Insya Allah semoga dimudahkan. Kami memang inginnya nggak cuma di Jakarta saja tapi bisa di daerah lain. Karena kami butuh support system, gimana sih kita bisa merangkul dalam hal kebaikan. Semoga movement-nya bisa dirasakan oleh semua,” harap Dhini.

Di penghujung acara pembukaan, Dhini menyampaikan pesan sederhana namun tegas bagi perempuan di seluruh Indonesia.

Ia menekankan pentingnya menghargai diri sendiri sebagai langkah awal sebelum memberi dampak pada lingkungan sekitar. Baginya, rasa saling menguatkan antar perempuan merupakan nilai utama dari gerakan yang ia inisiasi.

“Pertama hargai diri sendiri. Kedua, sesuai tagline kita woman support woman, jadi kita ada di sini untuk semua perempuan di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Tags:

Leave a Reply