By: Naomi Nilawati
27 October 2025

“Begitu orang dengar kata kanker, satu kampung langsung nawarin jamu superman,” kata Dr. Jeffry sambil tersenyum.

Ia menambahkan, “Padahal kita tidak tahu interaksinya dengan obat medis. Jangan sampai hati yang sudah sakit malah makin terbebani.”

Karena hati berfungsi memetabolisme hampir semua zat dalam tubuh, penggunaan herbal sebaiknya dikonsultasikan dulu ke dokter.

| Baca Juga: Mencekam! Atap Lapangan Padel Ambruk di Tengah Turnamen Selebriti

Imunoterapi dan Regenerasi Hati

Meskipun lebih ringan dari kemoterapi, imunoterapi tetap memiliki efek samping, seperti radang di paru, usus, atau gangguan hormon. Namun, efeknya umumnya lebih bisa ditoleransi pasien.

Operasi pengangkatan tumor masih menjadi terapi utama untuk kasus tertentu. Menariknya, setelah sebagian hati diangkat, tubuh memproduksi growth hormone untuk menumbuhkan jaringan baru.

“Hormon pertumbuhan memang menumbuhkan jaringan hati yang baru, tapi kadang juga bisa menumbuhkan kembali sel yang tadinya abnormal,” jelasnya.

Karena itu, pasien disarankan kontrol rutin setiap enam bulan. Risiko kekambuhan paling tinggi terjadi dalam dua tahun pertama.

“Kanker hati bisa kambuh kapan saja. Saya suka analogikan seperti rayap, sudah dibersihkan, bisa muncul lagi di tempat lain,” ujarnya.

| Baca Juga: Romantics Anonymous Jadi Hit Baru Netflix, Remake yang Banjir Pujian

Berani Tahu, Berani Selamat

Tags:

Leave a Reply