Baru-baru ini ramai di media sosial tentang puluhan anak menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Seperti yang dibagikan oleh akun @unmagnetxxx di platform X pada Minggu (21/7) lalu.

Asli syok, di RSCM banyak bocil-bocil. Kirain berobat apaan, ternyata pada cuci darah,” tulis unggahan tersebut.

Pihak RSCM pun buka suara terkait banyaknya anak yang melakukan cuci darah. Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi RSCM, dr. Eka Laksmi Hidayati membenarkan hal itu.

| Baca Juga : BPOM Temukan Jajanan Pasar Mengandung Zat Pemicu Kanker

Eka menyebut, RSCM mencatat total 60 anak yang menjalani perawatan cuci darah dengan rata-rata umur 12 tahun ke atas atau beranjak remaja.

Namun demikian, dia memastikan jumlah pasien anak yang menjalani perawatan cuci darah di RSCM tidak mengalami lonjakan.

“Memang kalau dilihat angkanya, pasien kita cukup banyak,” ujar Eka dalam siaran langsung akun Instagram @rscm.official, Kamis (25/7/2024) lalu.

| Baca Juga : Kerap Dianggap Salah, Ini Manfaat Mandi Malam Hari

Eka mengungkapkan, dari jumlah tersebut tak semua anak tersebut menjalani cuci darah.

Di antara 60 pasien, sebanyak 30 anak harus menjalani cuci darah. Tetapi, ada juga anak yang menggunakan dialisis dengan mesin atau hanya kontrol per bulan.

Eka mengakui, jumlah tersebut cukup banyak bagi sebuah rumah sakit. Kondisi ini juga tidak dijumpai di tempat lain sehingga tampak jumlahnya cukup banyak.

RSCM memiliki pasien anak cuci darah yang banyak karena menjadi tempat rujukan dari sekitar Jakarta hingga luar Jawa.

| Baca Juga : Cegah Risiko dan Komplikasi Cacar Air pada Anak dengan Imunisasi

Meskipun memiliki jumlah yang tidak sedikit, Eka mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan pengaruh sirup obat mengandung etilen glikol yang ramai tahun lalu.

Ia menambahkan bahwa penyebab cuci darah pada pasien RSCM ini berbeda-beda.

“Ada yang gagal ginjal bawaan lahir. Masalahnya macam-macam, ada yang di ginjalnya sejak lahir tumbuh kista banyak jadi fungsi ginjal terganggu, ada yang lahir dengan ginjal sebelah tapi yang sebelah juga ginjalnya tidak sehat,” jelasnya.

Eka mengatakan kasus terbanyak penyakit ginjal bagi anak adalah karena dipicu sindrom nefrotik kongenital. Menurutnya, banyak pasien sindrom nefrotik lain tidak mengalami gagal ginjal.

| Baca Juga : Manfaat Telur untuk Rambut Sehat, Bisa Dijadikan Sampo Alami

“Umumnya tidak sampai menyebabkan penurunan fungsi ginjal, tapi kalau terjadinya kongenital sejak dari kandungan dan saat lahir sudah bergejala, itu umumnya akan menjadi gagal ginjal,” paparnya.

RSCM, tambah Eka, berusaha mengembangkan perataan pengobatan ginjal anak.

Disebutkan, RSCM saat ini memiliki delapan mesin cuci darah. Dokter akan melakukan cuci darah kepada 16-20 pasien anak setiap hari.

Menurut dia, penyakit ginjal pada anak yang sampai berat tidak terlalu banyak. Hal itu membuat tidak banyak dokter urologi yang mengurusi sistem saluran kemih termasuk ginjal di Indonesia.

Ini membuat perawatan ginjal anak lebih mudah tersentralisasi di rumah sakit tertentu.

“Tentu kita tidak ingin hanya di RSCM, di banyak provinsi sudah bisa. Kita sedang meluaskan ke provinsi-provinsi lain yang dokter anak dan rumah sakitnya sudah siap,” tuturnya. (*) 

Tags:

Leave a Reply