NYATA MEDIA — Bencana banjir dan tanah longsor melanda 11 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Bencana itu dipicu cuaca ekstrem yang terjadi dua hari berturut-turut sejak Senin (24/11).
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, mengatakan sebanyak 24 orang tewas imbas bencana itu.
“24 orang meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, dan 5 orang masih dalam pencarian,” kata Ferry dalam keterangannya, Rabu (26/11).
| Baca Juga : Markas Penipuan Online Myanmar Diobrak-abrik, Aktor Tiongkok Pernah Jadi Korban
Jumlah tersebut tersebar di 11 wilayah terdampak meliputi Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Nias Selatan (Nisel), Pakpak Bharat, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Nias, Tapanuli Selatan (Tapsel), Humbahas, Kota Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.
Wilayah yang tercatat dengan jumlah korban tewas paling banyak berada di Tapanuli Selatan yakni sebanyak 20 kejadian bencana dan 49 korban, termasuk 12 meninggal dunia dan 34 luka ringan.
Kemudian, Sibolga dengan 6 kejadian bencana dan 12 korban, termasuk 5 meninggal dunia dan 4 orang masih dalam pencarian.
Lalu, Tapanuli Tengah dengan 14 kejadian bencana dan 5 korban, termasuk 4 meninggal dunia.
| Baca Juga : Tika the Iggy, Anjing Terkenal yang Pernah Dimuat Vogue Kini Tiada
“Meskipun cuaca secara keseluruhan masih hujan dengan intensitas tinggi, personel di lapangan terus bekerja keras. Saat ini, debit air di lokasi banjir masih mencapai ketinggian sekitar 1 meter di beberapa titik,” katanya.
@liaputriisiregar Ya allah lindungin saudara-saudara kami yang ada disana 🙏🏼😰🤲🏻🌧️ #banjir #padangsidempuan #batangtoru_tapanuliselatan #harusfyp #foryou
Berdasarkan rekaman yang viral di media sosial, banjir mengalir cukup deras, menghantam rumah, menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain.
Parahnya lagi, arus air membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan dan sampah rumah tangga.
| Baca Juga : Pengalaman Yondang ‘DBL’: Tiba-Tiba Terasa Berputar Seperti dalam Mesin Cuci
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari Siklon Tropis Senyar.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Hendro Nugroho di Medan mengatakan Siklon Tropis Senyar merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka.
Siklon Tropis Senyar memberikan dampak peningkatan intensitas dan memicu potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi serta angin kencang di wilayah Sumatera Utara.
“Dampaknya dalam satu minggu terakhir wilayah Sumatera Utara dilanda hujan setiap hari,” katanya pada Rabu.
Adapun wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat antara lain di Kabupaten Langkat, Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara.
Selain itu Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Simalungun, Samosir, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Humbang Hasundutan, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli, dan Toba. (*)
Tags:banjir Longsor Sumatera Utara Tapanuli selatan
