Setelah tiga hari digelar, pagelaran Jakarta Modest Fashion Wear (JMFW) 2024, ditutup pada Sabtu (21/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bila dirinya optimistis Indonesia akan menjadi pusat fesyen muslim dunia. Untuk itu, potensi ini harus didukung ekosistem, kemauan, dan kerja sama semua pihak.
Sementara Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi mengatakan, “JMFW 2024 telah berhasil membuktikan menjadi ikon kolaborasi pemangku kepentingan fesyen dari hulu ke hilir, tidak hanya pemerintah, tetapi juga pelaku bisnis, akademisi, perbankan, serta media.”
Malam penutupan JMFW 2024 dimeriahkan oleh sejumlah jenama modest Tanah Air. Beberapa karya yang dipamerkan yakni Kayo karya desainer Fey Kayo, Ija Kroeng dari desainer Khairul Fajri Yahya, Deden Siswanto, Jan Ayu karya desainer Linda Soedibyo, Fatih Indonesia dari Fahmi Hendrawan, Hannie Hananto, Lisafitria, Brilianto, dan Kursienkarzai.
KAYO By Fey Kayo menampilkan koleksi yang berjudul Translantic. Koleksi ini terinspirasi dari kejadian kapal titanic yang tenggelam pada tahun 1912. koleksi dengan Menampilkan busana yang mengacu pada trend forecast 2023/2024 yaitu The Soul Searches, dengan kata kunci Rural. Warna yang dipilih dalam koleksi ini yaitu earthone. Kain yang dipakai menggunakan kain katun dengan menggunakan teknik kuas pewarna alami serta siluet A, X, Y dan pants dengan potongan dekonstruktif dan layering dan detail stopper. Kayo menghadirkan 8 look yang terdiri dari top, bottom, dress dan outer.
|Baca Juga: JMFW 2024 Tampilkan Rekomendasi Gaya Modest Kekinian

Lalu, desainer Khairul Fajri Yahya menampilkan sederet karya melalui brand Ija Kroeng berupa kain sarung khas Indonesia yang dikenakan para model pria. Khairul menghidupkan kembali semangat generasi muda untuk mencintai dan membudayakan kebiasaan memakai kain tradisional khususnya songket dan kain tenun. Bahan baku tersebut kemudian disulap menjadi pakaian siap pakai, cocok untuk aktivitas sehari-hari, dengan pilihan warna dan gaya yang mengikuti tren masa kini.
Sementara Hannie Hananto tampak memamerkan beberapa koleksi ready to wear dengan motif printing batik dengan nuansa warna-warna hangat. Kemudian, brand Lisafitria kali ini mengadopsi siluet kebaya yang tampak dibuat lebih modis lewat padu padan kain batik.
Kursienkarzai menutup perhelatan JMFW 2024 dengan sederet koleksi gaun muslim nan indah. Bahan yang digunakan adalah satin dengan texture yang lembut dan dingin. Pemilihan material organza dan tulle menjadi paduan sempurna untuk kesan feminin dan romantic.
Kursienkarzai mengaplikasikan motif tenun dari Indonesia Timur dan motif batik truntum, kawung dalam teknik embroidery di atas kain organza dan teknik printing di atas kain satin. Koleksi ini terdiri dari 2 sequence, yang pertama adalah koleksi busana modest berupa dress, abaya, blouse, blazer dengan teknik print motif tenun sumba dan batik truntum. Dengan pemilihan warna alam yang cenderung gelap. Hitam, cokelat, denim blue, lime green .
Sequence ke 2 dan ke 3 adalah busana modest dengan teknik bordir dan memadukan pleats terdiri dari dress, abaya, outer dengan look yang lebih feminin . Pemilihan warna lembut seperti sage, off white, lilac, turqoise, menjadi prioritas dikoleksi ini, untuk memberi pilihan tegas warna hitam dan navy menjadikan pelengkap dalam koleksi ini.
Talenta Mode Vokasi

Selain peragaan busana dari jenama terkenal, JMFW tahun ini memberikan wadah aktualisasi bagi desainer-desainer muda. Termasuk, akademisi melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang menampilkan karya dari 37 desainer muda dari 12 satuan pendidikan vokasi.
Sebanyak 72 koleksi busana karya talenta-talenta mode dari satuan pendidikan vokasi tampil memukau di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Banten, Sabtu (21/10).
Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), mengatakan kehadiran JMFW secara berkelanjutan menjadi ujung tombak untuk mencapai misi Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia.
|Baca Juga: Koleksi tentang Tranformasi Jakarta Tutup JMFW 2023
Karya busana rancangan para siswa dan mahasiswa dari 12 satuan pendidikan vokasi ditampilkan di hadapan publik oleh para model di runway JMFW 2024. Busana-busana tersebut didesain dan dibuat oleh mahasiswa dari 5 (lima) perguruan tinggi vokasi (PTV) dan 7 (tujuh) sekolah menengah kejuruan (SMK) Bidang Tata Busana.
Kelima PTV yang tampil, yakni ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, AKS Ibu Kartini Semarang, Universitas Kristen Maranatha, dan ISWI Fashion Academy. Sementara itu, ketujuh SMK yang terlibat adalah SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon, SMKN 1 Batu, SMK Cendika Bangsa Kepanjen, SMKN 1 Kasreman, SMK NU 2 Kedungpring, dan SMKN 3 Magelang.
Setiap satuan pendidikan vokasi menampilkan enam rancangan busana dengan tema yang beragam. Seperti contohnya adalah koleksi d’JeLiPat dari SMKN 3 Magelang yang menampilkan enam tampilan busana bertema “Getuk” yang terinspirasi dari getuk tiga warga yang tak lain merupakan makanan khas dari Magelang, Jawa Tengah.
Keindahan Batik

Di hari Kedua JMFW 2024, Danjyo Hiyoji , mencoba memperkenalkan keragaman wastra batik yang ada di Indonesia. Danjyo yang berkolaborasi dengan Tengku Nurliyana Habsjah Sapuan membawa batik khas kabupaten Mukomuko dari Provinsi Bengkulu ke Runway JMFW tahun ini.
“Kami ingin memperkenalkan batik khas Mukomuko, dengan menyasar GenZ, anak muda. Karena kami pikir kalau ingin mempertahankan budaya, yang muda-muda ini yang harus kita sasar,” kata Dana Maulana, desainer Danjyo Hijoyi saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (19/10).
|Baca Juga: Tips Merawat Perhiasan Perak Agar Tak Mudah Menghitam
Danjyo mengolah kain batik Mukomuko menjadi koleksi yang segar, berjiwa muda, namun sopan. Mengambil tema Bencoolen, koleksi ini secara keseluruhan terinspirasi dari Kabupaten Mukomuko dan Kota Bengkulu. Oleh karenanya, mereka menggabungkan ikon Mukomuko dengan ada juga bunga raflesia yang jadi ikon Kota Bengkulu dalam helaian batiknya.
“Semua yang ditampilkan juga lebih fresh karena sasaran kami anak muda. Jadi busananya bukan yang fit body tapi lebih longgar dan daily outfit, lebih santai,” kata Danjyo.
Koleksi ‘Bencoolen’ ini juga banyak menggunakan bahan-bahan seperti katun dan katun rayon dengan motif batik, linen, dan campuran katun bertekstur. Sentuhan modern, segar, dan muda juga ditampilkan melalui tampilan layer.
Styling bertumpuk dengan kemeja putih berlengan balon dan kerah lebar dipadukan dengan tanktop strap heart neck style kuning pucat dengan kerut di belakangnya. Di bagian bawahnya dipadukan dengan celana batik loose berpipa lebar yang flowy. Penutup kepala berwarna senada pun ditambahkan untuk memberikan kesan modest di dalamnya.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Islamic Fashion Institute

Yang lebih menarik selain menampilkan beragam koleksi busana dari para perancang Indonesia, Pada penutupan JMFW 2024 pada Sabtu (21/10) kemarin, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Islamic Fashion Institute (IFI) dengan buyer asal Korea Selatan DongdaemunClothing Sewing Association (DCSA) senilai USD 2,5 juta.
Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Miftah Farid, mengungkapkan, MoU yang dilakukan IFI dan DCSA meliputi kerja sama dalam tiga hal. Pertama, yaitu pemberian lokakarya (workshop) dan sosialisasi terkait modest fesyen oleh tenaga ahli IFI. Lokakarya ini tidak hanya di Korea Selatan tetapi juga di Jepang, Amerika Serikat, dan Persatuan Emirat Arab (PEA).
|Baca Juga: Koleksi dari Wastra Nusantara Buka Jakarta Muslim Fashion Week 2023
Kedua, dari sisi promosi modest fashion, DCSA akan memfasilitasi toko khusus modest fashion di Dongdaemun Design Plaza (DDP), Seoul, Korea Selatan. Ketiga, kerja sama pertukaran pelajar. Dalam hal ini, IFI akan memberikan beasiswa untuk mahasiswa Korea Selatan dan sebaliknya.
“Penandatanganan nota kesepahaman tersebut menunjukkan kepercayaan internasional terhadap fesyen modest Indonesia. Selain itu, kerja sama pengiriman tenaga ahli IFI ke Korea Selatan menunjukkan sektor pendidikan sangat penting dalam upaya penguatan industri fesyen modest Indonesia,” jelas Miftah.
Selain itu dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara buter Malaysia dengan 14 pelaku usaha Indonesia yang juga merupakan binaan dari IKRA Bank Indonesia. Dan juga penandatanganan MoU dagang antara PT Mustika Ratu dan Mitra dagangnya dari Amerika Serikat, Jepang, Arab Saudi, Australia, dan Persatuan Emirat Arab. Nilai MoU sebesar USD 400 ribu atau sekitar Rp6,2 miliar tersebut dibukukan dalam TEI ke-37 untuk produk kosmetik. *omi
Tags:JMFW 2024 Modest Fashion Wastra Nusantara