By: Azharul Hakim
25 September 2025

NYATA MEDIA — Pekan lalu, garasi kantor Nyata di Jakarta, Indonesia kedatangan mobil jenis campervan. Berwarna hitam dengan stiker menghiasi sebagian besar body mobil. ’Rau FM Jalan-Jalan Keliling Indonesia Asia”, demikian tulisan besar di kedua sisinya.

Tujuh bendera di Asia Tenggara juga menghiasi kedua sisi mobil. Menandai kalau negara-negara berbendera tersebut telah dikunjungi mobil tersebut. Total 15.000 kilometer sudah ditempuh mobil tersebut untuk keliling Indonesia dan tujuh negara.

Pemilik campervan itu adalah pasangan suami istri (pasutri) asal Indonesia, Teuku Faisal Laksamana dan dr. Indriati. Usianya sudah tergolong senior, 64 dan 60 tahun. Namun mereka berhasil keliling Indonesia, juga Asia Tenggara dengan mobil jenis campervan tersebut.

Hanya berdua, tanpa ada yang menyetiri atau mengawal. Ocehan kekhawatiran dari ketiga anaknya tak menghalangi hobi mereka.

”Anak ke dua yang bawel, namanya juga anak perempuan. Selalu memantau perjalanan kami,” kata Indriati kepada Nyata.

| Baca Juga : Aktris China Chen Zihan: 12 Kali Gagal Bayi Tabung hingga Nyaris Diceraikan

Hampir dua tahun mereka di jalan. Sebanyak 30 provinsi dan tiga negara mereka singgahi dengan mobil yang dimodifikasi menjadi rumah berjalan itu. Karena perjalanan itu, Indriati menutup kliniknya.

Konten di YouTube

Ide keliling Indonesia dan beberapa negara itu berawal ketika Covid-19 tahun 2020 lalu. Pandemi memaksa pasutri asal Padangsidimpuan, Sumatera Utara itu berdiam diri di rumah. Hari-hari terasa panjang dan hanya diisi dengan menonton YouTube.

Hingga akhirnya sebuah tayangan mengubah jalan hidup mereka. Konten orang-orang yang keliling Indonesia dengan campervan.

”Saya lihat orang-orang keliling Indonesia pakai motor, sepeda, mobil. Tapi belum ada kakek-nenek yang keliling. Saya bilang ke istri, ’Mau coba nggak?’ Alhamdulillah istri setuju,” cerita Faisal.

Maka dimulailah sebuah perjalanan baru. Toyota Voxy mereka disulap menjadi rumah berjalan. Kursi di dua baris belakang mobil mereka copot. Gantinya dipasang tempat tidur, dapur mini, laci penyimpanan, kulkas. untuk penambah daya, campervan mereka juga dilengkapi genset mini dalam mobil.

| Baca Juga : Lucas Jemeljanova, Anak Pertama di Dunia yang Sembuh dari Kanker Otak Ganas

Mobil dilengkapi tenda awning yang bisa dibentang ketika ingin bersantai di sisi mobil. Semua dirancang agar mereka bisa hidup di jalan.

”Ketika tidur, sofa dibentang di dalam. Mesin mobil dimatikan, pintu dikunci, jendela ditutup tapi disisakan 10 senti untuk ventilasi. Supaya tidak pengap, kami ada kipas angin dan exhaust portabel yang dipasang di celah kaca pintu,” beber Faisal.

Mereka juga menyiapkan diri dengan berbagai dokumen. Seperti Carnet, paspor khusus kendaraan dan Faisal juga memegang SIM Internasional.

Hari Bersejarah

Tanggal 6 Februari 2022 menjadi hari bersejarah. Dari Jakarta, Faisal dan Indriati memacu mobil menuju Lampung, membuka petualangan yang akan membawa mereka ke 30 provinsi Indonesia.

Selama lebih dari setahun, rumah mereka adalah campervan. Mereka belanja sayur di pasar, menyimpan stok di kulkas kecil, memasak nasi dengan rice cooker, hingga memasak ikan kaleng dan bahan makanan lainnya.

”Tidur di mobil, masak di mobil. Cukup irit, tapi menyenangkan,” kata Faisal sambil tersenyum.

| Baca Juga : Junko Sakai, Nenek 66 Tahun Finalis Miss Universe Jepang yang Ingin Menginspirasi Semua Generasi

Tempat favorit mereka? Pantai dan objek wisata alam. Di Bengkulu, mereka sempat disambangi polisi patroli yang ternyata berasal dari Padangsidimpuan juga. Di Jepara, mereka tidur tepat di bawah air terjun Songgo Langit. Di Sleman, Yogyakarta, mereka sempat kehilangan drone saat merekam panorama Merapi, meski akhirnya ditemukan lewat GPS.

Faisal mengaku tak kelelahan menyetir mobil seorang diri menempuh lebih dari 15.000 kilometer. Setiap hari mereka memulai perjalanan dari jam 9 pagi. Baru mereka mencari perhentian pukul 12 siang untuk tempat makan, salat dan beristirahat.

Meski demikian, mereka tak menutup kemungkinan berhenti di satu tempat yang dinilai memiliki daya tarik keindahan alam, atau budaya.

Empat Jam

”Kami tak ada terget, jalan dan berhenti sesuka kami. Paling lama nyetir empat jam,” kata Faisal.

Di setiap tempat, selalu ada cerita baru, bertemu sahabat lama, bertemu pasangan traveler lain yang keliling Indonesia naik motor, hingga mendapat sambutan hangat dari pejabat daerah seperti Kapolres Probolinggo dan Pangdam XII/Tanjungpura. Termasuk dari pejabat atase dan Kedutaan di setiap negara yang mereka singgahi.

| Baca Juga : Kisah Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno yang Terpaut Usia 44 Tahun

Hingga kini 30 provinsi mereka kunjungi. Setelahnya, perjalanan mereka berlanjut ke negara-negara Asia. Yaitu Timor Leste, Malaysia, Brunei, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Laos.

”Kalau di luar negeri, malah lebih nyaman. Fasilitas toiletnya mewah, jalan mulus. Kita sering beli makanan di Seven Eleven, praktis,” ujarnya.

Perjalanan terbaru mereka, Malaysia–Thailand–Kamboja–Vietnam–Laos, menempuh jarak 15.000 km dalam kurun waktu sekitar lima bulan pada akhir 2024 lalu.

Selama perjalanan ini, mereka melewati delapan perbatasan negara yang penuh tantangan dan mendebarkan. Setiap perbatasan memiliki aturan berbeda, sehingga mereka harus menyesuaikan dokumen perjalanan, mata uang dan kebijakan setempat.

Diperiksa di Bangkok

Setiap perbatasan negara memberikan pengalaman yang berbeda. Salah satu pengalaman menegangkan terjadi saat mereka diberhentikan polisi di Bangkok, Thailand.

Meski semua dokumen lengkap, tetap ada rasa cemas saat menghadapi pemeriksaan ketat.

Di Pattaya, mereka sempat dibawa ke kantor polisi karena tanpa sengaja menerbangkan drone di area yang terlarang.

| Baca Juga : Gara-Gara Mahar Nikah, Wanita India ini Dibakar Hidup-hidup oleh Suami, Ipar, dan Mertua

Beruntung, masalah ini dapat diselesaikan setelah mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian setempat.

Di Kamboja, mereka harus menghadapi jalanan yang masih berupa tanah dan berlumpur saat hujan, yang membuat perjalanan lebih menantang. Selain itu, perbedaan sistem kemudi juga menjadi tantangan tersendiri, karena di beberapa negara seperti Kamboja dan Vietnam, setir mobil berada di sebelah kiri, berbeda dengan Indonesia.

Selama perjalanan, mereka tergabung dalam komunitas Campervan Indonesia. Dari komunitas inilah mereka diberi kontak orang-orang yang bisa membantu di negara-negara yang dituju. Sesama anggota komunitas sering menyambut dan mengajak camping bersama ketika mereka singgah di suatu daerah.

Tentu perjalanan panjang tak selalu mulus. Jalan rusak di Nias membuat mereka harus memutar jauh. Kadang mobil mogok atau ban bocor. Tapi Faisal dan Indriati tak pernah menemui gangguan serius dari orang lain. ”Justru di jalan banyak orang baik. Itu yang bikin kami ketagihan,” ucapnya.

Bertemu Orang Baik

Bagi Faisal, Indonesia terlalu indah untuk dilewatkan. Dan pengalaman paling berkesan bukan hanya soal alam, tapi juga manusia.

”Silaturahmi. Bertemu orang-orang baru, atau ketemu teman lama di tempat tak terduga, itu yang tak terlupakan,” papar mantan karyawan Bank Indonesia itu.

| Baca Juga : Nicole Tung, Pemenang Carmignac Photojournalism Award 2025

Sepanjang perjalanan, Faisal ebrsyukur mobil Toyota Voxy keluaran tahun 2022 itu tak mengalami  masalah berarti. Ia mengaku tak pernah mengalami kebocoran ban, malah ban serep tak pernah ia gunakan selama perjalanan.

Satu-satunya kendala mobil yang ditemui hanya masalah aki. Itu pun karena usia akinya lewat 3 tahun dan memang seharunya sudah diganti.

”Di Laos sudah bermasalah klaksonnya, mereka saranin ganti aki, tapi nggak saya turutin. Sampai Thailand di Chiangmai itu kan pegunungan, saya start mobilnya nggak mau nyala. Ternyata akinya kena,” katanya.

Di sini Faisal dan Indriati kembali bertemu orang baik. Mereka bertemu tentara Thailand yang bersedia membantunya.

”Ada tentara ternyata dia mau bantu belikan aki. Dia ambil motornya terus bawa ke mobil saya, pasangin juga. Alhamdulillah kami selalu bertemu orang baik,” ucapnya.

| Baca Juga : Pria Terkaya ke-2 di Dunia, Larry Ellison Menikah Lagi untuk Kali Keenam

Kakek Nenek Petualang

Kini, setelah menjelajah 30 provinsi dan enam negara, pasangan ini belum ingin berhenti. Beberapa daerah di Indonesia masih menjadi daftar tujuan mereka berikutnya. Setelah itu, mereka bertekad melanjutkan perjalanan keliling Asia.

”Mimpi saya, dari Asia bisa sampai ke Mekah, lanjut keliling Eropa. Kalau Allah izinkan, mudah-mudahan bisa sekaligus naik haji. Kalau pun tidak, setidaknya kami bisa umroh,” tutur Faisal dengan mata berbinar.

Bagi banyak orang, masa pensiun identik dengan duduk tenang di rumah, bermain dengan cucu. Namun Faisal dan Indriati memilih jalannya sendiri: menjadi kakek-nenek petualang.

Setahun lebih keliling Indonesia, enam bulan lintas Asia Tenggara, tidur di pantai, memasak di mobil, hingga tertawa bersama orang-orang baru di negeri asing. Semua itu menjadi catatan hidup yang tak ternilai.

”Selama ada kesempatan, sehat dan rezeki, kami akan terus jalan,” kata Faisal.

Perjalanan ini bukan hanya tentang menjelajah alam, tetapi juga tentang merawat cinta di usia senja, mengisi hari tua dengan petualangan, dan meninggalkan jejak cerita yang kelak akan dikenang oleh anak cucu mereka.(*) 

Tags:

Leave a Reply