Tanaman kratom mungkin tidak sepopuler kopi atau teh di belahan dunia barat. Namun di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Thailand, kratom telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan budaya lokal.
Tumbuhan ini tidak hanya tumbuh subur tetapi juga menjadi salah satu komoditas penting yang menopang perekonomian banyak masyarakat lokal, terutama di wilayah Kalimantan.
Popularitas kratom yang meroket di pasar ekspor beberapa tahun terakhir membawa tanaman ini ke pusat perhatian global dan menimbulkan berbagai kontroversi yang sering kali dibandingkan dengan substansi narkotika.
Kratom, dengan nama ilmiah Mitragyna speciosa Korth, memiliki sejarah penggunaan medis tradisional yang panjang. Masyarakat di Asia Tenggara telah lama memanfaatkan daun kratom untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri kronis hingga gangguan kecemasan.
| Baca Juga: Kenali Beragam Titik Refleksi Kaki, Bisa Redakan Stres
Meskipun penggunaannya secara medis telah diakui secara luas di komunitas lokal, penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk memahami manfaat kesehatan spesifik dan dosis yang tepat.
Upaya untuk mengeksplorasi potensi kratom ini mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia, dengan Presiden Jokowi memerintahkan lembaga-lembaga seperti Kementerian Kesehatan, BRIN, dan BPOM untuk menyelidiki lebih dalam.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan serius ingin memaksimalkan potensi dagang tanaman kratom Indonesia. Bahkan pada Kamis (20/6) kemarin, Jokowi sempat menggelar rapat bersama sejumlah menteri ekonomi Kabinet Indonesia Maju untuk membahas rencana ekspor komoditas itu.
Menyingkap Fakta-fakta Menarik tentang Kratom
Berikut adalah delapan fakta menarik tentang tanaman kratom yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
1. Identitas Tanaman Kratom

(Foto: Flickr/Ahmad Fuad Bin Morad)
Kratom adalah anggota keluarga Rubiaceae, sekeluarga dengan tanaman kopi. Pohon ini memiliki batang lurus dan kulit berwarna abu-abu kecoklatan, dengan daun yang berwarna hijau atau coklat kemerahan. Biasanya, kratom tumbuh di dekat aliran sungai pada tanah alluvial yang kaya bahan organik.
Di daerah Kapuas Hulu, kratom sering ditanam di halaman rumah untuk kebutuhan pribadi, sementara budidaya skala besar dilakukan di lahan dekat sungai.
| Baca Juga: Hati-Hati, Stress dan Kafein Bisa Ganggu Irama Jantung
2. Senyawa Alkaloid yang Berharga

(Foto: Adobe Stock)
Daun kratom mengandung berbagai senyawa alkaloid dengan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Senyawa seperti mitragynine yang memiliki efek 13 kali lebih kuat daripada morfin, serta 7-hydroxymitragynine yang efektif sebagai analgesik.
Alkaloid lain seperti speciociliatine dan mitraphylline juga memiliki sifat terapeutik yang menjanjikan, dari meningkatkan energi hingga meredakan nyeri dan peradangan.
3. Ciri-ciri Khas Kratom

(Foto: PRIVATE COUNSELLING)
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), tanaman kratom memiliki beberapa ciri khas yang mencolok yakni daun berlapis lilin yang mengkilap, warna hijau tua, dan tulang daun kemerahan. Bunga kratom berbentuk bulat berwarna kuning, dan pohon ini dapat tumbuh hingga ketinggian 15 meter dengan cabang yang menyebar luas.
| Baca Juga: Sederet Manfaat Kunyit, Bisa Meringankan Gejala Depresi
4. Meningkatkan Mood dan Potensi Antidepresan
Kratom terkenal akan kemampuannya dalam meningkatkan suasana hati. Beberapa masyarakat menggunakan kratom untuk membantu mengurangi gejala kecanduan opioid, serta potensi antidepresannya yang mampu menurunkan kadar kortikosteron, hormon yang berkaitan dengan stres dan depresi.
5. Efektivitas Sebagai Pereda Nyeri
Tiga varietas kratom utama, yaitu vena putih, vena hijau, dan vena merah, dikenal efektif untuk meredakan nyeri kronis. Senyawa 7-hidroksi mitraginin dalam daun kratom berinteraksi dengan reseptor opioid dalam tubuh, memberikan efek analgesik yang kuat namun lebih selektif dan dengan efek samping yang lebih ringan dibandingkan opioid konvensional.
6. Risiko Efek Samping
Meskipun penggunaan kratom dalam dosis kecil jarang menimbulkan dampak signifikan, dosis besar dapat menyebabkan efek samping seperti mual, sembelit, keringat berlebihan, gatal, pusing, mulut kering, hingga halusinasi dan kejang. Konsumsi berlebihan bahkan bisa mengakibatkan kerusakan hati dan efek jangka panjang seperti penurunan berat badan dan sembelit kronis.
7. Efek Memabukkan dan Potensi Ketergantungan
Kratom memang memiliki potensi memabukkan, terutama pada dosis tinggi. Efek psikoaktif dari mitragynine dapat menyebabkan perasaan euforia dan relaksasi, yang meningkatkan risiko ketergantungan psikologis jika digunakan secara berlebihan.
| Baca Juga: Manfaat Minum Kopi, Tingkatkan Kualitas Tidur Lansia
8. Beragam Cara Mengolah Kratom

(Foto: Adobe Stock)
Daun kratom dapat dikonsumsi dalam berbagai cara sesuai preferensi pengguna. Mulai dari mengunyah langsung daunnya, menggerus menjadi bubuk, menyeduh menjadi teh, mengasap, hingga mengolahnya menjadi suplemen dalam bentuk pil atau kapsul. Setiap metode memiliki kelebihan tersendiri, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk memilih cara yang paling nyaman dan efektif bagi mereka.
Tanaman kratom adalah bagian dari warisan budaya dan ekonomi di Asia Tenggara. Sementara manfaat kesehatan tradisionalnya telah dikenal luas, penting bagi penelitian ilmiah untuk terus menggali potensi medis dan risiko yang mungkin ditimbulkannya. (*)
Tags:Apakah Kratom Termasuk Narkoba Bahaya Tanaman Kratom Bentuk Pohon Kratom Ciri-Ciri Tanaman Kratom Daun Kratom Efek Kratom Fakta Tanaman Kratom Kandungan Tanaman Kratom Khasiat Kratom Kratom Manfaat Tanaman Kratom Pohon Kratom Tanaman Kratom