Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jatim menggelar acara Silaturahmi Bersama Mualaf Tionghoa Jatim di Resto Nine, Surabaya pada Senin (24/3).
Dengan mengusung tema ‘Islam Indah, Islam Mudah’, kegiatan tersebut menjadi wadah berbagi pengalaman spiritual sekaligus memperkuat kebersamaan. Dihadiri puluhan mualaf serta para tokoh penting dari kedua organisasi.
Ketua Umum YHMCHI, H. Abdullah Nurawi, menyoroti pentingnya membangun komunitas yang solid bagi para mualaf.
“Kami ingin memastikan para mualaf tidak merasa sendirian dalam perjalanan spiritual mereka. Kami mendampingi mereka dari segi akidah, akhlak, hingga kehidupan sosial agar tetap berada di jalan yang benar,” jelasnya.
| Baca Juga: Lumpuh Total, Hanya Bisa Kedip Tapi Sukses Raih Gelar Master (S2)
Nurawi juga menekankan bahwa para mualaf memiliki latar belakang yang beragam dan datang dengan motivasi berbeda. Oleh karena itu, YHMCHI memberikan pembinaan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
“Jika mereka ingin berdakwah, kami bantu menjadi pendakwah yang baik. Jika mereka tertarik pada ekonomi, kami arahkan menjadi pengusaha Muslim sejati,” tambahnya.

Dialog santai dalam acara Silaturahmi bersama Mualaf Tionghoa Jatim. (Foto: Ikhsan/Nyata)
Dalam sesi dialog santai, Ketua LP2M UINSA Surabaya, Dr. H. Moh. Syaeful Bahar, M.Si, menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang membawa kemudahan dan ketenangan.
“Keindahan Islam terletak pada kemudahan. Mudah mendapatkan pahala dengan berbagi kebaikan kepada orang lain. Mudah pula mendapatkan dosa, jika membuat orang kecewa atau marah,” tuturnya.
Narasumber lain, Ketua Dewan Kehormatan YHMCHI sekaligus pemilik PT. Motasa Indonesia, H. M. Thaib Sangaji, membagikan kunci sukses dalam berbisnis sebagai Muslim.
“Dua hal utama dalam bisnis Islam adalah amanah dan kapabilitas. Kejujuran berujung pada kepercayaan, dan kapabilitas memastikan bisnis berjalan dengan baik,” paparnya.
| Baca Juga: Curhat Para Ibu Korban Parental Abduction: Jalan Panjang Demi Bertemu Anak

Pembagian zakat mal kepada para mualaf. (Foto: Ikhsan/Nyata)
Acara ditutup dengan pembagian zakat mal kepada para mualaf sebagai bentuk dukungan sosial dan ekonomi.
Ketua PITI Jatim, H. Haryanto Satryo, mengatakan komunitas ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memperdalam Islam. “Kami bukan komunitas eksklusif. Kami merangkul semua Muslim yang ingin belajar dan berkembang bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu dari puluhan mualaf yang hadir, Dian Selomita mengakui perjalanan menjadi mualaf bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan dukungan komunitas, ia merasa lebih kuat.
“Silaturahmi seperti ini sangat berarti bagi kami. Saya tidak merasa sendiri dalam menjalani hidup sebagai Muslim,” ujar wanita 45 tahun yang masuk Islam tiga tahun lalu.
Dian mengungkapkan bahwa keputusan memeluk Islam didasari oleh anaknya yang sejak kecil telah menjadi Muslim. “Awalnya, saya mengalami pergulatan batin. Keluarga menentang pernikahan saya (penganut Katolik) dengan seorang Muslim. Suami saya bahkan berpindah agama mengikuti saya. Namun, anak kami sejak kecil tetap menjadi Muslim. Setelah suami meninggal, saya mulai memahami Islam lebih dalam dan akhirnya memilih menjadi Muslimah,” tuturnya. (*)
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggu, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace.
Tags:Islam Indah Islam Mudah Islam Tionghoa Mualaf Tionghoa Jatim Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI Jatim Silaturahmi Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia YHMCHI