Memang, penyebab paling dominan seseorang bisa mengalami mata minus adalah faktor genetik. Namun, belakangan ini juga dipengaruhi lifestyle. Apalagi anak-anak zaman sekarang sering terpapar gadget.
| Baca Juga : Seminggu Tidak Dicuci, Sarung Bantal Bisa Picu Penyakit Ini
“Anak-anak sekarang tidak bisa lepas dari gadget. Jarang sekali aktivitas keluar. Itu yang membuat minusnya jadi cepat bertambah,” ucap dr. Vivin.
Oleh karena itu, orangtua harus memperhatikan betul penggunaan gadget pada anak. Pastikan anak tidak menatap layar dalam jarak terlalu dekat. Setidaknya beri jarak 50-70 cm.
Terapkan aturan 20-20-20. Setiap 20 menit, berhenti sejenak dan lihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Aturan-aturan tersebut bukan hanya berlaku pada anak, tapi juga orang dewasa.
Selain itu, dr. Vivin juga meminta kepada orangtua yang anaknya mengalami mata minus sejak kecil untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun. Gunanya agar mengetahui pertambahan minus, sehingga bisa diberikan kacamata dengan ukuran yang sesuai.
“Semakin anak tumbuh besar, bola matanya juga semakin besar. Minusnya pun bisa ikut membesar. Itu wajar,” jelas dr. Vivin.
| Baca Juga : Mengenal Panic Attack: Mendadak Terkenal Bisa Jadi Pemicu
Dia juga menyinggung soal mitos, kacamata kalau semakin sering dipakai justru membuat minus bertambah.
“Justru kalau nggak pakai kacamata, anak bisa mengalami mata malas karena tidak terbiasa melihat dengan normal,” paparnya.
Mata malas atau ambliopia adalah gangguan penglihatan akibat otak tidak menerima rangsangan atau sinyal yang normal dari mata. Kondisi itu bisa disembuhkan jika ditangani sedini mungkin. “Tapi kalau anak sudah dewasa, sudah nggak bisa diobati,” tutur dr. Vivin. (*)
Tags:Ablasio Retina