By: Farah Yumna
24 August 2025

Ablasio retina bisa terjadi kepada siapa pun dan umur berapa pun, termasuk anak-anak. Kondisi itu bisa terjadi karena retina terlepas. Ibarat wallpaper yang terlepas dinding.

Padahal, retina merupakan salah satu bagian penting pada mata. Jaringan tipis yang menempel pada dinding bagian belakang mata itu berfungsi menangkap cahaya, mengubahnya menjadi sinyal listrik, kemudian mengirimkan informasi visual ke otak untuk diubah menjadi gambar yang kita lihat.

dr. Noviana Kurniasari Vivin, Sp.M, dokter spesialis vitreo-retina RS Mata Undaan Surabaya, menjelaskan bahwa saat retina terlepas, maka fungsinya jadi tidak sempurna lagi.

“Retina itu ada berlapis-lapis. Saat retina itu lepas dari dinding bola mata, fungsinya pun jadi tidak sempurna lagi,” ujar dokter yang akrab dipanggil Vivin itu saat ditemui Nyata.

| Baca Juga : Mata Kering Bisa Jadi Alarm Awal Autoimun

Saat terjadi ablasio retina, pasien akan mengeluhkan gejala penurunan penglihatan. Seperti muncul floaters, yakni bayangan hitam yang melayang, atau kilatan cahaya. “Ada yang bilang bayangannya seperti bintik-bintik atau rambut-rambut,” kata dr. Vivin.

Namun, jika kondisi retina yang lepas semakin luas, maka semakin menurun juga penglihatan pasien. Pandangan menjadi tertutup sebagian, seperti tertutup tirai. Ada juga yang hanya bisa melihat jelas dari satu sisi tertentu.

Jika gejala seperti itu terus dibiarkan, maka area retina yang terlepas akan semakin luas dan bisa berujung pada kebutaan. “Retina kalau terlepas, dia tidak bisa mendapatkan nutrisi. Akhirnya sel-selnya mati dan tidak berfungsi lagi,” jelas dr. Vivin.

Ablasio retina sering kali dikaitkan dengan orang-orang yang matanya minus. Namun, tidak semua mata minus berisiko tinggi mengalami ablasio retina. Mereka yang memiliki minus lebih dari -3 harus lebih waspada.

| Baca Juga : Berkaca dari Dewi Yull, Lakukan Kebiasaan ini Agar Terhindar Ablasio Retina

Perlu pemeriksaan setidaknya satu tahun sekali untuk memastikan tidak ada masalah pada retina. Perlu diketahui, semakin tinggi minus, maka bola mata akan menjadi semakin lonjong. Hal itu membuat retina ikut meregang dan bisa menyebabkan robekan, lalu terlepas.

Proses pemeriksaan retina oleh dr. Vivin. Foto: Dok. Farah/Nyata

Proses pemeriksaan retina oleh dr. Vivin. Foto: Dok. Farah/Nyata

Tags:

Leave a Reply