Bocah bernama Rayyan Arkan Dhika mendadak viral. Pelajar kelas lima SD Negeri 014 Pintu Gohang Kari, Kuasing, Sengingi, Riau itu jadi perbincangan setelah aksinya menari di haluan perahu panjang, mencuri perhatian dunia.
Video aksinya yang dibuat content creator Ozi Alexander dan diunggah ke media sosial dilihat banyak orang di dunia maya. Rayyan Arkan Dhika pun disebut sebagai Bocah Pacu Jalur.
Sebenarnya Dhika, demikian Rayyan biasa disapa, bukan satu-satunya untuk aksi itu. Ada sekitar 200-an anak. ”Ya mungkin ini rezekinya Dhika,” kata Ozi kepada Nyata, Selasa (22/7) lalu.
Dhika menari di haluan perahu panjang yang dikayuh 30 hingga 40 pendayung. Kegiatan tradisional di Riau itu kemudian dikenal dengan nama Balap Perahu Pacu Jalur Aura Farming. Dhika menjadi tukang tari, sebutan penari oleh masyarakat Singiangi.
| Baca Juga : Penyanyi Backsound ‘Aura Farming’ akan Tampil di Festival Pacu Jalur Riau
Untuk menjadi tukang tari, seseorang harus bisa berenang, menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mudah terlempar dari perahu dalam setiap lomba. Ia bebas menari sebagai bentuk ekspresi yang paling ia sukai.
Biasa Saja
Meski kini sudah jadi perbincangan di mana-mana, Dhika tidak menunjukkan kebanggaan berlebihan. ”Yang aku rasakan, biasa-biasa saja. Tapi aku senang banget,” ucap Dhika di sela syuting petualangan Si Bolang di kampungnya.
Ibunda Dhika, Rani, menyebutkan, secara pribadi, kehidupan putranya tidak berubah. Sehari-hari tetap bermain bersama teman-temannya. Namun Rani menyadari, Dhika kini sudah jadi milik masyarakat Kaunsing. ”Kami merasa tersanjung. Kami merasa ini sesuatu yang luar biasa,” ungkap Rani.
Dhika kini dipercaya sebagai Duta Pariwisata Riau. Jadwalnya padat. Setiap hari harus menghadiri undangan di Riau. Ia juga bolak-balik ke Jakarta mengisi beberapa acara televisi. Beruntung semua kegiatan itu dilakukan saat libur sekolah.
| Baca Juga : Travis Kelce Ikut Tren Aura Farming Penari Pacu Jalur Riau
Berkat viral, Dhika kini juga tidak pemalu. Dulu jika di hadapan banyak orang, bicara seperlunya, kini makin percaya diri. Ia sudah bisa mengenalkan diri jika bertemu orang yang baru dikenal.
”Dhika ini sebenarnya pendiam. Beda dengan kakak dan adiknya yang ceria. Ia juga tidak tertarik dunia renang atau tari. Ia lebih suka bermain sepakbola. Yang suka tukang tari di Pacu Jalur itu kakaknya dan Dhika tidak ingin meniru kakaknya,” kata Rani.
Awalnya Diragukan
Namun akhirnya ketika kelas tiga SD, anak ke dua dari tiga bersaudara itu berubah pikiran. Tiba-tiba ia ingin menjadi tukang tari. Rani dan suaminya, Jupriono pun menyambut gembira. Tapi ada masalah. Sebagai tukang tari, harus bisa berenang. Sementara Dhika tidak bisa.
”Kami ragu, apa iya Dhika bisa berenang. Kami nggak pernah lihat bermain di sungai. Tapi Dhika berkata, ia bisa berenang, karena setiap hari berenang di kampung tetangga,” tutur Rani.
Dhika pun membuktikannya. Ia dengan lincah menari dan bisa menjaga keseimbangan di haluan perahu dalam kecepatan tinggi. Ia pun memiliki gerakan sendiri untuk tariannya. Yaitu tangan diputar atau dikipas bahkan ada gerakan menembak jika perahunya hampir mendekati garis finish.
| Baca Juga : 7 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Sambut Bulan Ramadan
Gerakan itu membuat para pegiat media sosial di Singingi, tertarik. Dhika dibina untuk fokus melakukan gerakan gerakan yang indah. Setelah latihan, pegiat jalur media sosial khususnya pariwisata mengambil beberapa video dan diunggah media sosial. Video lomba jalur itu dibuat senatural mungkin.
Tujuannya untuk mendatangkan wisawatan, memuaskan penonton yang datang menikmati dari pinggir sungai.
”Video itu sebenarnya dibuat tahun lalu. Tapi mungkin waktu itu belum banyak yang tertarik. Tahu-tahu bulan ini jadi viral,” ungkap Rani. Diharapkan Rani, setelah ini pacu jalur akan mendunia, sehingga Kuansing bisa didatangi banyak wisatawan.
Ucapan Terbukti
Asyiknya Dhika, ia tetap menjadi diri sendiri. Dengan gayanya sendiri. Meski ia berulang kali disarankan agar menari lebih heboh. Namun ia tidak tertarik. Dhika lebih senang gerakan yang indah dan alami.
| Baca Juga : Gunung Semeru Erupsi 4 Kali, Waspada Lahar Dingin
”Kita pernah bilang, ’Dik, gerakannya kurang heboh. Nanti goyang begini, begini. Tapi dia diam saja,” kata Rani.
Kakaknya pernah menunjukkan beberapa gerakan, Dhika tidak merespon. Malah dia balik menantang. ”Biar saja, nanti aku lebih viral. Dan ternyata ucapannya terbukti. Sekarang saya baru ingat ucapan itu,” kenang Rani.
Rani benar-benar mengucap syukur, berkat viralnya Dhika di haluan perahu Pacu Jalur, menjadi berkah bukan hanya untuk keluarga, juga masyarakat Kaunsing.
”Dengan cara ini, Tuhan angkat keluarga. Semua berubah dan tetap bersyukur. Berkah bukan hanya Dhika, tapi banyak orang. Karena banyak yang akhirnya datang ke sini,” kata ibu tiga anak itu. (*)
Kisah selengkapnya bisa dibaca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2816, Minggu ke IV Juli 2025
Tags:Aura Farming Dhika pacu jalur Pacu Jalur Riau Rayyan Arkan Dhika