Pesawat Singapore Airlines Boeing 777-300, sukses lepas landas dari Bandara Heathrow London, pada Senin (20/5) lalu. Meski mengawali perjalanannya dengan lancar, tetapi pesawat ini sempat mengalami turbulensi hebat saat terbang di atas Teluk Benggala. Yang letaknya di antara benua India dan Semenanjung Malaya.

Pesawat dengan rute London ke Singapura itu membawa penumpang sebanyak 211 orang. Saat itu, pesawat hanya terisi tiga perempatnya saja. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang berkuliah di London, warga Inggris yang ingin berlibur, atau karyawan yang sedang bertugas ke luar negeri.

Meski mereka kemiliki latar belakang yang berbeda-beda, tetapi ketika di atas langit, tujuan mereka sama. Yaitu selamat sampai tujuan.

Penerbangan SQ321 yang melaju di atas ketinggian 37.000 kaki itu tercatat dalam data pelacakan, bila pesawat mengalami penurunan yang tajam, hampir ratusan kaki, sebelum akhirnya berhasil naik kembali. Kejadian mengerikan ini terjadi sekitar satu menit.

Baca Juga: Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang, Tiga Korban Tewas

Kacaunya kabin pesawat Singapore Airline SQ321 setelah mengalami pendaratan darurat. Foto: Dok.Reuters

https://www.tiktok.com/@exploreaustralia7003/video/7371854314299460882?_t=8madFGNTFrs&_r=1

Kemudian, selama tiga sampai lima menit berikutnya, pesawat berguncang dengan kerasnya. Dilansir dari The New York Times, seorang mahasiswa bernama Dzafran asal Kuala Lumpur, Malaysia, menjelaskan detik-detik pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi.

“Siapa pun yang tidak mengenakan sabuk pengaman, mereka akan terlempar ke udara di dalam kabin. Dalam sekejap, mereka (penumpang) menghantam langit-langit kabin dan jatuh kembali ke lantai,” kata Dzafran Azmir.

“Kemudian guncangannya semakin meningkat, seperti perasaan naik roller coaster, naik ke puncak, dan tiba-tiba turun dengan sangat dramatis,” kenangnya.

Tas yang ia bawa di pangkuannya, terbang entah ke mana. Sementara ponselnya terlempar sampai di ujung lorong. Masker oksigen tiba-tiba berjatuhan dari atas kepala, yang membuat Dzafran tak bisa mengendalikan ketakutannya.

Dzafran sendiri tak terluka dalam insiden ini, tetapi penumpang lainnya mengalami cidera bahkan sampai membuat kepala mereka berdarah.

Baca Juga: Pesawat Boeing Senegal Air Tergelincir saat Lepas Landas, 11 Penumpang Terluka

Hal yang sama juga diceritakan oleh penumpang lain bernama Andrew Davies. Dikutip dari CNN, Andrew yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Selandia Baru itu mengungkapkan betapa dramatisnya situasi saat turbulensi terjadi.

“Pesawat terasa seperti jatuh. Mungkin hanya berlangsung beberapa detik, tapi saya ingat dengan jelas melihat sepatu, iPad, iPhone, bantal, selimut, peralatan makan, piring, dan gelas terbang di udara dan menabrak langit-langit. Pria di sebelah saya membawa secangkir kopi, dan langsung tumpah ke seluruh tubuh saya dan ia terlempar ke langit-langit,” kata Davies.

Gambar-gambar yang bertebaran di media sosial, menunjukan betapa kacaunya kabin pesawat setelah kejadian. Davies yang duduk di bagian depan pesawat, menyaksikan sendiri puluhan penumpang terluka. Termasuk seorang warga Inggris, Geoff Kitchen, yang meninggal setelah turbulensi.

“Pria itu duduk tepat di belakang saya,” katanya.

“Banyak orang yang membutuhkan pertolongan, namun kami merawat pria ini, dan saya membantu menggendongnya, mengeluarkannya dari kursi, dan kami membaringkannya di lantai agar beberapa tenaga medis bisa memberikan CPR,” jelasnya.

Usai kejadian itu, pesawat Singapore Airline SQ321 segera melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, pada 21 Mei 2024.

Kementerian Transportasi Singapura sedang menyelidiki insiden ini, dan mengatakan bahwa mereka telah menghubungi rekan-rekan mereka di Thailand dan akan mengirimkan para penyelidik ke Bangkok. (*)

Tags:

Leave a Reply