Baca Juga: Pesawat Boeing Senegal Air Tergelincir saat Lepas Landas, 11 Penumpang Terluka

Hal yang sama juga diceritakan oleh penumpang lain bernama Andrew Davies. Dikutip dari CNN, Andrew yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Selandia Baru itu mengungkapkan betapa dramatisnya situasi saat turbulensi terjadi.

“Pesawat terasa seperti jatuh. Mungkin hanya berlangsung beberapa detik, tapi saya ingat dengan jelas melihat sepatu, iPad, iPhone, bantal, selimut, peralatan makan, piring, dan gelas terbang di udara dan menabrak langit-langit. Pria di sebelah saya membawa secangkir kopi, dan langsung tumpah ke seluruh tubuh saya dan ia terlempar ke langit-langit,” kata Davies.

Gambar-gambar yang bertebaran di media sosial, menunjukan betapa kacaunya kabin pesawat setelah kejadian. Davies yang duduk di bagian depan pesawat, menyaksikan sendiri puluhan penumpang terluka. Termasuk seorang warga Inggris, Geoff Kitchen, yang meninggal setelah turbulensi.

“Pria itu duduk tepat di belakang saya,” katanya.

“Banyak orang yang membutuhkan pertolongan, namun kami merawat pria ini, dan saya membantu menggendongnya, mengeluarkannya dari kursi, dan kami membaringkannya di lantai agar beberapa tenaga medis bisa memberikan CPR,” jelasnya.

Usai kejadian itu, pesawat Singapore Airline SQ321 segera melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, pada 21 Mei 2024.

Kementerian Transportasi Singapura sedang menyelidiki insiden ini, dan mengatakan bahwa mereka telah menghubungi rekan-rekan mereka di Thailand dan akan mengirimkan para penyelidik ke Bangkok. (*)

Tags:

Leave a Reply