Hujan lebat dalam beberapa hari terakhir membuat Provinsi Guangdong, Cina dilanda banjir. Akibatnya, Empat warga dilaporkan tewas dan sepuluh orang lainnya menghilang dalam peristiwa ini.
Tak hanya itu, puluhan ribu warga dievakuasi dari daerah yang dilanda banjir. Menurut laporan dari kantor media lokal Xinhua, hujan lebat membuat sungai meluap dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya luapan banjir.
“Tiga kematian dilaporkan di Kota Zhaoqing sementara satu orang lainnya adalah tim penyelamat di Kota Shaoguan,” ungkap otoritas setempat.
Disebutkan, lebih dari 110.000 warga telah direlokasi di Guangdong. Dari jumlah tersebut, lebih dari 45.000 orang dievakuasi dari kota Qingyuan di utara, yang terletak di tepi Sungai Bei.
| Baca Juga: Banjir Bandang Pakistan dan Afghanistan, Telan Puluhan Korban Jiwa
Sementara upaya pencarian dan penyelamatan di daerah tersebut terus dilakukan terhadap kesepuluh orang yang dilaporkan menghilang.
Bencana ini menyebabkan penundaan jadwal penerbangan Bandara Internasional Baiyun di Guangzhou, sementara sekolah-sekolah diperintahkan untuk tutup.
Sejumlah rumah di provinsi tersebut rusak parah akibat diterjang banjir. Pihak berwenang memperkirakan kerugian ekonomi langsung sebesar hampir 140,6 juta yuan (sekitar Rp315 miliar).
The Beijiang River Basin in Guangdong suffered the fourth largest flood in history and the largest flood in April. Many towns along the coast were flooded. pic.twitter.com/jZS6zTgrU2
— Jim (@yangyubin1998) April 21, 2024
Video yang dibagikan secara online menunjukkan banjir Cina dengan aliran deras hingga mampu meruntuhkan tembok dan jembatan. Seorang pengguna Weibo mengatakan keluarganya bergegas memindahkan furnitur dari lantai pertama rumah mereka ke lantai atas.
“Hujan deras telah membanjiri separuh lantai pertama rumah kami,” tulis pengguna tersebut pada Minggu (21/4/2024) malam.
“Saya ingin tahu apakah lantai dua juga akan terendam banjir dalam semalam. Saya merasa tidak berdaya,” lanjutnya.
“Hujan seperti air terjun selama satu setengah jam di jalan raya saat saya dalam perjalanan pulang tadi malam,” kata pengguna lain di Weibo.
“Saya tidak bisa melihat jalan sama sekali,” ujarnya.
| Baca Juga: Banjir Melanda Negara Teluk: Bandara Dubai Lumpuh, 18 Orang Tewas di Oman
Sementara rekaman di media pemerintah dan online menunjukkan sebagian besar wilayah terendam banjir dan tim penyelamat mengangkut orang-orang dengan perahu penyelamat di air setinggi pinggang.
Beberapa sungai besar meluap, dan pihak berwenang memantau dengan cermat ketinggian air yang sangat tinggi.
Mereka telah memperingatkan bahwa ketinggian air sungai di utara Guangdong bisa mencapai puncak sekali dalam 100 tahun pada Senin (22/4/2024) pagi, meskipun hal ini belum terjadi pada siang hari.
Sebagian besar wilayah Guangdong merupakan bagian dari dataran rendah delta Sungai Mutiara, yang rentan terhadap banjir akibat kenaikan permukaan laut dan gelombang badai.
Delta ini merupakan basis manufaktur besar di Tiongkok dan salah satu wilayah terpadat di negara tersebut, dengan Guangdong saja yang menjadi rumah bagi sekitar 127 juta orang.
| Baca Juga: Gunung Ruang di Sitaro Meletus, Ribuan Warga Dievakuasi
Ibu kota provinsi, Guangzhou, serta kota-kota kecil Shaoguan dan Heyuan termasuk di antara yang paling parah terkena dampaknya.
Di seluruh provinsi, sekitar 1,16 juta rumah tangga kehilangan aliran listrik selama akhir pekan, namun 80 persen listriknya sudah pulih kembali pada Minggu (21/4/2024) malam.
Otoritas meteorologi Tiongkok telah memperingatkan bahwa hujan lebat akan terus berlanjut di Guangdong dan wilayah pesisir Fujian hingga setidaknya pada Selasa (23/4/2024).
Hujan dengan tingkat sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di wilayah lain di negara itu, termasuk Beijing, Tianjin, dan Heibei.
Juli lalu, ibu kota Tiongkok, Beijing, dan provinsi sekitarnya seperti Hebei dibanjiri hujan lebat dan banjir setelah serangkaian topan dari Samudra Pasifik menghantam negara tersebut.
Pada minggu itu, Beijing mengalami curah hujan terberat dalam 140 tahun terakhir. (*)
Tags:Banjir Bandang Cina Banjir Cina Banjir Provinsi Guangdong Cina Provinsi Guangdong