Sementara rekaman di media pemerintah dan online menunjukkan sebagian besar wilayah terendam banjir dan tim penyelamat mengangkut orang-orang dengan perahu penyelamat di air setinggi pinggang.
Beberapa sungai besar meluap, dan pihak berwenang memantau dengan cermat ketinggian air yang sangat tinggi.
Mereka telah memperingatkan bahwa ketinggian air sungai di utara Guangdong bisa mencapai puncak sekali dalam 100 tahun pada Senin (22/4/2024) pagi, meskipun hal ini belum terjadi pada siang hari.
Sebagian besar wilayah Guangdong merupakan bagian dari dataran rendah delta Sungai Mutiara, yang rentan terhadap banjir akibat kenaikan permukaan laut dan gelombang badai.
Delta ini merupakan basis manufaktur besar di Tiongkok dan salah satu wilayah terpadat di negara tersebut, dengan Guangdong saja yang menjadi rumah bagi sekitar 127 juta orang.
| Baca Juga: Gunung Ruang di Sitaro Meletus, Ribuan Warga Dievakuasi
Ibu kota provinsi, Guangzhou, serta kota-kota kecil Shaoguan dan Heyuan termasuk di antara yang paling parah terkena dampaknya.
Di seluruh provinsi, sekitar 1,16 juta rumah tangga kehilangan aliran listrik selama akhir pekan, namun 80 persen listriknya sudah pulih kembali pada Minggu (21/4/2024) malam.
Otoritas meteorologi Tiongkok telah memperingatkan bahwa hujan lebat akan terus berlanjut di Guangdong dan wilayah pesisir Fujian hingga setidaknya pada Selasa (23/4/2024).
Hujan dengan tingkat sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di wilayah lain di negara itu, termasuk Beijing, Tianjin, dan Heibei.
Juli lalu, ibu kota Tiongkok, Beijing, dan provinsi sekitarnya seperti Hebei dibanjiri hujan lebat dan banjir setelah serangkaian topan dari Samudra Pasifik menghantam negara tersebut.
Pada minggu itu, Beijing mengalami curah hujan terberat dalam 140 tahun terakhir. (*)
Tags:Banjir Bandang Cina Banjir Cina Banjir Provinsi Guangdong Cina Provinsi Guangdong