By: Naomi Nilawati
22 November 2025

NYATA MEDIA — Membangun rasa percaya diri pada anak bukanlah proses instan. Hal ini juga disadari betul oleh pasangan Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag dalam menerapkan pola asuh positif untuk tumbuh kembang putra mereka, Don Azaiah Jan Verhaag, yang kini berusia tiga tahun.

Keduanya menggabungkan pendekatan berbeda, mulai dari stimulasi permainan, pemberian nutrisi seimbang, hingga kebebasan mengekspresikan emosi, agar Don tumbuh menjadi anak yang kuat, percaya diri, dan sehat secara menyeluruh.

Sebagai ayah, Vincent menerapkan pola asuh yang cukup sederhana namun sangat efektif, yaitu bermain puzzle bersama Don. “Aku suka luangkan waktu untuk Don, terutama (bermain) puzzle,” ujarnya saat ditemui Nyata di kawasan Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Vincent, yang akrab disapa Papa Don, puzzle membantu menstimulasi otak anak karena mereka harus mencari potongan gambar yang tepat untuk disusun dengan rapi. “Aku acak-acakin, gimana dia caranya harus susun puzzle yang sudah aku acak-acakin,” tuturnya.

| Baca Juga: Brisia Jodie Gelar Bridal Shower Jelang Menikah dengan Jonathan Alden

Don, yang dikenal sangat aktif, sering kali tidak sabaran saat menghadapi tantangan, termasuk saat kebingungan menyusun puzzle. “Kalau nggak bisa, dia acak-acak, pasrah, maunya (main yang lain). Di situ aku support dia, ‘Tenang Don, ini memang kita harus pakai waktu dan otak. Kalau kita pelajari ini pelan-pelan, pasti bisa’,” kata pria kelahiran Bali, 29 Juli 1992 itu.

Dari dukungan moral itu, Don perlahan tumbuh lebih percaya diri menghadapi tantangan kecil sekali pun.

Tak hanya puzzle, Vincent juga menanamkan rasa percaya diri melalui kegiatan fisik, salah satunya berenang. Ia menyadari banyak orangtua khawatir membawa anak kecil masuk kolam, atau bahkan tidak nyaman ikut turun ke air.

“Anak mungkin semakin stres, takut, dan nggak percaya diri. Bagaimana caranya kita berikan dia kekuatan untuk percaya diri. Peranku sebagai orangtua adalah aku masuk ke air,” jelas ayah tiga anak itu.

| Baca Juga: Tips Makeup Elegan: Lipstik Merah Ikonik yang Tak Pernah Salah

Bagi Vincent, anak adalah pencontoh yang sangat handal. Maka ia pun memberikan teladan langsung. “Aku encourage dia lompat, aku contoh aku lompat, aku semangatin dia, ‘Papa bisa, kamu bisa’. Dia takut, aku bilang, ‘nggak apa-apa, ada Papa di sini’,” katanya.

Dengan stimulasi semacam itu, Don belajar bahwa rasa takut bisa dihadapi, langsung bersama orangtuanya.

Fondasi Percaya Diri dari Dalam

Namun pria berdarah Indonesia Belanda ini mengakui, semua stimulasi itu tidak akan optimal tanpa dukungan nutrisi yang tepat. “Tentu semua ini bisa terjadi kalau nutrisinya tepat. Kalau nutrisinya enggak ada, stimulasi juga kurang. Mau kita ngomong banyak juga enggak bakal masuk ke anak karena nutrisi kurang,” tegasnya.

Di sinilah peran Jessica Iskandar terlihat kuat. Ia memastikan Don mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang sesuai usianya, terutama selama periode emas lima tahun pertama. Menurutnya, nutrisi yang mencukupi memberikan dampak besar pada rasa percaya diri dan kesiapan anak mencoba hal baru.

“Don punya rasa percaya diri tinggi, mau coba hal baru, mau belajar banyak, punya aktivitas beragam, dan suka bersosialisasi, karena percaya dirinya terbentuk dari diri yang sehat, diri yang mampu untuk melakukan segala hal, dimulai dari nutrisi tercukupi,” ungkap Jedar, sapaan Jessica Iskandar.

| Baca Juga: Daftar Panjang Film Oscar 2026, Ada ‘KPop Demon Hunters’ dan ‘Sore’

Ia menambahkan, “Sebagai ibu, saya sering khawatir apakah nutrisi yang saya berikan sudah benar-benar mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh, bukan hanya untuk fisik dan kecerdasannya, tetapi juga untuk kesehatan dari dalam, seperti pencernaan yang sehat agar anak mampu tumbuh dengan baik serta mengelola emosi dan bersosialisasi dengan percaya diri.”

Diakui Jedar, ia merasakan sendiri bagaimana dukungan nutrisi yang tepat, membantu sang putra, Don, yang saat ini senang sekali mengeksplor hal-hal kreatif, menjadi lebih percaya diri mengekspresikan diri dan berani berinteraksi.

“Saya percaya, setiap anak punya momen bersinarnya masing-masing. Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan bekal dari dalam, lewat nutrisi yang tepat dan dukungan stimulasi, agar si Kecil tumbuh menjadi versi terbaik dari dirinya,” paparnya.

| Baca Juga: Penantian 20 Tahun, Brendan Fraser Akhirnya Buka Suara soal ‘The Mummy 4’

Bebaskan Anak Ekspresikan Emosi

Tidak hanya tubuh dan kemampuan kognitif, Jessica dan Vincent juga menekankan pentingnya kesehatan emosional. Mereka memberi Don ruang seluas-luasnya untuk mengekspresikan perasaannya.

“Don di usianya yang tiga tahun, kami sebagai orangtua memberikan dia peluang untuk mengekspresikan perasaannya. Kalau lagi enggak mood, it’s okay. Kalau lagi happy, it’s okay,” kata Vincent.

Mereka menyadari Don adalah anak aktif dan cenderung tidak sabaran. Karena itu, memahami emosinya menjadi kunci menghadapi kesehariannya.

Membiarkan anak mengekspresikan emosi, kata Vincent, membuat orangtua lebih memahami karakter si kecil. Anak pun belajar mengenali apa yang ia sukai dan tidak sukai. “Kita nggak perlu memaksa apa pun yang kita mau dan ingin, anak harus mau. Tidak,” ujar mantan presenter My Trip My Adventure itu.

| Baca Juga: Kim Do Ki Comeback, ‘Taxi Driver 3’ Cetak Rating Mengesankan!

Ia menambahkan, “Anak kalau sudah cukup cerdas, bisa mengekspresikan perasaannya, apa yang diinginkan, apa yang disukai, dan apa yang nggak disukai.”

Jessica Iskandar juga menegaskan bahwa setiap emosi Don akan selalu mereka dampingi. Mereka tidak membiarkan Don menghadapi emosinya sendirian.

“Dan itu nggak apa-apa. Tapi bagaimana caranya kita bisa melanjutkan aktivitas lagi setelah itu, enjoy lagi momen bermain dan belajar,” kata ibu dari El Barack Alexander (11), Don Azaiah Jan Verhaag (3), dan Hagia Alyara Verhaag (11 bulan) itu.

Dengan pendekatan itu, mereka percaya bahwa emosi anak bukan untuk ditekan, tetapi untuk diterima dan diarahkan. Hasil akhirnya: anak kembali menikmati aktivitas bermain dan belajar dengan lebih nyaman dan percaya diri.

Bagi Jedar dan Vincent, rasa percaya diri bukanlah satu elemen tunggal. Ia hadir dari stimulasi yang tepat, nutrisi seimbang, dan pola pengasuhan yang menerima emosi anak secara utuh. Melalui puzzle, berenang, gizi optimal, hingga kebebasan mengekspresikan perasaan, Don dibimbing untuk mengenali dirinya, menghadapi tantangan, dan tumbuh menjadi pribadi yang positif.

Pendekatan ini tidak hanya membentuk anak yang percaya diri, tetapi juga orangtua yang lebih peka dan hadir. (*)

Tags:

Leave a Reply