By: Naomi Nilawati
22 November 2025

Mereka menyadari Don adalah anak aktif dan cenderung tidak sabaran. Karena itu, memahami emosinya menjadi kunci menghadapi kesehariannya.

Membiarkan anak mengekspresikan emosi, kata Vincent, membuat orangtua lebih memahami karakter si kecil. Anak pun belajar mengenali apa yang ia sukai dan tidak sukai. “Kita nggak perlu memaksa apa pun yang kita mau dan ingin, anak harus mau. Tidak,” ujar mantan presenter My Trip My Adventure itu.

| Baca Juga: Kim Do Ki Comeback, ‘Taxi Driver 3’ Cetak Rating Mengesankan!

Ia menambahkan, “Anak kalau sudah cukup cerdas, bisa mengekspresikan perasaannya, apa yang diinginkan, apa yang disukai, dan apa yang nggak disukai.”

Jessica Iskandar juga menegaskan bahwa setiap emosi Don akan selalu mereka dampingi. Mereka tidak membiarkan Don menghadapi emosinya sendirian.

“Dan itu nggak apa-apa. Tapi bagaimana caranya kita bisa melanjutkan aktivitas lagi setelah itu, enjoy lagi momen bermain dan belajar,” kata ibu dari El Barack Alexander (11), Don Azaiah Jan Verhaag (3), dan Hagia Alyara Verhaag (11 bulan) itu.

Dengan pendekatan itu, mereka percaya bahwa emosi anak bukan untuk ditekan, tetapi untuk diterima dan diarahkan. Hasil akhirnya: anak kembali menikmati aktivitas bermain dan belajar dengan lebih nyaman dan percaya diri.

Bagi Jedar dan Vincent, rasa percaya diri bukanlah satu elemen tunggal. Ia hadir dari stimulasi yang tepat, nutrisi seimbang, dan pola pengasuhan yang menerima emosi anak secara utuh. Melalui puzzle, berenang, gizi optimal, hingga kebebasan mengekspresikan perasaan, Don dibimbing untuk mengenali dirinya, menghadapi tantangan, dan tumbuh menjadi pribadi yang positif.

Pendekatan ini tidak hanya membentuk anak yang percaya diri, tetapi juga orangtua yang lebih peka dan hadir. (*)

Tags:

Leave a Reply