NYATA MEDIA — Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober menjadi momen untuk mengenang perjuangan para santri dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Di Sidoarjo, ada dua pondok pesantren (ponpes) tertua yang telah lama menjadi pusat pendidikan dan dakwah, yakni Al Hamdaniyah dan Al Khoziny.
Usia keduanya diyakini lebih dari seabad. Al Hamdaniyah didirikan pada tahun 1787, sementara Al Khoziny ada sejak 1920.
Bertepatan dengan Hari Santri, berikut Nyata sajikan potret terkini kedua pondok yang sudah berusia ratusan tahun itu:
| Baca Juga : 7 Artis yang Pernah Jadi Santri, Ada Aura Kasih
Ponpes Al Khoziny
Kondisi bangunan Ponpes Al Khoziny yang ambruk. Foto : Azharul Hakim/Nyata
Pesantren Al Khoziny didirikan almarhum KH M. Khozin Khoiruddin. Saat ini, pondok yang berlokasi di Kecamatan Buduran itu dipimpin pengasuh generasi ketiga, KH. Abdus Salam Mujib.
Namun di tengah usianya yang panjang, pesantren tersebut baru saja menghadapi ujian berat.
Senin (29/9/2025) sore, bangunan musala asrama putra 3 lantai di kompleks pesantren ambruk.
Bangunan asrama pondok pesantren ponpes Al Khoziny. Foto : Azharul Hakim/Nyata
Insiden itu mengakibatkan ratusan santri menjadi korban, 63 di antaranya meninggal dunia.
| Baca Juga : Ponpes Al Hamdaniyah, Pesantren Tertua Saksi Sejarah Ulama Besar Nusantara
Ambruknya musala tersebut diduga karena struktur bangunan tidak mampu menahan beban yang semakin bertambah akibat penambahan lantai secara bertahap.
Bangunan asrama di samping musala juga menjadi soroan. Selain tiangnya kecil, bagian teras depan bangunan terlihat menjorok sedikit ke arah jalan pemukiman.
Ponpes Al Hamdaniyah
Jika berbicara tentang Al Khoziny, tidak bisa lepas dari sejarah dan peran Pondok Pesantren Al Hamdaniyah. Sebab, keduanya punya keterkaitan yang erat.
Almarhum KH M. Khozin Khoiruddin dulunya santri di Al Hamdaniyah. Tidak hanya itu, KH Khozin juga menantu dari anak lelaki KH Hamdani, pendiri Ponpes Al Hamdaniyah.
Kondisi terkini Ponpes Al Hamdaniya. Foto : Ikhsan/Nyata
| Baca Juga : Kisah Lora Beni, Anak Kyai Sampang yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny
Sejak 1787 Sebelum membuka Ponpes Al Khoziny, KH Khozin menjadi pengurus dan pengajar di pesantren tersebut. Beliau kemudian mendirikan ponpes baru di tanah yang diberikan sebagai hadiah untuk putranya, KH Mohammad Abbas.
Meski puluhan ribu pesantren baru telah bermunculan, kemasyhuran Al Hamdaniyah tetap terjaga.
Ponpes Al Hamdaniyah. Foto IkhsanNyata
Keaslian bangunan tetap dijaga dengan baik. Ruang-ruang santri putra masih menggunakan bangunan lama berbentuk rumah panggung berdinding anyaman dari bamboo.
Sebagian memang sudah dilapisi kayu jati untuk menjaga kekuatan struktur. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.
Tags:Al Hamdaniyah Al Khoziny Hari Santri pesantren Ponpes