By: Farah Yumna
20 November 2025

NYATA MEDIA — Di tengah gemerlap Jakarta Fashion Week (JFW) 2025, Megasari Dhali, seorang model berusia setengah abad memamerkan pesonanya di atas catwalk.

Dalam lima tahun terakhir, model berusia 58 tahun itu menjadi simbol baru dunia fashion Indonesia: bahwa keanggunan sejati tidak mengenal batas usia, dan karisma justru makin berkilau di mana waktu.

Ega, panggilan sayang Megasari Dhali, bukan hanya melenggang. Dia membawa sebuah pernyataan tegas.

Saat model-model muda dengan wajah masih polos dan langkah penuh energi memenuhi backstage, Ega hadir dengan ketenangan yang menggetarkan. Rambutnya yang telah memutih menjadi mahkota yang membedakannya.

| Baca Juga : Pengalaman Yondang ‘DBL’: Tiba-Tiba Terasa Berputar Seperti dalam Mesin Cuci

“Tahun ini tahun ketiga konsisten saya berpartisipasi di JFW,” ujar Ega saat berbincang santai di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Suaranya tenang namun penuh keyakinan, sama seperti kesan yang dia tebarkan di atas catwalk.

Perjalanannya dimulai pada 2023 ketika desainer Sean Sheila memberinya kepercayaan membawakan koleksinya.

Megasari Dhali melenggang di catwalk. Foto: Dok. Instagram @egadhali

Megasari Dhali melenggang di catwalk. Foto: Dok. Instagram @egadhali

“Saat kali pertama ditawari, yang ada dalam pikiran saya adalah: ‘Apakah saya masih sanggup?’ Setelah puluhan tahun vakum rasanya seperti memulai dari nol lagi.”

Namun keraguan itu justru menjadi bahan bakar. Penampilan pertamanya ternyata memantik perhatian banyak pihak.

Tahun berikutnya, dia kembali diundang untuk beberapa show, termasuk kembali bekerja sama dengan Sean Sheila, serta membawakan koleksi Lanivatti dan Mahija.

Yang menarik, semua ini terjadi melalui proses yang sangat organik. Tidak melalui audisi terbuka, melainkan permintaan langsung dari para desainer. Tahun 2026 ini menjadi puncak dari perjalanan tersebut.

| Baca Juga : Kecelakaan Bus Jamaah Umrah India di Dekat Madinah: 45 Tewas, 1 Selamat

Ega dipercaya membawakan empat slot pertunjukan dari label yang berbeda: Starry, St Yarra, dan Tyga.

“Prosesnya selalu melalui penunjukan langsung. Para desainer yang menghubungi manajer saya, Mas Dodo. Ini benar-benar berdasarkan kepercayaan mereka pada kemampuan saya,” jelas ibu satu anak itu.

Ega dan rambut beruban yang menjadi gaya ikonik. Foto: Dok. Instagram @egadhali

Ega dan rambut beruban yang menjadi gaya ikonik. Foto: Dok. Instagram @egadhali

Kisah kembalinya Ega ke dunia modeling layaknya cerita dongeng modern. Setelah vakum puluhan tahun yang diisi dengan karier korporat dan kehidupan keluarga, titik baliknya justru datang dari kunjungan tanpa agenda ke butik Sapto Djojokartiko—desainer yang karyanya sangat dia kagumi.

“Saya ke sana awalnya hanya ingin melihat koleksi terbaru, dan mungkin berharap bisa dapat diskon,” akunya sambil tertawa lepas. “Tapi Sapto justru menawari saya untuk ikut trunk show-nya di tahun 2022.”

| Baca Juga : Sosok YouTuber Azrealon, Pemenang Building Minecraft MrBeast Gaming 

Dari trunk show itu, segala sesuatu berjalan seperti roda yang kembali berputar. Tak lama setelah trunk show tersebut, ada tim yang menghubungi tim Sapto, Mas Dodo, untuk menanyakan tentang ‘model dengan rambut putih’ yang tampil memukau.

“Sejak itu tawaran mulai berdatangan. Saya akhirnya memutuskan untuk serius menekuni lagi dunia modeling. Mas Dodo sebagai manajer yang mengatur jadwal dan kerja sama saya.”

Perjalanan karier Ega dalam dunia modeling sebenarnya telah dimulai sejak era 80-an. Saat remaja, gadis tomboy asal Malang yang besar di Surabaya itu bergabung dengan agency modeling Know How, di usia 17 tahun.

“Dulu standarnya berbeda. Model dengan tinggi 165 cm sudah dianggap cukup, dan kami harus benar-benar mandiri,” kenangnya.

Pengalamannya di era tersebut membentuknya menjadi pribadi yang tangguh. “Kami harus bisa make-up sendiri, menata rambut sendiri, bahkan menyediakan sepatu dan aksesoris sendiri. Tidak seperti sekarang di mana semua sudah disiapkan tim,” ujarnya.

| Baca Juga : Kisah Pilu Hidup Boiyen yang Kini Dinikahi Brondong Lulusan S3

Di masa jayanya dulu, Ega kerap membawakan karya desainer-desainer legendaris seperti Biyan, Ramli, Edward Hutabarat, Iwan Tirta, hingga Ghea Panggabean.

Dia bahkan sering satu panggung dengan model-model ternama masa itu seperti Ratih Sang, Okky Asokawati, dan Chitra Yuliastuti.

Namun kemudian dia memilih untuk berhenti dan fokus pada karir korporat serta keluarga. Lalu, bagaimana cara Ega beradaptasi dengan dunia modelling yang modern?

Ditambah lagi, ia tidak pernah melakukan perawatan wajah yang intensif. Rambutnya yang beruban pun dibiarkan apa adanya karena malas ke salon. (*)

Simak kisah selengkapnya tentang Megasari Dhali dalam Tabloid Nyata Cetak Edisi 2833 Minggu ke-III November 2025.

Tags:

Leave a Reply