By: admin
20 November 2025

NYATA MEDIA — Inilah pengalaman Yondang Tubangkit. Penderita aneurisma basilar trunk, berumur 42 tahun, yang bukan perokok dan tidak kongkow dengan perokok. Bukan penderita darah tinggi, juga tidak diabetes. Tidak punya riwayat keluarga stroke, aneurisma atau kelainan pembuluh darah lainnya. Tapi kolesterolnya memang tinggi.

Selama dirawat di RSUD dr Soetomo, bapak tiga anak itu ditangani Prof Dr dr Joni dan Dr dr Iwan. Sebelumnya sempat dirawat di RS UBAYA, Surabaya.

Agar orang lain bisa lebih mewaspadai aneurisma, Wakil Direktur PT DBL Indonesia itu memilih menceritakan perjalanan sakitnya secara langsung. Dan dituangkan dalam tulisan oleh istrinya, Elfira Ahsanti Mahda yang memang penulis:

Senin, 27 Oktober 2025

Hampir pukul 11 malam, kami baru pulang dari event DBL Final Surabaya (East Java North Region). Sebelum berganti baju, saya duduk di sofa lantai sambil melihat gawai. Tiba-tiba telinga kiri saya seperti ditekan.

Dalam hitungan detik, tekanannya menguat. Lantas kepala terasa berputar-putar, sangat kencang. Saya pejamkan mata, dan menggeletak di lantai, lemas. Kepala terasa tetap berputar kuat, seperti pakaian basah dalam mesin cuci.

| Baca Juga: Kisah Penyanyi Kembar Kessler Twins Meninggal, Bunuh Diri Bersama

Rasa mual juga datang. Dan ketika kepala saya angkat, langsung muntah. Saya angkat lebih tinggi, muntah lagi, begitu terus. Ternyata itu vertigo. Baru sekali itu saya merasakannya. Tidak pernah sedikit pun ada gejala ini sebelumnya.

Saya lantas minta tolong istri untuk dipegangi. Menurut dia, keadaan saya itu berlangsung 10 menit dan tidak membaik. Dia lantas menelpon seorang rekannya yang dokter THT.

Arahan dokter itu, minum paracetamol atau pereda nyeri dan anti mual. Sayangnya, kami hanya punya paracetamol sirup karena dua dari tiga anak kami saat itu sedang demam.

Karena hingga hampir tengah malam kondisi saya tidak membaik, dokter itu menyarankan untuk ke rumah sakit. Tapi siapa yang akan membantu saya turun dari kamar, yang terletak di lantai dua.

Sehingga istri saya meminta bantuan teman-teman DBL di grup WA, yang sedang membahas pelaksanaan kompetisi DBL di Jakarta.

| Baca Juga: Kisah Cinta Tertutup Marissa Anita dan Andrew Trigg Berujung Cerai

Tiga orang teman dari DBL Arena datang dan membantu saya turun dari kamar. Sayangnya, tiap kali saya mengangkat badan, muntah. Sehingga teman-teman terpaksa memanggil ambulans 112 untuk membawa saya ke rumah sakit.

Sekitar 10 menit, ambulans datang dan saya dibawa ke RS UBAYA yang terdekat dengan rumah kami. Sejak dari kamar hingga tiba di rumah sakit, saya sudah muntah sebanyak tujuh kali.

Selasa, 28 Oktober 2025

Kami tiba di RS UBAYA pukul 00.30 WIB. Tensi saya langsung diukur: Hanya 69/48, sehingga langsung ‘digerojok’ dengan infus. Alhamdulillah, tensi saya bisa naik sehingga tak perlu masuk HCU. High Care Unit, ‘adik’nya ICU.

Dinihari itu juga serangkaian tes langsung dilakukan. Termasuk CT Scan. Menurut dokter jaga, kondisi saya aman. Sebelum adzan Subuh, saya sudah masuk ke kamar inap.

Paginya, ketika bangun, saya tidak mampu membuka mata. Apalagi terkena cahaya. Sehingga lampu kamar dimatikan, tirai jendela juga ditutup.

| Baca Juga: Kecelakaan Bus Jamaah Umrah India di Dekat Madinah: 45 Tewas, 1 Selamat

Bukan hanya itu derita saya. Ternyata saya juga tak bisa miring ke kiri, walau dalam kondsi berbaring. Bahkan melirik, apalagi menengok ke kiri pun tak bisa. Mata saya juga tak bisa fokus saat melihat tulisan, apalagi gawai.

Tubuh saya hanya bisa sedikit ditegakkan dengan menaikkan bagian kepala ranjang.

Hari masih pagi, ketika dojter spesalis syaraf datang. Dengan mata tetutup, saya diminta menggerakkan tangan, kaki dan melakukan beberapa hal lain. Alhamdulillah, saya bisa.

Menurut dokter, saya vertigo. Mungkin kecapekan. Saya bilang, saya tidak sedang capek walau tiga hari sebelumnya, saya ikut half marathon. 21 Kilometer, di Jakarta, tanpa DOMS. Itu half marathon saya yang ke empat.

Sehari setelah itu, saya masih sempat melakukan strength training ringan, dengan arahan ‘coach‘, di smartwatch saya.

| Baca Juga: Kenalkan Budaya Bali, Pesona Sanly Liu Curi Perhatian di Miss Universe 2025

Rabu, 29 Oktober 2025

Alhamdulillah. Saat bangun pagi, saya sudah bisa buka mata dan melihat terangnya lampu kamar, maupun cahaya di jendela. Secara umum, saya merasa lebih sehat dari hari sebelumnya. (…)

Baca kisah selengkapnya di Tabloid Nyata Edisi 2833, Minggu ke III, November 2025

Tags:

Leave a Reply