Home Sweet Loan menjadi salah satu film Indonesia yang tayang pada September 2024. Film yang dibintangi oleh Yunita Siregar, Derby Romero, Risty Tagor, dan Fita Anggriani itu akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, (26/9).
Menjelang penayangannya di bioskop, Visinema Pictures selaku rumah produksi Home Sweet Loan mengadakan Gala premiere pada Rabu (18/9) di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta.
Film besutan sutradara Sabrina Rochelle Kalangie itu merupakan hasil adaptasi dari novel berjudul serupa karya Almira Bastari, yang mengangkat tentang kisah kelas menengah yang tengah terjebak sandwich generation.
Film itu mengeksplorasi kehidupan Kaluna (Yunita Siregar) yang mesti menanggung beban berat. Dia mesti menghidupi finansial keluarga besarnya, sehingga tak kunjung punya tabungan yang cukup untuk mencicil rumah.
| Baca Juga: Film Horor Komedi ‘Dul Muluk Dul Malik’, Angkat Budaya Palembang
Salah satu golden scene dari film ‘Home Sweet Loan’ adalah perbincangan di meja makan. Sabrina menyiapkan adegan tersebut dengan sangat hati-hati demi mendapatkan klimaks dari drama yang sudah dibangunnya.
“Itu salah satu scene paling sulit yang pernah aku handle sebagai director. Secara teknis memang sulit, karena kita memainkan banyak emosi,” kata Sabrina saat ditemui di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan.

Para pemeran film ‘Home Sweet Loan’. (Foto: Naomi/Nyata)
Proses syuting adegan itu bahkan berlangsung lebih dari lima jam karena membutuhkan emosi dan melibatkan banyak pemain.
“Untungnya semua cast sangat fokus dan tahu ini adegan yang paling penting dari film, jadi walaupun panjang dan capek banget tapi puji Tuhan berjalan dengan lancar dan hasilnya pun aku sangat puas,” ujarnya.
| Baca Juga: Baim Wong Sebut ‘Lembayung’ Siap Tayang di Luar Negeri
Selain scene di meja makan itu, adegan yang juga sulit menurut Sabrina adalah saat Kaluna pertama kali pulang di busway dan di halte.
“Karena itu kita benar-benar shoot-nya di halte Tebet lagi jam sibuk juga. Dan kita sengaja ambil hari kerja. Karena kita ingin menangkap esensi bagaimana para pekerja itu di Jakarta itu ketika pulang, lelahnya mereka.”
“Jadi itu yang cukup menantang saat itu. Karena kita ada keterbatasan waktu juga ketika shoot. Tapi ini untuk opening sequence dan juga bagaimana kita menaruh perspektif penonton di tempat Kaluna dengan soundtrack-soundtrack hidupnya,” jelas wanita yang juga menjadi salah satu penulis naskah film tersebut.
Ia menambahkan, “Sebisa mungkin walaupun sulit waktu itu, kita mencoba memaksimalkan. Dan jujur kesempatan take-nya sedikit sekali. Termasuk juga sampai adegan ketika Kaluna akhirnya sedirian di halte. Itu jadi adegan terakhir yang harus kita shoot di halte hari itu. Beruntung banget Yunita Siregar sangat masuk ke karakter itu dan bisa menghidupkan karakter sebegitu rupa.”
Sabrina memiliki alasan tersendiri menampilkan dunia realistis dalam film ‘Home Sweet Loan’. Dia ingin penonton benar-benar merasa relevan meskipun gambarnya akan terasa kurang indah secara sinema.
“Aku ingin sampaikan di film ini adalah kehidupan yang sejujurnya gitu. Kehidupan yang mungkin buat orang lain itu tidak sinematik ya,” kata sutradara film ‘Terlalu Tampan’ dan ‘Noktah Merah Perkawinan’ itu.
| Baca Juga: 15 Tahun Hiatus, Risty Tagor Comeback di Film ‘Home Sweet Loan’
Hingga ia banyak menampilkan elemen-elemen realistis dari mulai rumah berantakan hingga padatnya transportasi umum.
“Dan walaupun tampak berantakan, walaupun tampak mendem gitu kadang rasanya. Tapi itulah dunia kita yang jalan sehari-hari, kebanyakan kita menjalaninya seperti itu,” ujar Sabrina.
Pernyataan Sabrina itu diperkuat oleh Widya Arifianti yang juga menulis naskah film bergenre drama keluarga itu.
“Ceritanya ini seperti pengalaman pribadi. Selama menulis, aku dan Sabrina seperti sesi curhat. Pernah mengalami streaming musiknya itu nggak premium, waktu lagi meeting token listrik bunyi, rumah bocor. ‘Jadi ya aku Kaluna.’ (Ceritanya) hari-hari aja. Justru banyak menggali kedalaman apa sih sebenarnya luka-luka kita di keluarga ini. Ternyata ada hal-hal yang belum pernah kita bahas, belum pernah kita ceritakan sama orang-orang. Tetapi ternyata itu ada di dalam memori kita dan aku yakin banyak yang mengalami ini,” jelas Widya.
Ia menambahkan, “ Justru itu yang ingin kita tampilkan. Apa memori-memori yang sebenarnya tidak sempat terucapkan, tapi itu tersimpan dalam keluarga. Sebagai sandwich generation juga kita banyak mengulik dan banyak berkaca.”
Bangun Set Rumah
Sabrina banyak memainkan adegan-adegan penting di dalam set rumah milik keluarga Kaluna. Rumah tersebut cukup kecil, tetapi dihuni oleh tiga kepala keluarga.
Dia ingin menggambarkan beratnya kehidupan seorang sandwich generation yang harus tinggal bersama anggota keluarga yang lain di dalam satu rumah yang sama.
| Baca Juga: Megan Fox dan Michele Morrone Bercinta di Film ‘Subservience’
Ketika akan membangun set rumah, Sabrina memulainya dengan bayangan sederhana. Dirinya mencoba memperkirakan kebutuhan apa saja yang bakal terjadi jika di dalam sebuah rumah ada tiga kepala rumah tangga sekaligus.
Yang terbayang di kepala Sabrina adalah suasana rumah yang sumpek. Karena memang tak seharusnya satu rumah sederhana dihuni oleh tiga kepala rumah tangga.
Dalam prosesnya, Sabrina juga banyak berdiskusi dengan penulis novel film ini, yakni Almira Bastari. Keduanya pun mencoba menggali latar belakang dan sejarah dari Kaluna dan keluarga besarnya.
Menurutnya, diskusi soal set rumah berlangsung seru. “Dari informasi latar belakang para tokoh, bayangan akan rumah mulai muncul. Dimulai dari skalanya akan sebesar apa, lalu karena ini sudah dari zaman kakek, maka mesti dipikirkan pula arsitekturnya,” ungkapnya.
Sabrina pun mengaku sempat melakukan observasi ke beberapa tempat, terutama untuk melihat kondisi rumah yang ditinggali oleh lebih dari satu kepala keluarga. Di sana, dirinya melihat beberapa barang yang ada di rumah itu milik pribadi, bukan dipakai bersama.
| Baca Juga: ‘Squid Game’ Dituding Plagiat Film India Jelang Penayangan Season 2
“Jadi, itulah kenapa kemudian di dalam rumah itu ada tiga rice cooker, tiga kulkas, dan hal-hal spesifik lainnya,” tuturnya.
Menurutnya, semua benda yang ada di rumah itu memang di set untuk ada dan memperkuat karakter. Jadi tidak sekadar ada hanya demi kelihatan sesak karena satu rumah dihuni tiga keluarga saja.
“Kalau kita kemudian merasa itu sesak, ya itulah kenyataannya. Halaman luar rumah itu aslinya luas, tetapi kemudian kita coba sempitkan agar bisa lebih sesuai,” katanya
Sabrina berharap film ‘Home Sweet Loan’ dapat menyentuh hati para penonton dengan segala kesederhanaannya. “Film ini adalah film yang sangat personal dan juga aku tunjukkan bener-bener untuk hati setiap yang nonton,” tandas Sabrina. (*)
Tags:Film Bioskop Terbaru film Indonesia Home Sweet Loan Pemeran Home Sweet Loan Sinopsis Home Sweet Loan