Penyelidikan insiden kasus penembakan calon presiden AS, Donald Trump, sampai saat ini masih bergulir. Pelakunya, Thomas Matthew Crooks diketahui tak hanya menyasar mantan Presiden AS itu.
Sebelum melakukan penembakan, Crooks diketahui telah mencari informasi seputar Putri Wales, Kate Middleton. Pencarian tersebut didapatkan FBI setelah melakukan pemeriksaan.
Temuan bukti itu didapat setelah menggeledah rumah Crooks dan menyita perangkat elektroniknya usai terjadinya penembakan Donald Trump di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu.
Pemuda berusia 20 tahun tersebut diketahui memiliki sejumlah gambar Putri Wales di ponselnya, menurut laporan dari National Public Radio.
Informasi hasil penyelidikan itu pun telah dikonfirmasi oleh seseorang yang terlibat dalam penyelidikan pada Jumat (19/7) kemarin.
| Baca Juga : Lindungi Istri-Anak, Pria Ini Tewas saat Penembakan Donald Trump
Selain mengumpulkan informasi tentang Kate Middleton dan Donald Trump, Crooks juga mencari informasi terkait Presiden Joe Biden, Direktur FBI Christopher Wray, dan Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland. Namun, hingga kini belum jelas mengapa Crooks juga tertarik pada Kate Middleton, satu-satunya non-Amerika dalam daftar pencariannya.
Dilansir dari Dailymail, FBI dan Istana Kensington menolak berkomentar mengenai perihal itu. Sebab keluarga kerajaan Inggris biasanya tidak memberikan komentar terkait masalah keamanan.
Ditambah Putri Wales hanya tampil di depan publik beberapa kali di tahun 2024. Mengingat dirinya sedang menjalani perawatan kanker.
Setelah insiden penembakan tersebut, Crooks turut diketahui mencari jadwal rapat umum Trump di Butler, Pennsylvania, di mana ia melakukan upaya pembunuhan tersebut. Selain itu, ia juga mencari jadwal Konvensi Nasional Demokrat.
| Baca Juga : Muncul di Wimbledon, Kate Middleton Terharu Dapat Standing Ovation
Atas upaya pembunuhan tersebut, keamanan Secret Service pun dipertanyakan. Direktur Secret Service, Kimberly Cheatle, sebelumnya telah dipanggil untuk memberikan kesaksian di hadapan Komite DPR AS pada 22 Juli mendatang.
Tekanan untuk mengundurkan diri atau dipecat pun harus ia hadapi.
Sebagai informasi, saat Trump menyambangi Pennsylvania, salah satu partisipan melihat seorang pria yang diduga Crooks terlihat berperilaku mencurigakan. Pria tersebut berada di dekat detektor logam keamanan.
Partisipan itu pun menginformasikan hal ini kepada Secret Service, namun tidak segera ditanggapi.
| Baca Juga : Gegara Penembakan Trump, Elon Musk Ingin Buat Baju Mirip Iron Man
Penembakan itu terjadi dari sebuah bangunan di luar perimeter rapat umum yang dijaga oleh penegak hukum setempat, bukan agen Secret Service. Meskipun ada empat tim penembak jitu yang berjaga, kejadian ini memunculkan keraguan tentang ukuran perimeter dan upaya penyapuan area sekitar.
Kini, tim kampanye Trump telah menginstruksikan staf mereka untuk menjauh dari kantor mereka di Washington dan Florida sambil menilai situasi keamanan setelah insiden ini. (*)
Tags:Buckingham Palace Donald Trump Donald Trump Ditembak Istana Buckingham Joe Biden Kampanye Donald Trump Kasus Penembakan Kate Middleton Kate Middleton Kanker Kerajaan Inggris Mantan Presiden AS Donald Trump Penembakan di Amerika Penembakan Donald Trump Secret Service Thomas Crooks Thomas Matthew Crooks US Secret Service