Kemiripan ini yang membuat banyak penyandangnya abai. Lebih-lebih gejala uveitis dapat timbul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat, dan muncul pada salah satu atau kedua mata.
Penyebab Uveitis
Menurut dr. Eka, Uveitis bukan penyakit tunggal. Penyebabnya bisa sangat beragam, seperti:
1. Infeksi:
– TBC mata (Indonesia termasuk negara endemis TB)
– Toksoplasma (dikenal sebagai “mata kena tokso”)
– Herpes zoster (cacar api)
– Sifilis
– Sitomegalovirus (CMV) – sering muncul pada pasien HIV/AIDS
– Jamur (seperti Candida)
| Baca Juga: Vino G Bastian Dihantui Lewat Kamera di Film Remake Thailand ‘Shutter’
2. Autoimun:
– Lupus, psoriasis, sarcoidosis
– Juvenile idiopathic arthritis (pada anak-anak)
– Behcet’s Disease: ditandai dengan sariawan berulang, bisa di mulut atau kelamin
– VKH (Vogt-Koyanagi-Harada): bisa menyerang pasien dengan riwayat vitiligo (bercak putih di kulit)
3. Trauma Mata: Cedera, operasi, atau benturan keras bisa memicu uveitis.
4. Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya): Sekitar 30–50% kasus uveitis di dunia tidak bisa diketahui pasti penyebabnya, bahkan setelah serangkaian tes.
Di Indonesia, uveitis dipicu dua penyebab terbanyak, penyakit infeksi sistemik (misalnya tuberkulosis dan toksoplasma) serta autoimun. Lebih mengkhawatirkan lagi, studi mendapati bahwa 48–70% kasus uveitis tergolong idiopatik, alias tidak diketahui penyebab pastinya.
| Baca Juga: Padel Jadi Tren Olahraga Baru, Apa Sih Istimewanya?
Kenapa Uveitis Berbahaya?
Ditegaskan dr. Eka, Uveitis ini berbahaya. Karena jika tidak ditangani dengan cepat, ia bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, bahkan kebutaan permanen.
Tags:Kurang Tidur Mata Merah Uveitis