Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita sukses mencatat sejarah sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang berhasil melakukan operasi jantung menggunakan teknologi robotik.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang turut menyaksikan tindakan bersejarah itu, mengatakan bahwa penggunaan teknologi robotik dalam operasi jantung menghadirkan keunggulan yang signifikan dibandingkan metode konvensional.
Keunggulan metode robotik itu terletak pada kemampuan untuk melakukan bedah minimal invasif, dengan sayatan yang lebih kecil dan lebih akurat selama prosedur dibandingkan metode konvensional.
| Baca Juga : Diduga Jual Berlian Palsu, Reza Artamevia Dituntut Kembalikan Rp 18,5 Miliar
Dengan teknologi robotik, dokter dapat lebih mudah mengakses area jantung yang sulit dijangkau, yang sebelumnya membutuhkan prosedur bedah terbuka.
“Dengan teknologi baru ini, lebih baik untuk pasien karena dadanya tidak perlu dibuka, karena mereka sepenuhnya pakai teknik endoskopi. Dengan begitu, recovery-nya lebih cepat, 2-3 hari sudah bisa pulang ke rumah. Kalau sebelumnya kan, 5 sampai 7 hari. Selain itu, tindakannya juga lebih cepat karena dadanya kan tidak perlu dibuka, sehingga waktu tunggu pasien nanti juga lebih cepat,” kata Budi Gunadi.
Selain unggul dari sisi tindakan dan waktu, tambah Budi Gunadi, biaya tindakan dengan teknologi robotik itu lebih murah daripada metode konvensional.
| Baca Juga : Lansia di Surabaya Bacok Adik dan Keponakan Gegara Warisan
Alhasil, tindakan dengan robotik ini akan diajukan agar dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan pada masa mendatang.
Operasi jantung metode robotik ini dipimpin oleh Dr. dr. Dudy Hanafy, Sp.BTKV, Subsp. JD (K), MARS dengan proctor dokter asal India, yang memiliki pengalaman dalam bidang operasi robotik dan minimal invasif di Amerika Serikat, serta pendiri Alliance Hospital di Texas Barat.
Operasi dilakukan pada Rabu, 13 November 2024, kepada 3 pasien jantung. Pasien pertama dengan kasus bypass jantung koroner secara total (TECAB), pasien kedua dengan kasus katup mitral, dan pasien ketiga dengan kasus lubang ASD.
| Baca Juga : Mike Tyson Tumbang, Drake Kalah Taruhan Senilai Rp 5 Miliar
Dudy menegaskan bahwa seluruh pasien dalam kondisi sadar dan stabil serta sudah dapat beraktivitas seperti biasa.
Menurutnya, operasi jantung dengan teknologi robotik tidak hanya mempercepat pemulihan pasien jantung, tetapi juga menurunkan tingkat kesakitan akibat tindakan konvensional.
Jika pasien jantung dengan tindakan konvensional membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan untuk dapat melakukan pergerakan yang berat. Maka, dengan metode robotik, pasien sudah dapat beraktivitas seperti biasa satu minggu setelah tindakan.
“Dengan teknologi robotik ini, mempercepat kembalinya pasien dalam aktivitas kesehariannya karena tidak adanya tulang yang dibelah atau sela iga yang dilebarkan. Pasien dalam 2 atau 3 hari sudah pulang. Bahkan dalam 1 minggu, sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” terangnya. (*)
Tags:Budi Gunadi Sadikin Indonesia Menteri Kesehatan Metode robotik Operasi Bedah Operasi Jantung