By: Azharul Hakim
18 February 2025

Namun ia juga menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, interpretasi baru bisa menjadi pendekatan yang sah, selama tetap memperhatikan kesesuaian dengan visi produksi. Itu sebabnya, pemilihan aktor yang tepat menjadi faktor penting dalam kesuksesan sebuah film.

“Aktor memegang peran krusial dalam sebuah film, karena mereka adalah wajah dan jiwa dari cerita yang disampaikan. Ia harus mampu menghidupkan karakter lewat ekspresi, emosi, dan gestur yang tepat, agar penonton dapat memahami perjalanan emosional karakter dengan baik,” ujar Meilinda.

| Baca Juga : Makin Sepi, ‘A Business Proposal’ Kini Hanya Tayang di 52 Bioskop

Menurutnya, aktor yang tepat dapat membangun keterikatan emosional dengan penonton, baik dalam bentuk empati, kebencian, maupun kekaguman.

Sebaliknya, jika casting kurang sesuai, penonton bisa merasa sulit tenggelam dalam cerita, bahkan jika skenario filmnya kuat. Selain kemampuan akting, citra publik dari seorang aktor juga memengaruhi penerimaan film di pasar.

“Dalam beberapa kasus, fenomena cancel culture, kontroversi atau reputasi buruk seorang aktor dapat berdampak negatif pada penerimaan film itu di masyarakat. Hal ini menjadi pertimbangan tambahan bagi produser dalam memilih pemeran yang tidak hanya berbakat, tapi juga punya citra yang baik,” tambahnya.

Meilinda menekankan pentingnya pemahaman karakter dalam setiap produksi film, terutama karya hasil adaptasi.

| Baca Juga : 3 Film Indonesia Tembus 1 Juta Penonton, ‘A Business Proposal’ Masih Lesu

“Jika adaptasi masih terhubung dengan sumbernya, memahami versi asli membantu mempertahankan esensi karakter. Sebaliknya, jika adaptasi benar-benar ingin menghadirkan sesuatu yang baru, fleksibilitas dalam membangun karakter menjadi lebih penting daripada keterikatan pada referensi lama. Konsep adaptasi itu harus dipilih dengan baik, demi menciptakan interpretasi yang segar tanpa kehilangan daya tariknya,” imbuhnya.

Fenomena tersebut, kata Meilinda, menjadi peringatan bagi para aktor dan produser untuk lebih bijak dalam menjaga citra pribadi mereka, tak hanya di dunia nyata, tapi juga dalam dunia maya.

Sebab, opini publik bisa datang dengan sangat cepat, dan mempengaruhi citra individu serta kesuksesan sebuah karya.

Di sisi lain, Meilinda mengemukakan bahwa cancel culture menciptakan kondisi di mana ruang untuk klarifikasi atau diskusi menjadi hilang.

Tags:

Leave a Reply