Peristiwa nahas terjadi kepada bayi yang baru berusia dua bulan 28 hari dengan inisial MK. Bayi ini harus meninggal usai menjalani imunisasi di Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Ibu bayi tersebut, Deara Wulandari (27) menceritakan kronologi meninggal tak lama usai mendapat imunisasi dengan empat varian vaksin antigen sekaligus pada Selasa (11/06) lalu.

“Anak saya ketinggalan imunisasinya dari satu bulan setelah lahir belum pernah imunisasi. Jadi kata bidan disuntiknya dua, BCG dan DPT, terus yang ditetes ke mulut 2 macam. Sesudah cek suhu tubuh dikatakan normal sama bidan, lanjutlah penyuntikan,” kata Deara pada awak media di Mapolres Sukabumi Kota dikutip dari Kompas, Jumat (14/06) lalu.

| Baca Juga: Amir Harden, Anak 8 Tahun Meninggal Usai Ditembak Karena Lindungi Ibunya dari Ayah KDRT

Menurut Deara, bidan di Puskesmas tersebut tidak menanyakan maupun meminta persetujuannya sebagai orangtua ketika anaknya hendak diberikan empat vaksin antigen.

“Yang menyuntiknya itu bukan bidan, ada lagi beda orang. Bidan hanya ngasih tahu ke orang itu buat nyuntik BCG, DPT sama yang tetes ke mulut,” terang Daera.

Tak lama berselang, Deara kembali ke rumahnya dengan bayinya yang masih terlihat dalam kondisi sehat. Ketika pukul 11.00 WIB, Deara memberi bayinya sirup Parasetamol yang dianjurkan oleh bidan untuk diberikan kepada MK sebanyak 3 kali dalam sehari.

“Kata bidan kan harus minum sirup itu, 3 kali dalam sehari,” lanjut Daera.

Tidak lama kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, si bayi menangis namun secara perlahan suara anaknya tersebut kian melemah dan terlihat seperti sedang kejang.

| Baca Juga: Usai Kehilangan Anak, Kini Ibunda Angger Dimas Meninggal

Bayi tersebut tidak mau meminum ASI, dan setelah melihat itu Deara memberitahu pihak puskesmas soal keadaan bayinya.

Tidak membutuhkan waktu lama, bidan puskesmas dan seorang dokter mendatangi kediaman Deara dan melakukan penanganan pertama dengan dimasukkannya obat melalui lubang anus.

Kemudian bayinya tersebut dibawa ke rumah sakit. Ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, Deara berujar kalau kondisi bibir anaknya berubah keunguan dan kakinya terasa dingin. Sesampainya mereka di IGD RS Assyifa, bayi itu langsung ditangani oleh pihak RS.

Usai melakukan pengecekan pada dada dan oksigen, sang bayi tidak memberi respon hingga dinyatakan meninggal pada pukul 15.00 WIB.

| Baca Juga: Donny Kesuma Meninggal, Anak: Terasa Aneh Tidak Ada Papa

“Dicek dada sama oksigennya, tapi gak ada respons, sampai si anak dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.00 WIB. Dari rumah sakit, kita pulang ke rumah bersama bidan dan pihak Dinas Kesehatan,” papar Daera.

Jenazah bayi nahas tersebut langsung dikebumikan pada pukul 17.00 WIB. Sedangkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) telah dibawa oleh pihak Dinas Kesehatan dengan dalih untuk keperluan penyelidikan.

Deara mengaku kalau dia ingin mengetahui penyebab pasti meninggalnya sang anak. Dia juga berharap tidak ada hal yang ditutupi terkait kematian anaknya.

“Kalau keinginan dari keluarga kasus ini ingin tuntas, tidak ada yang ditutupi apa penyebabnya anak saya meninggal. Apa karena dari obat yang terlalu banyak masuk atau karena kelalaian bidan, atau karena obatnya kadaluarsa atau ada apa gitu. Kan kita gak paham yang paham kan dari pihak tenaga kesehatan, bidan tersebut,” tegas Daera. (*)

Tags:

Leave a Reply